Saint dan Tommy menghampiri Zee untuk memberikan selamat atas kemenangan team mereka. Saint sesaat melupakan pikiran jahat yang mengganggunya tadi dan lebih memilih untuk ikut berbahagia atas kemenangan pria yang dicintainya itu. Sedangkan Tommy sedari tadi sudah memasang wajah tidak sukanya, saat melihat seorang pria tinggi yang tersenyum padanya.
"kau datang untuk memberiku semangat ya ?" Jimmy tidak berhenti tersenyum saat melihat ekspresi wajah pria pendek dihadapannya saat ini.
"kau mau mati ?" Tommy menjawabnya dengan ketus
"selamat ya atas kemenangan kalian, aku dan Tommy ikut senang" Saint tersenyum sangat manis. Zee tidak tahan melihat senyum menggemaskan itu, kemudian dia mengacak rambut Saint penuh sayang.
"Aw, tidak bisakah kau baik seperti Saint ? wajahmu seperti ingin memakan seseorang hidup-hidup" Jimmy kembali menggoda Tommy. Tommy terlihat lucu saat sedang marah dan Jimmy menyukainya.
"ya, aku memang sedang ingin memakan seseorang hidup-hidup. Jadi perhatikan sikapmu dan tutup mulutmu"
"Kau kejam sekali pendek" Jimmy mengerucutkan bibirnya.
"Sudahlah, aku lapar. Ayo ke kantin" Zee menggenggam tangan Saint kemudian beranjak ke kantin diikuti oleh Jimmy dan Tommy serta beberapa anak lainnya.
Saint dan Tommy sedang duduk menunggu Zee dan Jimmy untuk membawakan pesanan mereka. Tidak lama kemudian Zee dan Jimmy datang, terdapat dua makanan di tangan mereka masing-masing. Zee memilih tempat duduk di samping Saint dan Jimmy memilih tempat duduk di samping Tommy. Tommy awalnya menolak untuk duduk berdekatan dengan Jimmy tapi tempat yang lain sudah terisi penuh, sehingga dia mengurungkan niatnya.
"Zee, apakah kau dan team lawan baik-baik saja? ku lihat tadi mereka marah sekali" Tommy memulai pembicaraan
"Yang seperti tadi sudah sering terjadi Tom, kau tidak perlu kuatir" Zee menanggapinya dengan santai
"kau yakin? perasaanku tidak enak"
"kau mengkhawatirkan ku ya, pendek ? aku akan baik-baik saja. kau perhatian sekali" Jimmy kembali menggoda Tommy.
"bisakah kau serius sedikit? kesabaranku hampir habis" Tommy mulai marah. Tidak, dia tidak mengkhawatirkan Zee atau pria tinggi sialan di sampingnya ini. Dia justru mengkhawatirkan Saint. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Zee, Tommy sangat yakin Saint pasti akan ikut terluka.
"Tommy benar. Apakah Zee baik-baik saja?" Saint memandang pria disampingnya dengan tatapan khawatir.
"Aku akan baik-baik saja" Zee tersenyum membuat Saint sedikit tenang.
"Kau menggemaskan sekali ya Saint" Jimmy mengulurkan tangannya untuk menepuk kepala Saint, namun langsung ditepis oleh Zee.
"Jauhkan tanganmu dari kekasihku, brengsek"
Tidak jauh dari tempat mereka duduk, seorang pria sedari tadi mendengarkan percakapan mereka. Pria itu tersenyum licik, dia mengambil ponselnya kemudian menghubungi seseorang.
"kau tau aku hanya ingin mendengar kabar baik" terdengar suara seorang pria di telepon. Suaranya terkesan dingin.
"oh, kau pasti akan sangat senang mendengar kabar dariku"
"ada apa?"
"ternyata Zee sudah memiliki kekasih dan dia terlihat sangat menyayangi kekasih imutnya itu"
"terus ? berita baiknya dimana sialan?" pria disebrang sana mulai emosi
"hey, tenanglah dulu. Apa kau tidak berpikir kalau kita bisa menggunakan kekasihnya itu untuk membuat Zee hancur ? dari apa yang ku lihat, kekasihnya itu hanyalah seorang pria yang lemah"
"Kau memang jenius, Mark. Ku serahkan semuanya padamu, kau tau aku tidak bisa apa-apa saat ini gara-gara Zee brengsek itu. Kau dan anak-anak, uruslah dia"
"kau istirahatlah saja di rumah sakit. Aku yang akan mengurusnya besok" pria bernama Mark itu tersenyum penuh kemenangan.
***
Saint sedang berusaha menyalakan mobilnya. Keningnya berkerut, ini sudah yang ke empat kalinya dia mencoba untuk menyalakan mobilnya, namun tidak berhasil. Zee melihat pria manis itu mulai kebingungan, kemudian dia mengetuk kaca mobilnya.
"ada apa dengan mobilmu?"
"mobilnya tidak bisa menyala Zee" Saint mengerucutkan bibirnya dengan lucu. Zee selalu saja tidak siap dengan ekspresi Saint yang kapan saja bisa membuatnya kehilangan kewarasannya. Zee kemudian menyentuh bibir pria imut itu.
"jangan membuat ekspresi seperti ini lagi, atau kau tidak akan pulang ke rumahmu malam ini" wajah Saint memerah setelah tau arti dari perkataan Zee barusan.
"turunlah, biar aku saja yang mengantarmu pulang. Mobilmu biarkan saja disini, aku akan mengurusnya setelah mengantarmu"
"apakah Zee tidak keberatan ? Aku bisa menghubungi supir ibuku untuk menjemputku"
"tidak perlu dan aku tidak keberatan. ku mohon pulanglah bersamaku Saint" Zee memelas. Saint tersenyum malu kemudian turun dari mobilnya dan mengikuti Zee ke parkiran tempat Zee memarkirkan mobilnya.
Zee menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah berukuran cukup besar dengan desain minimalis namun terlihat sangat elegan. Dia menoleh ke pria imut yang sedang memejamkan matanya saat ini, dia terlihat tenang, nafasnya terdengar pelan namun beraturan 'kau bahkan lebih menggemaskan saat tidur seperti ini'. Zee kemudian mendekatkan badannya dan melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di badan Saint. Setelah sabuk pengamannya berhasil lepas, Zee tetap pada posisinya dan sibuk memperhatikan Saint yang sedang tertidur. Tangannya kemudian tanpa sadar menyentuh sesuatu yang kenyal berwarna merah dan menggoda.
Saint membuka matanya saat merasakan sesuatu yang hangat menyentuh bibirnya. Pandangannya langsung bertemu dengan Zee yang mampu membuatnya membeku. Zee yang melihat Saint terbangun, menurunkan tangannya kemudian mendekatkan wajahnya untuk mencium pria imut itu. Persetan dengan apa yang akan terjadi setelah ini, Zee tidak bisa lagi menahan untuk tidak mencium anak itu. Dia tidak berhenti mencium bibir ranum itu, merasakan setiap inci bibir pria imut di sampingnya. Bagaimana bisa bibir anak ini begitu lembut dan manis. Zee kehilangan akal sehatnya saat ini, bibir Saint membuatnya candu. Saint yang mendapat serangan mendadak itu, hanya bisa mengikuti permainan Zee, badannya seperti meleleh dan ada sensasi seperti terbakar yang tidak bisa ia jelaskan. Tanpa sadar tangannya melingkar di leher Zee.
Keduanya kemudian berhenti untuk mengambil udara sebanyak yang mereka bisa untuk mengisi paru-parunya masing-masing. Zee kembali mencium bibir menggoda itu, namun kali ini hanya ciuman kecil yang singkat. Demi seluruh nafasnya, dia sangat mencintai pria imut disampingnya yang sedang memerah seperti tomat saat ini. Zee menyenderkan keningnya di lengan Saint.
"Jadilah kekasihku Saint"
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
The snowflake to my summer (ZeeSaint)
RomanceTidak ada yang bisa ku katakan lagi selain.. dia seperti kepingan salju. Dia terlihat sangat indah dan rapuh disaat yang bersamaan - Zee Aku tidak menyukai musim panas dan segala kehangatannya, tapi kehangatan yang ku rasa saat bersamanya terasa beg...