─O1

11 3 0
                                    

["terkadang, aku ingin dunia ini berhenti sebentar saja. aku hanya ingin merasakan bagaimana arti kehidupan yang seharusnya, bisakah?"]

mencuci muka adalah hal yang pertama ia lakukan sesaat setelah bangun dari kasur empuknya. dibandingkan dengan makan, Jia lebih suka mendahulukan mandi atau  memilih baju yang akan ia kenakan hari ini. hari ini hari libur, weekend, tentu saja ia tidak harus memakai seragam konyol milik sekolahnya. iya, konyol. Jia tidak suka.

ah, ngomong ngomong, mengingat hari ini hari minggu, Jia seperti nya memiliki mood yang buruk. ia benci sekali dengan hari libur, weekend, khususnya minggu. tidak akan kukatakan kenapa, kalian akan tau dengan sendirinya nanti.

Jia berjalan kearah dapur untuk sekedar memcomot roti bantal yang ada kemudian setelahnya meminum dua gelas air diikuti beberapa obat yang ia telan dalam sekali teguk. kemudian berganti baju dan sedikit memoleskan lipbalm diatas bibirnya yang pucat, dan tara! ia siap untuk berangkat di hari buruk ini.

diluar sangat ramai, mungkin karena efek dirinya telat bangun dan sempat mengabaikan alarm nya yang berbunyi beberapa kali. orang orang sudah berlalu lalang memenuhi jadwalnya masing masing, sama seperti dirinya. nah, karena itu ia sekarang berhenti di halte bus dan menunggu bus datang, sambil beberapa kali menguap atau sekedar mengetuk ngetuk jari jari kakinya sebagai alihan karena ia sangat bosan.

senyum Jia mengembang saat mengetahui bus sudah dekat dan semakin dekat. ia sudah sangat tidak sabar untuk duduk di kursi bus yang berada di samping jendela sembari mendengarkan podcast kesukaan nya.

namun, hal itu tidak berlangsung lama. mood Jia kembali turun menjadi mood level paling bawah, saat ada seseorang yang turun dari bus menabrak dirinya hingga handphonenya terjatuh.

"ah, maafkan aku."

Jia melihat dengan tatapan tidak suka nya, orang itu seperti nya baru pindah, atau ingin pindah? entahlah Jia tidak ingin peduli, tapi Jia bisa tau dilihat dari banyak nya barang bawaan orang itu.

"ya, tidak apa apa."

Jia orang yang munafik. dimulut berkata bahwa ia tidak apa apa, padahal dalam hatinya sudah mendumal mengucapkan sumpah serapah terhadap lelaki yang menabrak tadi. sumpah, ia kesal setengah mati karena handphonenya rusak akibat tabrakan tadi. tidak rusak juga sih. tapi layarnya retak, itu bisa di masuk kan ke dalam kategori rusak bukan?

kemudian Jia langsung naik ke dalam bus dan meninggalkan kerumunan disana. iya, peristiwa dirinya yang tertabrak tadi sempat menjadi perhatian orang orang yang ada disana. dan Jia risih akan hal itu.

oh tuhan, rasanya Jia ingin sekali berteriak kesal saat tau bahwa kursi yang berada di samping jendela sudah penuh semua, hanya ada beberapa kursi kosong yang berada di bagian paling belakang. Jia itu mabukan, ia akan muntah kalau sedang mabuk kendaraan. maka dari itu, ia lebih memilih untuk berdiri berpegangan dengan tiang bus dibandingkan duduk di kursi belakang itu. ia tidak mau mengambil resiko yang sangat besar.

sembari berdiri, ia mengutuk lelaki yang menabraknya tadi dengan berbagai macam sumpah serapah, memaki maki nya. kalau saja lelaki tadi tidak menabraknya, maka pasti ia akan kedapatan untuk duduk di kursi itu.

kalau kita bertemu lagi, akan kutendang kepalamu.




Jia menghentikan langkahnya sebentar, menutup kedua matanya untuk memendam emosi dan perasaan kesal yang sudah mengapung tinggi mengelilingi dirinya. kemudian menghela napasnya dalam dan melihat di sekelilingnya.

bau obat sudah mulai tercium, suara gaduh bercampur aneh mulai bisa Jia dengar, dokter dan suster serta berbagai pasien pasien terlihat berlalu lalang didepannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TeenLeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang