26.pilu

647 94 27
                                    

wp skrng makin sepi ya:/
ramein dong,tapi nanti aku balesin komen nya agak telat ya,aku mau PTS,yg lagi PTS semangat ya

***

Esok hari nya, Anneth sudah bangun pagi-pagi sekali. Namun sudah menunggu berjam-jam, Deven tak kunjung tiba di rumah nya.

Akhirnya Anneth memutuskan untuk kembali ke kamar nya dan berbaring di atas tempat tidur nya. Tadi Anneth berada di ruang makan bersama mami papi nya dengan pakaian rapi.

Mami dan papi nya tentu heran mengapa Anneth memakai pakaian rapi di rumah. Tapi Anneth memilih untuk kembali ke kamar tanpa menjawab pertanyaan orang tua nya.

Anneth menatap langit-langit kamar nya. Apa Deven membohongi nya,lagi? Tak cukup kah Deven memberikan semua harapan palsu? Apakah Deven benar-benar tak bisa di percaya? Apa salah jika Anneth mencintai Deven dengan tulus? Apa Anneth tak akan pernah mendapat balasan?

Anneth berjalan ke arah lemari nya untuk mencari baju rumahan. Ia sudah tak ada harapan untuk pergi bersama Deven hari ini.

"Neth."

Dengan cepat Anneth melempar bantal ke arah orang itu karena terkejut.

"AAAA." Teriak nya.

"Astaga Neth."

Suara itu! Anneth bodoh! Anneth bego! Kenapa gak inget itu suara siapa, memalukan. Yap, itu Deven.

"Lo ngapain sih? Main lempar aja, sakit tau gak?!" Kesal Deven.

"Lagian masuk kamar orang gak bilang-bilang, sana!" Usir Anneth.

"Lah diusir nih?"

Anneth hanya diam lalu merebahkan tubuh nya di atas kasur menatap langit-langit.

"Aku pikir kmu bohong. Aku kira kmu masih mau mainin perasaan aku. Aku kira kmu-"

"Astaga. Gua gak bermaksud Neth, tadi mobil gua mogok." Ucap Deven.

Anneth bangkit dari posisi nya lalu meletakan kembali baju yang tadi ia ambil di lemari.

"Ayo berangkat." Ajak Anneth.

"Eh tunggu! Kmu udh izin kan?" Tanya Anneth.

"Ck, udah. Kata nya gini 'ya gpp Dev, ajak aja Anneth nya,ajak jadian sekalian'." Canda Deven mengubah suara nya.

Anneth terkekeh. "Ngaco."

"Haha, kata nya boleh tapi minum obat dlu sana." Ucap Deven serius.

"Gak di ajak jadian?" Tanya Anneth.

Deven hanya mampu terdiam sambil menyibukkan diri mengambil obat Anneth. Anneth hanya mampu menghela nafas nya.

•°•

Mereka sudah tiba di pemakaman. Dari jauh samar-samar mereka melihat seorang wanita sedang berada di samping makam yang di duga adalah makam papa Deven.

"Dev itu mama kamu, ayo." Ucap Anneth.

"Neth, janji buat temenin gua ya." Ucap Deven.

H U J A N [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang