13. Deadline Kanker

35 11 14
                                    

Now playing. Echo - Every Single Day.

Jangan lupa puter lagu yang ada di mulmed. Asal kalian tau. Aku udah coba cari MV yang asli tapi gak ketemu juga😭

***

Kalau ada typo tolong diingetin..
Selamat membaca.

***

Kenapa harus aku yang ada di posisi ini? Kenapa??

***

Pagi ini hujan turun dengan derasnya, membasahi seluruh semesta dan seisinya. Memberikan kebahagiaan kepada makhluk hidup. Aroma khas hujan menguar, memenuhi indra penciuman setiap insan manusia.

Seorang gadis duduk melamun di dalam ruang rawatnya. Gadis itu menoleh ke arah jendela, kala suara hujan terdengar semakin keras, menandakan hujan bertambah deras. Matanya berkaca-kaca, hingga akhirnya pandangan matanya semakin mengabur karena air mata yang menggenang.

"Sebelumnya kami minta maaf apabila hal ini akan membuat keluarga bapak merasa terpukul. Akan tetapi, karena ini hal yang sangat penting, mau tidak mau kami harus memberitahu."

Sang ayah dan kedua anaknya saling berpandangan. Kemudian sang ayah mengangguk patah-patah.

"Dari hasil tes laboratorium, anak bapak mengalami kanker paru-paru."

Deg.

Saat Zahra mendengar penuturan dari dokter, mendadak angin seperti berhenti berhembus. Suasana di sekitarnya mendadak terasa seperti membeku. Tidak ada suara apapun, kecuali suara detak jarum jam di dinding ruangan serba putih itu dan juga suara hujan yang kian lama kian deras. Seolah ikut bersedih kala mendengar hasil tes laboratorium yang diberitahukan oleh sang dokter.

Mendadak kepala Zahra terasa sangat pening, adegan demi adegan terputar secara paksa di dalam otaknya. Dimana ia selalu terbangun di tengah malam dan batuk-batuk disertai dengan darah yang keluar. Semua terus berputar-putar di dalam pikirannya seperti kaset rusak. Nafasnya tiba-tiba tersenggal. 'Apa yang selama ini aku alami itu adalah gejala-gejala penyakit ini??'

Pikiran Zahra terasa sangat kacau, semua begitu membingungkan. 'Dan.... apa? Dia terkena penyakit kanker paru?? Apa ini? Kenapa harus aku yang ada di posisi ini? Kenapa??'

"Apa selama ini anak bapak selalu mengalami batuk-batuk yang disertai darah??" pertanyaan sang dokter memecah lamunan Zahra.

Sang ayah menatap Zahra bingung, pikirannya tidak kalah kacau dengan Zahra. 'Putri satu-satunya mengalami kanker? Yang benar saja?'

Zahra mengangguk kecil, menjawab pertanyaan dokter.

Hati Ando dan ayahnya Zahra langsung mencelos melihat anggukan kepala Zahra. Ando langsung berlalu keluar dari dalam ruangan rawat Zahra. Ia merasa tak kuat menerima kenyataan bahwa Zahra terkena kanker paru. Sedangkan sang ayah berjongkok di dekat ranjang Zahra, tangannya mencengkeram pegangan besi di ranjang.

Zahra yang melihat itu hanya bisa menangis dalam diam. Hatinya terasa sakit melihat orang-orang yang ia sayangi menangis karena dirinya. Ia benar-benar tidak menyangka semua akan jadi seperti ini. Kenangan demi kenangan mulai berputar-putar dalam pikirannya, dimana dulu dia adalah seorang gadis yang sangat ceria. Dan sekarang.... keadaan seolah menyeretnya paksa pada kenyataan pahit yang sebenarnya.

***

"Ini dik."

"Baik terimakasih sus, saya permisi dulu." Arkan berlalu pergi setelah ia menebus resep obat yang diberikan oleh dokter untuk ibunya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang