15

11.1K 1.2K 125
                                    

15

Valencia yang sedang menyapu lantai ruang tamu mendongak ketika pintu depan terbuka. Sosok yang sangat ia cemaskan dua hari ini, melangkah masuk dan menutup pintu dengan kuat hingga menimbulkan suara berisik.

"Drake."

Melihat raut bengis Drake, Valencia tahu, pria itu sedang marah, padanya. Alih-alih takut, yang Valencia rasakan hanya kelegaan. Drake baik-baik saja. Syukurlah.

"Kenapa kau menemui sebastian, Jalang?" Drake melangkah cepat mendekati Valencia, lalu mencengkeram dagu wanita itu dengan kuat.

Sapu terlepas dari pegangan Valencia. Ia meringis menahan sakit di rahang.

"A..ku mencemaskanmu. Kau tak ada kabar."

"Tak perlu mencemaskanku, pelacur! Aku tak butuh perhatianmu!" Drake mencengkeram kian kuat.

Valencia makin meringis.

"Ah, aku tahu. Kau merindukan cumbuanku, bukan? Kau rindu aku berada di dalammu, eh?"

Wajah Valencia merah padam. "Tidak seperti itu!"

"Tak perlu malu! Aku tahu pelacur sepertimu suka seks. Sekarang tanggalkan pakaianmu, aku dengan senang hati akan memuaskanmu!" Drake melepas cengkeramannya dan mendorong Valencia hingga wanita itu terhuyung ke belakang.

Valencia hanya bisa menahan rasa sedih mendapat perlakuan kasar itu.

"Tunggu apa lagi?!"

"Tidak." Valencia menggeleng.

"Dasar lonte!" Drake pun bergerak maju lalu mendorog Valencia hinga terduduk di sofa.

Valencia berusaha bangkit, tapi tenaga Drake jauh lebih besar.

Dan petang itu pun, benda-benda di ruang tamu menjadi saksi kemarahan drake. Namun anehnya, kali ini Valencia tidak merasa sakit seperti dulu ketika Drake memaksakan kehendak. Tubuh valencia sepertinya sudah memahami dan menerima Drake.

***

"Apa kau memang tak becus melakukan apa pun?!"

Valencia menggigit bibir, menyabar-nyabarkan diri. Setelah mengajaknya bercinta di ruang tamu, Drake minta dimasakkan nasi goreng seafood.

Dengan kaki lemas—hampir gemetar efek dari perseteruan gairah mereka yang membara, Valencia terjun ke dapur dan membuatkan nasi goreng seafood sesuai permintaan pria itu. Namun baru sesuap, Drake sudah marah-marah.

"Buatkan aku yang baru. Jangan keasinan!" Drake berlalu dari ruang makan.

Valencia menelan air mata.

Nasi goreng itu sama sekali tidak keasinan, tapi valencia tahu, Drake sengaja ingin menyusahkannya.

Dengan mata memanas dan tubuh yang sudah amat lelah, juga emosi yang ambruk, Valencia kembali membuatkan nasi goreng. Semoga saja kali ini Drake tidak berulah lagi.

Harapan valencia terkabul. Ia tak perlu memasak nasi goreng untuk kesekian kali, karena tepat ketika ia selesai memasak, drake meninggalkan rumah.

Pria itu memang iblis, bukan?

***

Keesokan harinya, alih-alih membaik, sikap Drake kian buruk. Valencia sudah merasakan suasana hati Drake yang kelam ketika pria itu melangkah masuk ke ruang makan.

"Buatkan aku kopi!"

Valencia melakukan apa yang pria itu minta.

Beberapa menit kemudian, Valencia menghidangkan segelas kopi hitam untuk Drake.

Lalu ia memanggang roti tawar di mesin pemanggang.

"Apa yang salah dengan dirimu, hah? Kopi ini kemanisan. Kau berharap aku mengidap diabetes?"

Valencia mereguk ludah. "Akan kubikinkan yang baru."

"Tak perlu!" Drake berdiri. "Oh ya, nanti siang aku ingin makan soto banjar." Setelah mengucapkan itu, Drake berlalu.

Valencia memandang punggung pria itu yang menjauh dengan air mata yang perlahan-lahan menetes. Haruskah ia menyerah sekarang?

Sampai kapan kebencian Drake padanya akan berakhir? Valencia sudah berusaha bersikap diam, membiarkan Drake melampiaskan kemarahan dan kebenciannya sepuasnya. Alih-alih memudar, kebencian pria itu kian berkobar.

Dengan hati sedih, Valencia mulai memasak lontong dan menyiapkan bumbu untuk membuat soto banjar. Cukup merepotkan. Akan tetapi karena drake menginginkannya, maka Valencia akan memasaknya.

***

Evathink
Ig : evathink

Next part diupdate setelah jumlah vote dan komen2 cetar memuaskan author., hiks..

Valencia and Her Devil Husband - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang