1

16 4 3
                                    

Jalanan ramai yang memadati kota hiruk pikuk nya sebuah kota dengan bangunan-bangunan yang tinggi dan berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan suasana sore yang hangat, jauh dari keramaian itu ada sebuah desa pinggir kota yang akan menjadi tempat dimana cerita ini dimulai. Cerita tentang seorang gadis yang melalui hari-hari sulitnya dengan senyuman walaupun sangat menyakitkan.

Raina Almahera atau biasa dipanggil Rai adalah gadis berusia 18 tahun yang tinggal disebuah desa pinggir  kota dia tinggal bersama neneknya hanya dengan neneknya, Rai adalah gadis yang tegar dia menyembunyikan semua kesakitan hatinya dari siapapun atau bisa dibilang tertutup.

Neneknya seorang petani kecil yang menanam sayuran dilahan pinggir rumahnya, tidak luas dan tidak banyak menghasilkan uang memang tapi cukup untuk makan sehari-harinya dan cucu kesayangannya.

Rai sekolah disalah satu SMA yang ada dikota dan rai masuk dengan beasiswa. Rai adalah anak pintar dia mengikuti berbagai macam olimpiade akademik tapi dia tidak pernah mengikuti olimpiade atau perlombaan nonakademik apapun karena kondisi tubuhnya yang sering sakit.






"Nenek, aku berangkat.... " ucap Rai saat hendak berangkat ke sekolah.

"Ya, hati-hati dijalan" kata nenek.

Rai menanggapi dengan senyum manisnya dan berjalan menuju halte.

Dari desa ke kota membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam menggunakan bus, dan Rai sedang menunggu bus tersebut.

Saat bus datang Rai segera memasuki bus itu dan duduk disalah satu kursi bus.

Rai pun sampai disekolah seperti biasa saat disekolah tidak ada yang menyapa ataupun memanggil. Karna Rai tidak memiliki teman. Dikelas pun dia duduk dibangku paling samping dan berada di jajaran ke tiga, sendirian. Dan kebetulan saat ini akan ada murid baru laki-laki dan Rai tidak menyukainya karna laki-laki tersebut akam duduk sebangku dengan Rai.

Saat menunggu jam masuk Rai membaca buku komiknya yang dipinjam dari perpustakaan kemarin. Rai suka komik apalagi komik tentang anime.

Saat membaca tiba-tiba saja seorang siswi atau bisa disebut Rara mengambil komik tersebut.

"Ha? Kau membaca komik anak-anak?!! Hahahaha lucu sekali... Apa kau juga menonton siaran anak-anak saat dirumah? Hahaha.... " kata Rara dengan suara keras dan dan gelak tawa.

"Memangnya kenapa jika aku membaca komik? Apakah itu mengganggumu?" kata Rai dengan suara acuh.

"Kau-" suara Rara terpotong saat bel masuk berbunyi.

Triiiinggg..

"Cih" Rara pun melempar komik pinjaman milik Rai ke bangkunya.

"Benar-benar tidak memiliki sopan santun" kata Rai berbisik dan tidak didengar oleh siapapun.

Saat walikelas masuk ada laki-laki yang mengikutinya dari belakang yang merupakan siswa baru.

"Baik anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, baik silahkan memperkenalkan diri" kata walikelas tersebut sambil memberi tempat untuk murid baru itu.

"Hai semua, gue Andardhika Putra panggil aja gue Dhika" kata Dhika dengan senyum yang ramah.

Para siswi bersorak karna Dhika ini lumayan terkenal dikalangan siswi saat disekolah sebelumnya terkenal dengan gantengnya, pinternya, cool, ramah, mulut manis dan sebagainya.

"Baiklah kamu duduk disamping sana" kata walikelas sambil menunjuk bangku tempat Rai berada.

"Baik bu, makasih" kata Dhika dengan senyum manisnya.

Dhika pun duduk bersampingan dengan Rai kemudia menyapanya.

"Hai" kata Dhika sambil tersenyum.

"Hai" jawab Rai dengan sedikit tersenyum.

"Nama lo siapa?" tanya Dhika.

"Raina, panggil aja Rai" jawab Rai sedikit risih.

"Oh, oke." kata Dhika, dan Dhika pun menyudahi pertanyaannya karena Dhika menyadari bahwa Rai risih. Tapi Dhika suka.











Tbc dulu ya^^

Semoga suka sama ceritanya
Sekian, terimakasih

Kesedihan Hati Seorang RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang