chp5

982 80 30
                                    


Sinar matahari menerobos masuk  kalau gorden kamar bernuansa putih itu terbuka lebar, sinarnya tepat terarah pada mata wu yang masih tertidur lelap akhirnya harus mengerjap dan menyesuaikan cahaya yang masuk tadi.

   Saat mata wu terbuka nuansa putih kamar rumah sakit menyapa penglihatannya, jarum infus sudah menggantung di tangan kanan wu, sedangkan selang bantu pernapasan juga masih terpasang di hidungnya.
"Kau sudah sadar" Sapa suara seorang wanita menyapa pendengaran wu.
"Siapa kau? " Tanya wu
"Apa pedulimu tentang namaku! " Sarkah wanita itu
"Kenapa aku bisa di sini? " Tanya wu mengulang kepalanya sedikit guna mengingat apa yang terjadi kemarin.
"Kau hampir mati, jika qiling tidak segera membawamj ke sini" Ucap wanita itu menatap tajam ke arah wu.
"Qiling? Siapa dia? " Tanya wu sebum akhirnya sebuah suara pintu terbuka pun mengalihkan mereka.

    Seorang pria yang menggunakan jaket bertudung hitam itu berjalan mendekati dia manusia yang tadinya sedang berbicara itu.
Sontak mata wu membulat, "tunggu bukan kah dia yang menolongku kemarin? " Tanya wu dalam hati masih memandang sosok pria yang baru saja datang itu.

"Kau sudah bangun? Apa ada yang sakit? " Sapa suara lembut pria alias zhang qiling itu.
"Eh tidak" Jawab wu kala melihat pria bertudung yang beberapa kali sudah dia lihat itu.
"Aku zhang qiling, dan dia ada feng yu, sahabat ku. " Ucap pria itu memperkenalkan diri.
"Wu xie" Jawab wu memperkenalkan diri.
"Zhang dia sudah sadar lebih baik kita pergi sekarang" Ucap wanita yang bernama feng yu itu menatap sinis ke arah wu.
"Kenapa menatapku? "Celetuk wu membuat feng yu memutar bolanya malah.
"Aku tidak bisa meninggalkan nya" Ucap zhang qiling menaruh sekeresek buah di dekat ranjang rawat wu.
"Kenapa, dia sudah sadar zhang" Nada bicara feng seperti tak suka.
"Guru memintaku untuk menjaga nya" Ucap zhang qiling yang mulai mengulas buah yang tadi dia bawa.
"Zhang dia bisa mengurus dirinya sendiri kenapa kau harus ikut campur? " Ucap feng bangkit menghampiri Zhang qiling.

  Wu hanya menatap heran kedua manusia yang baru saja dia kenal ini, apa yang mereka masalahkan? Dan kenapa wanita itu terus menatap tak suka ke arah Wu.

"Dia adalah target seluruh mavia, beliau sudah meme percayakan nya padaku, jadi aku tak bisa meninggalkan nya" Ucap zhang qiling dingin terus mengupas jeruk.
"Ttapi dia juga anak mavia zhang apa bedanya dengan  mereka, mereka menargetkan nya karna mereka tahu dia lemah dan bodoh" Ucap wanita itu.
"Eeeh apa yang kau katakan, coba ulangi" Ucap wu sedikit jengkel dengan wanita itu.
"Lemah dan bodoh" Ucap feng menekan kalomatnya membuat wu mengepalkan tangan nya.
"Feng, tuan mida baru siuman jangan membuat masalah, lebih baik kau pulang saja" Ucap zhang qiling membuat Feng yu menghentikan kakinya.
"Dasar manusia bodoh" Ucap Feng yu meninggalkan ruangan itu.

Kini yang tersisa hanya wu xie dan zhang qiling, zhang qiling menyondorkan jeruk yang tadi dia kupas ke arah wu xie.
"Makan lah ini  sangat segar" Ucap zhang qiling.
   Wu segera mengambil nya.
"Xiexie" Zhang qiling tersenyum dan beralih ke jeruk kedua yang dia kupas.
"Luka mu tidak berat hanya saja harus tetap mendapatkan perawatan medis" Ucap zhang qiling memasukan jeruk di tangannya ke dalam mulutnya.
"Ya terimakasih" Ucap wu xie menatap ke luar jendela rumah sakit.

    Setelah beberapa hari wu akhirnya bisa pulang, walaupun dokter bilang wu bisa pulang pada hari itu namun zhang qiling menolak dan meminta agar dokter merawatnya sampai benar benar membaik.
"Senior kecil, kita akan ke mana? " Tanya wi xie ketika mereka sudah berada di samping mobil milik wanita yang beberapa hari lalu membuat kerusuhan di kamar rawat wu xie.

"Kita akan pulang" Ucap zhang qiling membuka pintu penumpang, menyimpan tas nya di sana.
   Wu xie berjalan menghampiri pria bertudung itu.
"Kalian tak perlu mengantarkan ku pulang, aku bisa pulang sendiri" Ucap Wu
"Aku tahu" Jawab zhang qiling menyuruh Wu masuk
"Lalu kenapa kalian mengantarkan ku? " Tanya Wu setelah berada di dalam mobil.
"Ternyata kau cerewet melebihi wanita yah" Celetuk feng sambil mengemudikan mobil yang dia bawa.
"Aku tidak bertanya pada mu nona" Jawab Wu.
"Kalian" Geram zhang qiling
  Mendengar geraman seram zhang qiling kedua orang yang memang bisa di bilang tidak pernah aku ini akhirnya diam.
"Mulai sekarang kau akan tinggal di rumahku" Ucap zhang qiling ketika suasana di dalam mobil mulai tenang namun karna ucapannya pula suasana di dalam mobil kembali ricuh ketika feng juga wu xie mendengar ucapan zhang qiling.
"Apa kau gila, senior zhang bagai mungkin kau menyuruh pembuat masalah ini tinggal dengan mu? " Ucap feng menghentikan mobilnya.
"Pembuat masalah? Sepertinya kau harus mengoreksi kembali ucapan mu nona sewot" Ucap wu xie yang tak Terima dengan sebutan yang di lontarkan wanita di depan itu.
"Tidak ada jalan lain, tetua sudah menyuruhku menjaganya, jika dia masih tinggal di apartemen nya sendiri akan sangat susah untuk menjaganya" Ucap zhang qiling menatap feng di sampingnya.
"Tapi bisa saja ada cara lain senior, tidak harus di rumahmu" Ucap feng lagi.
"Tidak, jika dia tinggal di rumahku aku bisa dengan leluasa menjaganya" Ucap zhang qiling mengalihkan pandangan ke luar jendela.
"Tapi... "
"Yak kenapa kau sangat tak suka aku tinggal di rumah senior mu hah? Jika kau memang tak suka kenapa tidak kau saja yang tinggal di sana bersamanya, lagian aku juga tidak mau merepotkan orang lain" Ucap wu xie emosi.
"Kau"
"Feng jangan buat masalah" Tegur zhang qiling.
   Feng hanya memukuk setirnya lalu menjalankan kembali mobilnya.

    
   Perjalanan menuju kediaman zhang qiling cukup memakan waktu banyak, wu kini sudah tertidur di jok belakang,sedangkan zhang qiling tengah memandang ke luar jendela, dan feng yang sedang mengemudi.
"Senior" Panggil feng membuat zhang qiling menatapnya
"Lanjutkan" Ucap zhang qiling
"Apa senior yakin dia tidak akan membuat masalah jika tinggal bersama mu? " Tanya feng membuat zhang qiling tersenyum.
"Anak bodoh, yang membuat masalah bukan dia tapi dia sedang terkena masalah, feng aku tahu kau tidak menyukainya, tapi bisa kah kau tidak terlalu menggunjingkan nya, bagai mana pula dia adalah orang yang sedang dalam kesusahan" Jelas zhang qiling membuat feng merasa bersalah.
"Yubuchi, aku tidak akan melakukannya lagi senior, " Ucap feng
"Hao... " Jawab zhang qiling kembali ke keadaan semula.

   Diam diam feng menatap pria bertudung itu dari ujung matanya.
"Andai kau tahu senior, aku tak suka wu xie dekat dengan mu, karna entah kenapa aku merasa cemburu jika dia di dekatmu, semoga kau mengerti dengan perasaan ku" Ucap feng dalam hati.

{{Wu xie-zhan jilong}}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{{Wu xie-zhan jilong}}

Jangan lupa vote 🌟 comen 💭 and follow🔄 xiexie

Master The Darkness ((the last tomb reboot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang