1

6 2 0
                                    

Namaku ayudia inara biasa dipanggil nara.umurku 25 tahun.kesibukanku kalau pagi mengajar disalah satu smp di daerahku sepulang mengajar aku bekerja di salah satu toko kue dan pulang pukul 5 sore. ya sebenarnya kelurgaku melarang aku bekerja tapi gimana lagi aku tak ingin merepotkan ayah ibuku alhasil ayah  memperbolehkanku bekerja dengan syarat aku harus pulang sebelum maghrib,jadi aku memilih mencari pekerjaan yang tidak sampai malam dan yang ada ditoko kue ini.Ayah punya alasan kenapa aku harus berada dirumah saat malam hari karna seorang perempuan itu tidak baik keluar dan ayah tidak ingin keluarganya sibuk mengurusi duniawi hingga lupa masalah ukhrowi seperti kata ayah waktu itu saat kakakku lail pulang telat karena pekerjaan dan dia lupa izin pada ayah "kamu kalo kerja itu yang tahu waktu jangan hanya uang aja yang kamu cari sampai lupa waktu ibadah.akhirat itu bakat ketarik kalau ibadah itu kamu dulukan".jadi malam hari adalah jadwalnya ibadah dan berkumpul bersama keluarga.karna hidup tak perlu banyak uang yang penting cukup dan selalu bersyukur dan berkumpul dengan orang tercinta karna bahagia bukan hanya tentang uang nyatanya banyak orang kaya yang tidak bahagia karena mereka kurang bersyukur dan selalu sibuk bekerja hingga mereka lupa akan keluarga. aku adalah anak terakhir dari 6 bersaudara,2 perempuan dan 3 laki laki dan semua berkeluarga.meski telah berkeluarga mereka sering berkunjung kerumah dan setiap hari minggu adalah jadwal bagi keluarga kami untuk berkumpul dan kalian tahu satu hal yang paling tak kusuka saat kami sedang berkumpul pertanyaan yang paling kuhindari kalian tahu àpa itu kapan nikah, dikira cari jodoh kaya cari baju  apa tinggal cari dipasar cocok terus di beli bawa pulang.seperti malam ini moodku yang baik harus hancur karna kakak perempuanku ini menanyakan hal yang menyebalkan.
"nara" panggil kak lail aku yang sedang sibuk menonton tv dan mengunyah kripik menoleh kepadanya seakan bertanya "apa". "nara, kamu tuh kapan sih nikah inget umur nar kamu tuh udah gak mudah lagi lo"
"iya nar kamu tuh udah waktunya nikah" tambah bang rayhan kakak keduaku. dan sekarang semua orang menatapku seakan menunggu jawaban aku yang ditatap hanya menggendikkan bahu debagai jawaban dan melanjutkan kunyahanku seakan tak peduli dengan semua keluargaku yang menatapku  dengan tatapan intimidasi.
"nak kamu udah waktunya cari pasangan dulu emang ayah sama ibu gak terima laki laki yang lamar kamu karena alasan kuliah tapi sekarang kamu udah lulus" ucap ibu seraya mengelus kepalaku yang tertutup hijab navy
"tapi aku masih ingin sendiri bu aku nyaman dengan ini aku masih belum siap hidup dengan orang lain"lirihku
"semua akan terbiasa saat kamu menerima kehadiran orang asing yang akan menjadi suamimu"tamba ayah
"iya nara mau abang kenalin sama temen abang dia baik lho nar" goda bang rasya kakak ke tigaku
"nggak perlu" kutusku
"emang ada rasya?"tanya mbak noura kakak pertamaku "ada mbak" jawab bang rasya dengan memperbaiki duduknya dan senyuman lebar yang membuatku ingin mencekiknya.
"dia itu kaya, pinter" tambahnya yang membuatku semakin geram
"kayaknya ide bagus tuh kita jodohin dia sama nara"timpal bang evan kaka keempatku yang dari tadi hanya diam " nggak "jawabku ketus
"pokoknya gak ada jodoh jodohan aku nggak mau toh kalau udah waktunya aku juga bakal jikah kali ".
"makanya cari"timpal bang rafi suami kak naura." ya kali bang emang cari jodoh kaya beli baju kalo cocok beli bawa pulang" jawabku dengan wajah cemberut. "makanya kamu tuh kalo diajak kenalan cowok tuh diterima dulu baik baik eh ini diajak kenalan malah ditinggal pergi" ucap kak lail yang membuat semua keluargaku tertawa. Benersih dulu aja waktu aku jalan jalan sama kak lail ada laki laki yang minta nomor wa dia bilang kakak angkatan dikampus tapi aku gak tau sih ya emang aku gak mau kepo juga kalau dikampus cuma fokus cari ilmu. aku yang dasarnya jarang deket cowok lebih memilih pergi meninggalkan cowok tadi seraya min ta maaf,aku langsung menarik tangan kak lail dan berkata"maaf kamipergi dulu karana ada hal penting yamg harus kami urus" ucapku seraya menarik tangan kak lail yang ingin memberikan nomorku.
aku hanya tak ingin berurusan dengan laki laki. aku yang sudah terlewat kesal dengan keluarga lebih memilih pergi dengan menghentakkan kakiku yang membuat mereka semakin menertawakanku dan masih kudengar kak lail meledekku "katanya dah 25 tahun tàpi tingkah kayak bocah" semua keluargaku semakin menertawakanku tanpa memperdulikan mereka aku membaanting pintu keras blum.

#######
maaf kalo tulisannya jelek maklum masih amatir buat para rederx yang baik jangan lupa komen ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marry with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang