Pagi Haechan seperti pagi biasanya. Bangun terlebih dahulu dibandingkan sang suami, memberikan satu kecupan lembut di pipi sang suami bersama ucapan selamat pagi yang lirih. Dilanjutkan dengan dirinya yang membersihkan diri lalu memasak sarapan.
Yang membuat pagi ini berbeda adalah setelah ia selesai membersihkan diri, Haechan tak langsung ke dapur melainkan menuju pintu berwarna putih dengan stiker moomin lucu yang baru ditempel kemarin.
Dengan perlahan Haechan membuka pintu dan terkejut saat melihat sang pemilik kamar sedang berdiri di depan cermin dengan sisir ditangan kanannya.
"Junnie sudah bangun? Pagi sekali nak."
Renjun menampilkan senyum lebarnya, "Mau membantu Mama."
Haechan tersenyum lembut, "Baiknya anak Mama. Ingin membantu membuat sarapan?"
Renjun mengangguk antusias, "Mau! Tapi sebentar ya Ma, Junnie mau menyisir rambut ugh kenapa menyangkut sih?"
Haechan terkekeh saat melihat betapa lucunya sang anak ketika mengucurutkan bibirnya, kesal dengan rambutnya yang menyangkut dan membuatnya kesulitan.
"Mau Mama bantu?"
Renjun kembali menoleh kearah Haechan yang kini duduk di ranjangnya. Renjun mengangguk antusias lalu berjalan kearah Haechan dan memberikan sisir yang sedari tadi ia pegang.
Haechan dengan perlahan mengurai rambut Renjun yang saling mengikat satu sama lain lalu menyisir rambut sang anak hingga rapi.
"Rambut Junnie sudah panjang, nanti kita potong ya?"
"Eum!"
Haechan tersenyum kecil, "Ayo kita memasak untuk Papa."
"Dan adik bayi!"
Haechan kembali terkekeh lalu mencubit pipi gembil Renjun gemas, "Untuk Kakak Junnie juga. Ayo!"
Renjun mengangguk lalu mengikuti langkah sang Mama untuk menuju dapur. Haechan membuka kulkas dan sedikit merengut saat melihat bahan masakannya mulai habis. Haechan menimbang sejenak apa yang ia akan buat sebagai menu sarapan.
Haechan menoleh pada Renjun yang ikut berdiri di sampingnya. Pria manis itu terkekeh saat melihat Renjun yang ikut memperhatikan isi kulkas yang mulai kosong. Haechan mengusak surai Renjun lembut membuat anak itu mendongak menatapnya.
"Junnie duduk saja di kursi makan. Mama akan potongkan buah dan membuatkan Junnie susu."
Renjun merengut, "Ingin membantu."
Haechan terkekeh, "Iya nanti membantu kok. Sekarang duduk dulu ya?"
Renjun mengangguk patuh dan berjalan menuju meja makan dan menduduki salah satu kursi yang kosong. Anak itu memperhatikan dalam diam kegiatan sang Mama yang tengah sibuk di depannya.
Dan tak lama setelahnya, Haechan meletakkan segelas susu dan sepiring potongan apel di depan Renjun. Haechan tersenyum lembut saat mendengar ucapan terimakasih Renjun ketika ia meletakkan dua benda itu dihadapan sang anak.
Haechan menatap Renjun yang kini tengah menikmati buah dan susu paginya sebentar sebelum kembali beranjak untuk menyiapkan sarapan. Tangannya dengan gesit mulai mengolah bahan yang telah ia siapkan tadi.
Saat sedang memotong jamur, Haechan di kagetkan dengan Renjun yang menaruh piring dan gelasnya pada tempat mencuci piring lalu menghadap kearahnya dengan senyum lebar.
"Mau bantu!"
Haechan tersenyum kecil lalu menatap Renjun yang kini matanya berbinar penuh semangat, "Bantu bangunkan Papa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Aku Menutup Mata [MarkHyuck]
Short StoryJudul lain: "Takdirku" Kau adalah bulan dan bumiku disaat aku menjadi langit dan mataharimu. Maka biarlah untain takdir menuntun kita pada benang merah kehidupan cinta abadi. MarkHyuck [Mark X Donghyuck/Haechan] BxB AU Inspirasi: Drama Korea "Bride...