tiga

2 3 2
                                    

'Marsha! ' seorang gadis yang bisa di bilang cukup cantik, mengejar Marsha.

Marsha menoleh,  mendapati Rysa teman sebangku nya. Serta juga teman satu satu nya saat ini di sekolah. Rysa memegang pundak Marsha,  menaik turun kan dada nya karena kelelahan mengejar Marsha.

" ke kelas bareng,  Ayok! " Rysa menarik tangan Marsha menuju kelas nya.

Disini lah Marsha dan Rysa sekarang. Duduk di kursi kelas sambil mendengarkan Pak Burhan guru Fisika nya. Ia sudah mengucapkan banyak kata sudah hampir saru jam lebih. Tapi sepertinya guru itu enggan untuk berhenti berbicara.

Marsha memasang earphone Bluetooth di  telinga nya. Dan menutupi nya dengan helaian rambut panjang nya.

Sebuah tangan menarik sebelah earphone Marsha. Marsha tersentak dan reflek mengangkat kepala nya. Pak Burhan ada di sebelah nya sekarang. Dengan buku Lks yang ada di tangan nya. Dan Bruukk! Buku itu di banting di meja Marsha,  Marsha menatap Pak Burhan. Sorot mata nya terlihat marah. Tapi Marsha tidak peduli.

" apa hak kamu tidur di jam pelajaran saya?! "

"Maaf pak saya ngantuk. "

Pak Burhan membanting earphone milik Marsha.

" keluar! Dasar anak tidak tau malu. Marsha,  kamu itu dulu murid berprestasi,  nama mu terkenal di banyak sekolah, tapi lihat sekarang dirimu, seperti ini. Tidak tahu aturan, apa mama mu tidak mengajarkan mu? Semenjak masalah mama dan papa kamu, kamu jadi seperti ini!  Mama kamu tidak mengajarkan mu ha?!  Dimana papa mu? Dia tidak mengajarkan mu juga?! " ucap Pak Burhan panjang yang cukup membuat Marsha naik darah.

Marsha berdiri,  menatap tajam pak Burhan.  "Bapak bisa hina saya! Tapi tidak dengan Mama dan papa saya. Masalah keluarga saya tidak perlu bapak bawa bawa ke masalah ini!"

Marsha berlari keluar kelas, setelah mengucap kan lontaran kekesalan nya pada pak Burhan.

Rooftor tujuannya sekarang. Ia menaiki anak tangga dengan sedikit berlari.  Air mata nya menetes,  perkara guru nya itu cukup menyakitkan hati nya.

Ia menangis sejadi jadi nya.  "pa!  Papa dimana? Marsha benci sama papa! "

" Marsha benci sama papa!  Marsha benci!" Marsha terus mengucapkan nya,  sambil menangis.

***
Suara teriak serta tangis menggangu tidur nya. Gema berada di rooftof sekarang untuk tidur tapi suara itu mengganggu nya.

Ia mengedarkan pandangan nya. Dan menemukan seseorang yang sedang terduduk sambil memeluk lutut nya dengan bahu yang bergetar.

"lah cewe? Kok nangis?  Manusia bukan ya? " Gema berjalan mendekati nya,  dan bernafas lega ketika tau itu ternyata manusia.

"Hai!  Kenapa lo nangis disini? " sapa Gema.  Gadis tersebut mengangkat kepala nya. Dan ternyata ia adalah Marsha. Gadis yang ingin Gema pecahkan kemisteriusan nya.

Marsha tidak menjawabnya. Ia kembali menunduk dan memeluk lutut nya lagi.

"lo gapapa? "

"gapapa. " Singkat Marsha.

Gema menarik tangan Marsha, membawa nya ke kursi yang ada di rooftof.

"kenapa? " tanya Gema lagi.

"gapapa kok.  Gak usah ganggu gue. "

" siapa yang ganggu lo?  Yang ada lo yang ganggu tidur gue. " Ucap Gema cukup emosi.

Marsha kembali menangis. Membuat Gema terdiam,  apa perkataan nya menyakiti gadis ini ya. Pikir Gema.

"Mega! Risol nya gak ada,  jadi lo gua beliin cir-" ucapan Andre terhenti ketika melihat Gema bersama gadis yang sedang menangis.

GemarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang