25. Angin malam

378 76 23
                                    

"Nggak perlu mabok-mabokan, minum cola aja!" Jeffrey segera meraih botol-botol itu, yang dibeli oleh temannya Johnny, hadiah seminar proposalnya Johnny tadi siang katanya. Lalu membuka tutupnya dan membuang isinya di wastafel cuci piring.

"Yaelah kenapa dibuang sih?!" Johnny marah.

"Padahal mumpung gratis." Timpal Tyong.

Jeffrey kembali ke ruang tengah sambil mendengus. Kali ini memang dia bertindak seenaknya sendiri, tapi itu juga demi kebaikan, "gue ganti, nanti gue kirimin duitnya ke rekening lo berdua."

"Ck! Ngeselin." Protes Johnny. Lalu ia berbaring di sofa, sambil menatapi langit-langit apartment mereka bertiga, "bukannya disimpen dulu, malah dibuang sampe abis. Bedebah lu!"

"Kurang-kurangin John minum begituan, bisa bikin cepet mati." Celetuk Jeffrey dengan wajah datarnya, "Minum bethadine aja lu sekalian."

"Lo kenapa sih, biasanya juga lo nggak ngurusin gue sama Johnny?" Sahut Tyong, heran dengan sikap Jeffrey malam ini. Ia terus memperhatikan Jeffrey yang sedang membawa beberapa botol cola kalengan dan meletakkannya diatas meja.

Tyong masih berucap, "Lagian baru dua kali ini gue, nggak sering-sering."

"Justru lo itu patut dicegah Yong, biar nggak keterusan." Balas Jeffrey, "Gue males liat otak lo berdua geser abis minum. Udahlah, selesein aja masalah lo berdua, nggak perlu begitu segala."

"Kayak masalah lu udah beres aja." Ledek Johnny, "berkaca dulu sobat, belok kiri ada kaca."

"Tapi gue menghadapi masalah gue nyet, kaga kayak lu pada, lari dari kenyataan!" Sahut Jeffrey, lalu meneguk colanya hingga setengah.

Johnny juga meneguk colanya, lalu berkata, "Gue nggak punya masalah, cuma lagi sedih aja. Butuh pelampiasan coy."

"Sama." Tyong mengangguk setuju, "Lo doang Jeff emang yang drama korea!"

Johnny memang lagi nggak punya masalah. Ya sebenernya ada, tapi lebih tepatnya bukan masalah, entah apa itu. Intinya salah satu kamera kesayangannya rusak karena terjatuh, layarnya pecah, sudah nggak bisa lagi digunakan. Intinya kamera itu remuk total. Padahal itu hadiah dari mantannya yang bulan depan mau nikah, Johnny belum bisa move on, tapi udah ditinggal nikah aja.

Jeffrey nyengir, "Nggak masalah kalau gue paling drama korea disini, cowok Korea keliatannya ganteng. Yah, sebelas-dua belas lah sama gue."

"Kalau Jeffrey drama Korea, lo serial netflix Yong, sampe season 10 ada kali tuh. Lamaaaa." Sahut Johnny, lalu meneguk colanya sampai habis, "nembak cewek aja lama bener."

Jeffrey cuma menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Johnny, "Pelan-pelan John, keselek lu ntar."

Tiba-tiba raut wajah Tyong berubah serius. Dia berfikir sejenak, lalu bertanya kepada kedua temannya, "menurut lo, gue masih ada kesempatan nggak sih?"

"Masih, kalau Giselle belum punya pacar." Jawab Jeffrey yang kemudian merebahkan dirinya di karpet, memandangi langit-langit.

"Gue denger-denger nih dari Wendy, ada yang naksir Giselle juga. Eh, apa udah pacaran ya?" Tanya Johnny, "kelamaan lu yong!"

"Belum kayaknya. Tapi keliatannya tuh cowok juga naksir Giselle, mana kayaknya tampangnya lebih oke dia daripada gue." Sahut Tyong, malah bikin Jeffrey sama Johnny jadi heran. Mungkin cowok satu ini perlu diseret sampai depan kaca biar sadar.

"Anjirlah, walaupun gue ganteng maksimal, tapi elu tuh level gantengnya udah kaga bisa diukur lagi. Hadehhh, Sampe geli gue rasanya bilang lo ganteng." Jeffrey merinding.

Jeffrey masih terus melanjutkan, "lagian tuh ya, si Giselle juga naksir lo. Tuh cowok yang naksir Giselle nggak berbalas perasaannya, asli deh gue berani jamin. lo sikat duluan aja deh sebelum si Giselle pacaran sama tuh cowok. Kalo udah pacaran gitu jangan direbut-rebut pokoknya."

SEMESTER AKHIR; Jung Jaehyun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang