Seperti terhipnotis,entah mengapa Lino ingin mencari tahu Lia. Ia mengikuti Lia dari belakang. Tak cukup setahun baginya untuk melupakan kenangan indah bersama Lia. Saat ini ia merasa seperti mendapat harapan baru untuk mendapatkan cintanya kembali. Tapi haruskah ia melabuhkan kembali hatinya pada Lia?
Lino sadar! Ngapain lo peduli sama dia. Dia udah nyakitin lo. Sampai saat ini pun luka lo belum sembuh sempurna. Abaikan dia! - Lino.
"BANG LINO!"
Lino tak menyadari jika seseorang telah memanggil. Hingga tepukan dipundak berhasil menyadarkannya.
"Lo gak salah jalan bang? Fakultas teknik belok kanan."
"Gue tau,gue ada urusan. Lo pikir gue baru sehari apa jadi mahasiswa disini."
"Ooh,kirain."
Panggilan Haje seolah menyadarkan Lino dari alam bawah sadarnya. Ia memutuskan untuk berhenti mengikuti Lia,dan bergegas menuju kelasnya.
"Katanya ada urusan?"
"Ga jadi."
Sementara Haje melanjutkan langkahnya mencari teman yang membuat paginya terasa panas.
"Woi anjirrr...a-aakh..." pekik Hanjis saat Haje mengalungkan satu tangannya dan menekuknya sedikit bertenaga,membuat Hanjis merasa tercekik. "MAU BUNUH GUE LO?"
"Lo yang cari mati."
"Bercanda doang Je serius amat. lo tenang aja gak bakal gue nikung lo."
"Apa jaminannya?"
"Gue gak suka sama Yeji. Gue suka sama orang lain."
"Siapa?"
"Ada."
"Chaery?"
"Bukan."
"Lagian lo ngeselin,ganggu kesenangan gue aja."
"Bukan gue yang perlu lo takutin,tapi si Jeno."
Haje tertunduk lesu,tidak bisa dibayangkan jika mereka memang menjalin hubungan khusus. Setahun ia berusaha mendapatkan seorang Yejira Savina tapi tak ada satu pun tanda bahwa keberuntungan akan berpihak padanya. Apa memang benar ini karma untuknya? Dulu ia tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan seorang wanita,dan tak susah juga baginya meninggalkan mereka jika dirasa hubungannya telah membosankan. Tanpa peduli bagaimana perasaan mereka.
Yeji berbeda,wanita itu sulit sekali untuk ditaklukkan.
"Je. Menurut gue cara lo buat dapetin Yeji harus dirubah. Jangan bikin dia kesel lagi!"
"Gue harus gimana lagi jis? Lo tau sendiri,dulu gue baik-baikin dia malah gak dianggap sama sekali. Setidaknya kalo gue ngerjain dia,dia ngerespon."
"Ngerespon pake teriakkan?" Sindir Hanjis.
"Daripada gue dikacangin. Mending diteriakin budeg-budeg dah kuping gue."
"Mungkin lo bisa pake cara nerbangin layangan?"
"Layangan???"
"Tarik ulur."
"Ooh. Sempet sih gue mikir begitu,tapi gue takut. Kalo gue ulur, Yeji makin jauh gimana? Ditarik aja gak ngedeket apalagi diulur lepas udah."
"Apa salahnya mencoba? Setidaknya lo harus tau reaksi Yeji pas lo jauh. Dia ngerasa kehilangan lo atau gak? Kalo dia sama sekali gak nyariin lo berarti Yeji bener-bener gak ada rasa sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA || SKZ × ITZY
Fanfic"Heh,lo bayarin ongkos gue?" "Iya sayang,anggep aja aku lagi belajar buat nafkahin kamu." Huekkk... "Iiiih,nih gue ganti!!!" Yeji meraih tangan Haje lalu diletakkanlah satu lembar uang dua ribu dan dua koin uang lima ratus diatas telapak tangan Haje...