18. Mia Pengganggu

161 20 113
                                    

Rishi dan Rhea tiba di sebuah toko. Hari ini Rishi sangat senang bisa berduaan dengan Rhea. Jelas saja, ini yang ditunggunya sejak pertama kali melihat Rhea.

"Kak Rishi!"

Senyum Rishi pudar seketika mendengar seseorang memanggilnya. Dengan sangat pelan dia memutar kepala untuk melihat siapa yang memanggil.

"Mia?"

"Mau belanja tapi tidak mengajakku, jahat sekali," canda Mia, selanjutnya beralih pada perempuan di samping Rishi-yang tak lain adalah Rhea.

"Hai! Kau Rhea Verma? Calon kakak ipar kami? Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini. Kau lebih cantik dari yang ada di foto, pantas saja kak Rishi menyukaimu. Kelihatannya kau juga sangat baik. Senang bertemu denganmu," oceh Mia panjang lebar, sampai-sampai Rhea bingung mau menjawab.

Akhirnya Rhea mengulurkan tanganya, "Iya, aku Rhea Verma, dan aku bukan calon kakak--"

"Tidak usah malu-malu, Kak. Santai saja. Aku Mia," Mia menerima jabatan tangan Rhea. "Kalian pasti ke sini mau belanja untuk pesta Tuan Singh besok, kan? Apa aku boleh bergabung? Tentu saja boleh, iya 'kan?" cerocosnya.

"Iya ..., tentu saja. Aku malah senang ada teman belanja. Ayo masuk," ajak Rhea.

Keduanya malah masuk dengan saling bergandengan tangan dan mengobrol akrab seperti kakak-adik yang sudah lama tak bertemu.

Lalu Rishi? Jangan tanya. Pria itu menatap datar keduanya sambil menggerutu. Gagal sudah rencananya berduaan dengan Rhea. Entah kenapa makhluk pengganggu bernama Mia itu harus datang.

Rhea dan Mia tiba di tempat pakaian, keduanya memilih-milih sambil terus bercerita---terutama Mia yang sebenarnya sangat cerewet.

"Mia, kau sudah lama mengenal Rishi?" tanya Rhea.

"Ya, sudah lama. Bahkan Sonu mengenalku juga karena kak Rishi. Waktu itu aku pulang malam-malam dan diganggu beberapa penjahat, tapi kak Rishi datang dan menolongku. Sejak saat itu kami berteman. Dan kau tahu enaknya, Kak? Para penjahat tidak ada lagi yang berani menggangguku, karena apa? Karena aku kenal kak Rishi," jawab Mia panjang lebar kali tinggi.

"Jadi ... kau kekasihnya Sonu?"

"Iya, bisa dibilang aku pacar terlama-nya," kata Mia sambil tetap sibuk memilih baju.

"Berapa tahun?"

"Dua minggu."

Rhea hampir tersedak mendengar jawaban Mia. Dua minggu? Dan terlama? Wah. Sekarang Rhea jadi penasaran tercepatnya berapa hari, atau bahkan jam?

"Kau pasti terkejut 'kan, Kak? Sonu ya memang begitu. Dia bisa mengungkapkan perasaannya pada seorang gadis walau baru saja melihatnya beberapa detik, dan dia bisa juga menutus hubungannya beberapa detik kemudian. Tanyakan pada seluruh gadis di kota ini, siapa yang tidak kenal Sonu dan belum jadi korbannya. Sembilan puluh sembilan koma sembilan persen akan bilang mengenal Sonu, dan tujuh puluh persen dari semua itu adalah korban Sonu. Dia itu sungguhan penjahat, penjahat hati tapi." Mia bercerita tanpa diminta.

"Dan sekarang hubungan kalian, bagaimana?"

"Entahlah, kemarin saat kami keluar, Sonu meninggalkanku tiba-tiba, katanya ingin mengejar kakak iparnya. Aku sangat kesal, bahkan mengatakan mengakhiri hubungan kami. Tapi, setelah aku tahu siapa kakak ipar yang Sonu maksud, aku jadi lega dan malah senang. Itu kau, 'kan, Kak?"

"Kemarin? Di mana?"

"Naina Kafe, malam hari, kau ada di sana bersama temanmu, dan Sonu melihatmu," jelas Mia.

Sekarang Rhea baru mengerti, jadi waktu itu Sonu melihatnya saat bersama Katrina. Yang jadi pertanyaan, apa Sonu mendengar pembicaraannya dan Katrina? Akan tetapi, dia bahkan tidak melihat ada Sonu di situ, jadi kemungkinan Sonu mendengar pembicaraannya dan Katrina adalah mustahil.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang