23. Pelabuhan

124 30 12
                                    

"Terus pantau mereka dan laporkan semua yang terjadi kepada saya."

Suara dari seberang terputus ketika sosok pemuda itu mengakhiri pembicaraannya lewat telefon.

Melirik dan memperhatikan suara Elektrokardiogram yang keluar dengan lambat. Matanya tidak tenang dan menghampiri sosok yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Menggenggam tangan dingin itu sembari terus menunggu pergerakan yang bisa muncul kapan saja.

Brian -- pemuda itu sedang berharap dan menunggu Abinra untuk bangun dari komanya. Selepas kejadian terjatuh dari jurang, Brian menyelamatkan Abinra dan segera pergi ke rumah sakit di London.

Pemuda itu sangat kalap saat mengetahui Abinra terjatuh bersama dengan Nathania. Niat hati ingin membawa Nathania bersama, namun harus di urungkan karena gadis itu menolak.

---

Setelah ledakan mobil yang menusuk ke dalam indra pendengaran Brian, ia langsung memerintahkan beberapa orang miliknya untuk turun ke jurang itu.

Mendapati mobil yang sudah hangus terbakar dengan Abinra dan Nathania yang sudah terluka cukup parah.

Brian turun dari helikopternya, menuju Abinra dengan luka yang tidak main-main. Wajah dan tubuhnya dipenuhi oleh darah dan serpihan kaca. Keadaan Nathania pun sama, bahkan lebih parah. Gadis itu terbentur ke batu di sampingnya, kaca menghunus perut dan sekitar bola matanya.

"Abinra." Brian mencoba menyadarkan Abinra dengan menepuk pelan pipi gadis itu.

Tangan Nathania bergerak, memberi sinyal jika ia masih hidup.

"B- bawa Abinra pergi dari ... sini, bawa d- dia ke rumah sakit. Kakak harus janji s- sama aku, kalau Abinra akan akh membuk mata kembali," ucap Nathania dengan suara yang sulit dimengerti. "Jangan bawa gue ... biarin kak Alvin atau yang lainnya nemuin gue di sini."

Perkataan Nathania terputus, begitu pun nafasnya. Gadis itu meninggal dunia setelah memberi sepatah kata untuk Brian.
Brian menghela nafasnya, berdoa untuk Nathania agar tenang di alam sana.

Menelusupkan tangan pada pinggang Abinra dan menggendongnya dengan gaya bridal, ia menuju ke helikopter dengan segera.

"Apa bisa kita sampai di Amerika dengan cepat?" tanya Brian kepada awak kapalnya.

Awak kapal mengangguk, menyalakan mesin helikopter itu dan pergi ke lain arah agar tidak di ketahui oleh Rebells yang sedang berada di atas sana.

Awak kapal mengangguk, menyalakan mesin helikopter itu dan pergi ke lain arah agar tidak di ketahui oleh Rebells yang sedang berada di atas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakala menerima pesan dari orang luar, ia diberi peringatan; jika ia ingin bertemu dengan Abinra, ia harus pergi ke pelabuhan di Jakarta ini. Dengan catatan, harus pergi sendirian.

REBELLION (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang