23

8.6K 1.4K 913
                                    

Widiw apdetnya malming hahaha


*

"Ibumu?"



Todoroki menganggukkan kepalanya. Lalu ia sedikit berlari kecil, menyuruhku mengikuti langkahnya.





Wadaw..,



Mau gak mau aku mengikuti langkah Todoroki yang kelihatannya hari itu sedang bersemangat.



"Kaa-san."Todoroki mendekati Ibunya yang sedang duduk di dekat air mancur. Aku mengikuti dari belakang.





"Ini temanku, namanya (Name)."



Aku membungkuk, "Selamat pagi, Nyonya Todoroki."



bentar-bentar.., ini kok kayak sedang.......(dipersilahkan isi sendiri :D)





Ibu Todoroki memang cantik. Rambutnya biru mendekati warna putih. Dengan gurat wajah yang meneduhkan. 



hanya saja tatapan matanya sedikit kosong.



yah siapapun pasti akan syok karna dipaksa nikah dan hanya digunakan sebagai mesin untuk menciptakan sebuah karya yang luar biasa.

Lalu ditengah-tengah stress melanda, tidak sengaja menyakiti anak bungsunya dan dimasukkan ke rumah sakit.



siapa yang tidak stress?

Astaga kalau aku kehabisan stok susu di supermarket dekat apartemen saja udah stress luar biasa.



apalagi ngurusin alur cerita yang kian hari makin oleng sana-sini berubah terus.



hadeuhh



Kami mengobrol banyak hal, bahkan setelah mengetahui bahwa aku mempunyai quirk air, Ibu Todoroki memintaku menunjukkan bakatku.



Aku mengacungkan kelima jariku dan air didalam air mancur itu keluar dan mengapung dengan indah membentuk sebuah ornamen.



Bahkan, aku dengan iseng membawa beberapa ikan koi mengapung berenang di udara.



Anak-anak kecil mulai mendekat, berseru-seru senang melihat atraksi gratisan dariku.





waw, gini nih rasanya jadi badut





Yah selang beberapa menit, aku menyelesaikan pertunjukan dengan mengembalikan air dan ikan-ikan kembali ke kolam.



"Sepertinya di ruangan Ka-san ada buah-buahan, aku ambil dulu."Todoroki undur diri.



Aku ditinggal berdua doang dengan emaknya.









hmm









"Apakah Shouto bahagia di sekolah?"



Aku menoleh. 





Ibu Todoroki menatap langit. Sorot matanya menunjukkan kasih sayang yang mendalam.





Aku mengangguk sambil tersenyum, "Todoroki terlihat menikmati sekolahnya. Jadi, kurasa dia bahagia."



Ibu Todoroki menghembuskan napas lega, "Aku sedikit takut dengan sifatnya, dia akan sendirian di sekolah. Tapi syukurlah, aku lega saat Shouto membawa temannya kesini."







Ah, aku diseret sama anak bungsumu, bunda.







"Todoroki memang sedikit menutup diri, tapi dia tetap bisa berteman dengan kami."Aku tersenyum.



𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang