25. Tawaran Menarik

124 31 8
                                    


Seminggu setelah kejadian pengeboman oleh Kelendra terhadap Aretha Pradista, kini Rebells terpecah belah. Vanilla yang juga tidak terima atas apa yang di dapatkan adiknya itu memilih untuk mundur sepenuhnya dari Rebells.

Sagala masih belum ada kabar, ia seperti hilang ditelan oleh bumi. Hanya ada Handaru, Daegal, Aeyza dan Arsya, sekarang.

Laporan tentang hilangnya Abinra pun belum berhasil diselidiki oleh pihak kepolisian. Bahkan kini Kelendra dan Alvin pun menjadi buronan polisi.

Mereka menerima nasib atas apa yang terjadi pada temannya. Kelendra pergi keluar negeri saat ini, menghindari pengejaran polisi di Jakarta.

Semuanya tampak rumit dan membingungkan. Mereka tidak tau harus bagaimana sekarang, apakah mereka juga harus membubarkan Rebellion? Atau akan tetap mempertahankan Rebellion dengan anggota yang tersisa?

"Kayanya kita harus bubar." Daegal mengusulkan.

Handaru menatapnya, diikuti oleh 2A itu.
Mereka semua menghela nafas berat.

"Gua gak akan bubarin Rebells. Inget janji kita pada Rebells dan Sakala? Kita gak akan bubar walau terpecah sekali pun." Handaru mencoba untuk mengingatkan mereka.

Daegal tidak setuju, "Tapi keadaan gak dukung kita, Han."

Aeyza memegang tangan Daegal, memberi tanda agar ia tidak berbicara lebih dari itu.

"Kita masih bisa lanjut," ucapan Arsya membuat semuanya menoleh. "Kita tinggal memperbaiki nama Rebellion, kan?"

"Enggak semudah itu, Sya," jawab Daegal.

"Gua setuju sama Arsya. Mau gimana pun, kita itu keluarga. Apa yang bakal terjadi kalo Rebells bubar? Kalian gak akan pernah nemuin temen yang bener-bener kaya kita untuk kedua kalinya."

Abinra sudah pulih, walau belum sepenuhnya pulih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abinra sudah pulih, walau belum sepenuhnya pulih. Ia sekarang sedang melatih otot-otot kakinya agar terbiasa untuk berjalan lagi setelah mengalami patah tulang.

Jangan lupa, dibantu oleh teman dekat Brian, Dokter Jeffrey. Pemulihannya lebih cepat dari yang dibayangkan.

Memapah tubuhnya menggunakan alat berjalan, Abinra dibantu Jeff untuk duduk ke kursinya.

"Pelan-pelan," ucap Jeff sambil memegangi tangan Abinra.

Abinra berhasil duduk dengan sempurna, ia tersenyum. "Makasih, Dok."

"Jeff, jangan Dok."

"Lho, kan anda Dokter," adu Abinra.

Jeffrey menghela nafas. "Terserah saja."

***

REBELLION (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang