Seperti kata Sagala dua hari kemarin, dirinya bersama Kelendra kini sedang berada di salah satu salon didekat tempatnya tinggal.
'Ingin menggubah penampilan' tujuannya seperti itu.
Mereka menghabiskan waktu 3-4 jam lebih disini, mengubah gaya rambut, mengubah pakaian, dan mengubah gaya hidup.
Jika memang harus- mereka ingin mengubah namanya.
Sagala menambah beberapa tatto pada tangan dan tubuhnya, berpenampilan seperti bajingan tengik. Awalnya Kelendra tidak menyetujui, namun yasudah lah, terserah lelaki itu saja.
Berbeda dengan Kelendra yang hanya memangkas sedikit rambutnya. Gadis itu lebih berpenampilan menarik dan terlihat sedikit imut. Tidak seperti sebelumnya ketika dengan rambut panjang.
"Bro, you guys are like the real people from this country." Pegawai salon berkata begitu, dibumbui dengan tawaan di belakang kalimat.
Mereka berdua setuju, sekarang mereka sudah terlihat seperti orang asli dari daerah ini. Semoga tidak ada yang mengenali.
***
Mereka baru saja mampir ke Coffe Shop setelah pulang dari salon. Membeli dua kopi yang tersedia disana.
Kini mereka sedang berjalan untuk pulang ke apartment. Kelendra masih tidak menyangka dengan penampilannya, ingin menambah tatto seperti Sagala, namun dirinya terlalu takut.
"Len," panggil Sagala. "Gimana? Gua keren, 'kan?"
Kelendra menoleh, menatap Sagala dari kepala hingga keujung kaki. Dirinya baru sadar kalau lelaki itu kini berubah menjadi berandal, jika berada di Jakarta tentu saja. But, ini Amerika, man.
"Biasa aja." Kelendra mengalihkan kembali perhatiannya.
Sagala berdecak, sebal dengan jawaban singkat yang keluar dari mulut gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBELLION (Completed)
Novela Juvenil[Konflik sedikit membingungkan. Hanya ada 1000-1400 kata setiap part.] Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata 'geng'? Apakah bayanganmu akan seperti kebanyakan orang? Mereka berpikir kalau sebuah geng hanya untuk anak-anak berandal dan tidak t...