PART 4

430 42 24
                                    

Aku buka folder picture di laptopku dan aku tunjukkan beberapa foto yang aku ambil di rumah putri ke suster weni yang sedang mengecek tekanan darah dan oksigenku.

"Ok, sudah selesai sayang" kata suster weni yang baru saja menyuntikan cairan ke tubuhku.

Sekarang aku sudah tidak pernah merasakan kesakitan saat disuntik. Entahlah, mungkin tubuhku sudah mulai terbiasa. Suster weni melihat rak obat sambil meletakkan tangannya di pinggang.

"Kamu sudah bisa berjalan jalan keluar, tapi aku akan terus memantau kamu" kata suster weni sambil mengangkat salah satu botol obat. "Ingat ! Kamu harus minum ini setelah makan" lanjutnya sambil mengambil botol obat yang lain, "dan pastikan kamu tidak ........"

"Aku tau suster" potongku.

Jiwa keibuannya keluar, dia menghela nafasnya. Jauh dilubuk hatinya dia sebenarnya tau aku akan baik-baik saja. Aku segera melambaikan tanganku ketika mereka berpamitan dan berjalan menuju pintu, lalu ku dudukkan posisiku senyaman mungkin.

"Oh ya, jirayut sudah diruangannya 310. Tapi sebelum kesana kamu harus menunggu cairan infus kamu habis dulu" kata suster weni.

"Apa ??? Beneran ???" Jawabku, lalu aku bangun dari tempat tidur sambil membawa infusku. Aku tidak percaya dia ada disini.

Suster weni langsung berlari pelan menghampiriku dan menyuruhku tidur lagi.

"Aku sudah bilang habiskan dulu cairan infusmu, apakah kamu tidak mendengarkanku ?" -suster weni.

Aku menyengir sambil menidurkan tubuhku lagi. Suster weni tersenyum sambil menatapku.

"Kamu harus relax ra.. nanti saya akan kembali lagi untuk mengecek infusmu" kata suster weni sambil meninggalkan ruanganku.

Aku ambil handphoneku dan aku coba untuk mengirimkan chat ke jirayut.

Kamu disini ? -send

Beberapa detik aku menerima balasan chat dari jirayut.

Bronkitis. Kumat lagi.. tapi aku masih hidup. Nanti datang ke kamarku. Aku masih istirahat sekarang.

Pesannya hanya aku baca, dan kubaringkan tubuhku sambil memejamkan mata. Banyak yang terlintas dipikiranku. Aku merasa senang bisa ketemu jirayut lagi nantinya. Dia seseorang yang bisa mengerti aku disini. Dia teman pertamaku sejak aku tinggal disini. Dia terkena penyakit bronkitis, kita berjuang bersama-sama melawan penyakit. Meskipun kita harus ada jarak, ya.. kita tidak boleh terlalu dekat dan bersentuhan. Untuk pasien fibrosis sepertiku mempunyai resiko sangat besar bersentuhan dengan penyakit dengan bakteri yang berbeda jenis.

*****

Aku berdiri sambil melihat matahari yang mulai terbenam dari jendela kamarku. Aku melihat ke arah taman rumah sakit, melihat sepasang kekasih tertawa sambil bergandengan tangan. Aku tersenyum melihatnya, sudah lama aku tidak berpacaran. Dulu aku pernah berpacaran saat tahun pertama di SMA, tapi cuma sebulan. Dia menjauh saat tau aku terkena infeksi. Telapak tangannya berkeringat saat kami berpegangan tangan dan dia memakai banyak disinfektan di tubuhnya, karena aku selalu batuk kalau kita berpelukan.

Kubaringkan tubuhku, sambil menatap langit-langit samar-samar aku bisa mendengar suara nafasku. Terasa menakutkan. Hpku berbunyi banyak chat masuk dari orangtuaku mereka memberitahuku akan segera mengunjungiku. Aku harus terlihat baik-baik saja, pikirku.

Terdengar ketukan dipintu kamarku, aku kira jirayut ternyata suster weni. Dia memberiku masker dan sarung tangan.

"Kamu boleh keluar 15 menit" kata suster weni.

Aku langsung semangat. Suster tersenyum kepadaku sebelum keluar dari kamarku. Aku langsung memasang kanula dan membawa oksigen portableku.

Aku berjalan melewati lorong-lorong kamar sambil tersenyum lebar. Tiba di depan kamar jirayut, aku langsung mengintip di kaca pintu. Melihat jirayut yang sedang meringkuk tertidur lelap dibawah selimut kotak-kotaknya.

Tidak mungkin menunggu jirayut sampai bangun, aku menghampiri suster jaga untuk meminta kertas dan meminjam pulpen. Aku mulai menggambar hati dan tidak lupa menuliskan namaku disitu lalu mulai kutempelkan dipintu. Agar dia tau aku sudah datang ke kamarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JARAKWhere stories live. Discover now