. psychological thriller school-life - rated M 🔞
. mature content! rape, sexual abuse, bully, violence, murder
Terjadi penembakan masal di SMA Valkyrie, Jumat, 29 Oktober 2017. Korban terhitung 18 orang. Kejadian berlangsung saat jam kelas tambahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pamannya sakit, ibunya memutuskan pulang lebih dulu dan memberikan tanggung jawab kafenya pada Jonah. Menjaga tempat bisnis keluarga seorang diri tidaklah mudah. Banyak yang harus dia kerjakan seorang. Se-sore ini Jonah menghabiskan waktunya melayani pelanggan. Penatnya usai sudah saat waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Jonah membiarkan karyawan yang bekerja di kafenya pulang. Sedangkan dirinya masih enggan untuk beranjak. Kakaknya, Hagen tinggal di asrama Universitas. Ibunya berjaga di rumah sakit. Rumah sepi malam ini, itulah kenapa Jonah malas untuk pulang.
Pemuda itu menghabiskan waktu di kafe. Menikmati sunyinya malam ditemani buku horor bacaannya. Suasana semakin mendukung kengerian dalam buku tersebut. Jonah merinding pada bagian sosok bermata merah yang diduga hantu oleh karakter utama di buku. Ia sudah membacanya berkali-kali dan masih saja merasakan getarannya. Padahal ia tahu siapa dibalik sosok bermata merah tersebut. Bayangan mata merah itu selalu menghantuinya tiap malam. Tanpa sadar di waktu mendatang ia akan bertemu dengan pemilik mata merah yang asli.
Rintik hujan di luar. Cuaca memang sedang tidak stabil. Temperatur ruangan menambah suasana menakjubkan. Dingin saat kulit tangan menyentuh kursi kayu. Angin kecil dari kibasan halaman buku sangat terasa di wajah. Jonah suka duduk di bangku dekat dinding kaca. Membaca sambil menikmati kopi hangatnya. Ia baru akan pulang saat dini hari. Pendengarannya menangkap sebuah suara asing. Langkah jejak kaki nyaring yang diseret. Jonah selalu tahu bahwa buku bersampul gelapnya mampu membawa sugesti sampai ke dunia nyata. Orang berkaki pincang yang berjalan dengan menyeret kakinya pada buku itu barangkali sedang menghantuinya. Mungkin dia sedang bergerak pelan di depan kafenya, langkah demi langkah. Depakan, kemudian diikuti sol sepatu yang diseret. Suara yang membuat irisan kotor di telinga. Jantung Jonah tiba-tiba berdetak kencang. Sensasi itu mengerikan sekaligus menyenangkan. Ini belum sampai pada bagian dimana terdapat seorang anak dipenggal kepalanya tapi sudah berhasil membuat frustrasi perasaan. Jonah terlonjak saat mendapati bayangan gelap bergerak dari luar dinding kaca kafe. Berdiri diam di depan sana. Embun dingin menyamarkan pandangan.
Siapa?
Jonah butuh waktu untuk melawan ketakutannya. Orang-orang Asia mungkin akan percaya itu hantu. Lain dengan orang Barat yang lebih was-was pada pembunuh berantai yang berkeliaran di malam hari.
Siapa?
"Hai, kakakku berulang tahun lagi."
Di tengah rintik hujan itu terdapat seseorang yang membutuhkan pertolongan. Senyum lemah dari seseorang yang wajahnya dipenuhi lebam menyambut Jonah saat membuka pintu. Sebelumnya, mengintipnya terlebih dahulu memastikan bahwa bukanlah orang berbahaya yang berdiri di sana.
Jonah bertanya-tanya, dimana mustang Leo? Dia ke sini berjalan kaki? Bahkan sepatunya tidak dipakai dengan benar dan ada sesuatu yang aneh pada kakinya. Jonah tidak mau berlama-lama mengamati penampilan lusuh yang jarang dimiliki pemuda berambut coklat tersebut. Ia menepikan tubuhnya untuk menyilakan Leo masuk. Cara berjalannya kepayahan. Sepertinya terjadi sesuatu pada pergelangan kakinya.