37 - Rumah Sakit

236K 22K 2.8K
                                    

Salam sayang semuanya,

Terimakasih sudah sabar menunggu Dosen Bucin update
🤗🤗🤗🤗🤗

Thank u juga buat rankingnya yang naik lagi, kalian hebat❤️

Ares kirim salam sama kamu ya, 🤭

Selamat membaca😊

*****

Sarah Annara

Mataku menatap bosan langit-langit ruangan bercat putih dengan baunya yang khas juga tajam. Sekarang aku berada di rumah sakit.

Kemarin malam saat aku pulang dari rumah Hana, tiba-tiba saja hujan turun di tengah perjalanan. Walaupun tetap memakai jas hujan dari abang ojol, badanku tetap basah dan mungkin aku masuk angin.

Karena demamku tidak turun hingga tadi pagi, Tante Renata memutuskan membawaku ke rumah sakit untuk opname. Untuk pertama kalinya aku drop semasa kuliah. Aku bukan tipe orang yang gampang sakit, tapi kali ini aku kalah. Mungkin karena kelelahan juga, jadinya makin drop.

"Mau makan?" tanya Tante Renata dan aku menggeleng.

"Sudah jam berapa ya, Tan?"

"Jam dua belas. Sebentar lagi Mami kamu datang, udah dijemput Refan ke bandara."

Seketika mataku melebar. Aku meringis membayangkan gimana reaksi Mami nanti, melihat putri satu-satunya terbaring lemah di rumah sakit. Yakinlah, Mami nggak akan menangis, tapi akan memarahiku dan menasihatiku dari A sampai Z. Aku benar-benar malas mendengarnya.

"Oh iya, Ares juga udah dijalan."

"HA? ARES? Maksudnya Pak Gian? Pacar aku, Tan?" Tante Renata mengangguk.

"Kok bisa?"

"Ya bisa dong, kan Ares pacar kamu," balas Tante Renata.

"Maksud aku kok bisa Pak Gian tahu aku disini?"

Aku memijat keningku sebentar. Kalau Pak Gian datang, berarti bakal ketemu sama Mami. No, ini salah, mereka nggak boleh ketemu dulu. Napasku mulai berat dan jantungku berdetak dengan cepat.

"Tante yang kasih tahu sama Pak Gian?"

"Hape kamu bunyi terus dari tadi, ya udah Tante angkat," gumam Tante Renata lalu tersenyum hangat padaku.

"Tante suruh datang?"

Tante Renata menggeleng. "Dia yang bilang bakal datang. Ya udah, Tante iyain"

"Kenapa Tante nggak tolak aja sih. Tante kan tahu kalau Mami juga bakal datang."

"Mukanya itu loh. Nggak suka pacarnya jenguk?"

"Bukan gitu, Tan. Menurut aku, waktunya nggak pas kalau saat ini."

"Nggak pas gimana. Udah pas banget malahan. Sembunyinya udahan aja ya Ra, lagian nggak ada masalah kok kalau kamu kenalin pacar kamu ke Mami. Tante yakin Mami nggak bakal marah."

Aku menatap Tante Renata pasrah. Lalu tanganku menjalar ke nakas dan mengambil satu buah apel merah dan memakannya.

"Nggak perlu panik, nggak ada yang perlu dikhawatirin juga. Kamu nggak papa kan sendiri dulu disini? Tante mau kerja, Ares juga sebentar lagi udah sampai kok."

"Iya, Tante."

"Jangan lupa dimakan bubur sama obatnya. Get well soon, Sayang." Tante Renata mencium puncak kepalaku sebelum keluar dari ruanganku. Tante Renata memang membawaku berobat ke rumah sakit tempatnya bekerja, katanya biar lebih mudah mengawasiku.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang