Pagi ini ku kayuh sepeda ku menuju sekolah dan tidak sengaja berpapasan dengan dia. Iya dia seseorang yang mampu membuat hidupku lebih berwarna. Namanya Chandra, dia berusia 17 tahun dan satu sekolah dengan ku, kamipun sekelas. Tapi tentu saja tidak sebangku. Dia berada di barisan terdepan bersama teman2 nya dan aku sendiri di bagian pojok belakang dekat dengan jendela. Tempat favorit ku dr SD.
Sebelum sampai di sekolah, aku mampir ke toko bibi ina untuk membeli roti dan susu. Percayalah ini bukan untuk ku, tapi untuk dia 🙂 setiap pagi aku kan membelikan nya roti dan susu coklat. Dan itu akan aku taruh di meja nya sebelum dia sampai di kelas. Bahagia ku sederhana, dia tidak pernah bertanya atau bahkan bingung dengan sepotong roti dan susu tersebut karena yang ku lihat selama ini dia selalu memakan nya sampai habis sebelum pelajaran di mulai. Mengagumi nya menjadi suatu yang indah untuk ku walau tidak bisa memiliki. Setidaknya melihat dia tersenyum itu sudah cukup.
Tapi, itu semua menjadi kenangan buruk disaat seorang teman sekelas ku membacakan isi diary ku didepan kelas dengan nyaring. Dan yang pertama ku tatap adalah dia yang dimana dia pun menatapku dengan tatapan yang sulit di artikan dan dengan bodohnya aku mendekat lalu mencium bibirnya kilat. Bodoh tentu saja itu hal terbodoh yang pernah ku lakukan. Dia mendorong ku dan mengatakan sesuatu yg menyakitkan.
Sejak saat itu semua berubah. Dia menghilang dari penglihatan. Dia membenci ku !!!
Pagi ini berbeda, aku sendiri dan tidak mampir lagi ke toko bibi ina. Ku kayuh sepeda ku dengan lambat dan menuju pantai. Ntahlah aku sudah tidak minat untuk kesekolah. Dan disini aku berada di bawah langit dengan awan-awan yang sedikit mendung duduk diantara bebatuan dan menatap kearah pantai.
Hey .. aku rindu dan lelah. Kamu tau hidupku sudah tidak bisa di tebak bisa bertahan berapa lama lagi. Tapi aku tak pernah menyesali itu semua. Sudah menjadi takdirnya dan harus ku terima.
Terimakasih untuk mu dan selamat tinggal 🙂
" Chandra, i love u "
Rain
