Tiga Puluh Sembilan

3.4K 477 14
                                    

Entah pergi ke mana jiwa Lisa, rasanya raganya begitu kosong sekarang. Indra pendengarannya bahkan sudah tak berfungsi dengan baik, karena suara Tana dari seberang sana sudah tak bisa Lisa dengar dengan baik. Hal terakhir yang masuk ke telinganya hanya suara isak tangis Tana dan kalimat akhir yang menjadi alasan dari kenapa jantungnya terasa begitu tak sanggup lagi untuk berdetak.

"Dia ada di rumah sakit."

Ingin sekali Lisa membentak Tana yang dengan tak tau diri malah memberitahukan berita semacam itu pada dirinya yang bahkan sudah berstatus sebagai mantan dari cowok yang mungkin menjadi alasan kuat kenapa Tana bisa sampai nangis kejer begitu.

Namun di sisi lain, batinnya lebih tak tau diri lagi ternyata. Dia malah sibuk bergemuruh sendiri, tak mementingkan fakta bahwa Lisa sudah tak memiliki hubungan apapun dengan cowok yang namanya disebutkan diawal kalimat Tana barusan.

Kepalanya masih berputar. Sungguh, Lisa ingin sekali tak acuh dengan telepon dari Tana. Namun sekali lagi, batinnya sangat keras kepala, bahkan lebih keras dari kepala miliknya. Yang malah membuat matanya hanya menatap kosong lorong sekolah yang tengah menjadi jalanan baginya untuk menuju parkiran yang beberapa detik lalu akan segera membawanya refreshing, berkelana, serta mencicipi berbagai menu makanan dan minuman baru yang tampaknya akan sangat menyegarkan, namun pada akhirnya tetap saja posisi Jungkook masih jauh diatas para barisan minuman dan makanan yang mulanya selalu berjejer rapi menjadi prioritas di dalam otaknya.

Dan di detik berikutnya juga Lisa memutar haluan. Sekarang, tujuannya bukan lagi kafe, tapi rumah sakit yang baru saja di sebutkan Tana sebelum suara cewek itu hilang ditelan seluruh gelombang yang rasanya sudah memenuhi rongga kepalanya tanpa permisi.

Masa bodo dengan Jungkook yang mungkin saja nanti benar-benar tak membutuhkan dirinya. Toh Lisa ke sana juga bukan atas dasar karena ingin dibutuhkan Jungkook, ia ke sana murni karena ia ingin.

Lisa masih ingin melihat cowok yang mungkin saja sudah tak ingin melihat dirinya, Lisa masih ingin mendengar suaranya yang bahkan terakhir kali sudah membentak dirinya dengan tak manusiawi, Lisa juga masih ingin mencari kebenaran dari balik manik mata cokelat yang terakhir kali ia lihat di kafe waktu itu. Lisa ingin sekali.

Dan dengan seluruh keinginan yang ia miliki, Lisa meminta Jeil untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit.

Walaupun tak tau apa yang terjadi dan siapa yang tengah berada di sana, Jeil hanya mengangguk setuju. Ia tak mau banyak tanya, kondisi Lisa sepertinya sedang tidak baik-baik saja, dan Jeil cukup tau akan hal itu.

"Ayo, gue anter."

Tergesa-gesa Lisa berlari menyusuri beberapa lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa begitu panjang, bahkan beberapa kali Jeil sempat menahan lengan cewek itu hanya untuk sekedar mengingatkan kalau masih ada cara lebih cepat menemukan Jungkook...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tergesa-gesa Lisa berlari menyusuri beberapa lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa begitu panjang, bahkan beberapa kali Jeil sempat menahan lengan cewek itu hanya untuk sekedar mengingatkan kalau masih ada cara lebih cepat menemukan Jungkook dari pada harus berlari seharian di rumah sakit tanpa tujuan yang jelas.

Lili Closet Film ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang