“I would love to take you to prom, Mrs.Styles.”
Aku menelan ludah. This is such a dilemma. I want Harry to say that but now I don’t know what to do with the awkward tension between us. I just stare at him, feeling weird and amused at the same time.
“Uhm, I’m sorrry. I shouldn’t have said-“ aku memotong ucapan Harry.
“No! it’s okay. I just feel.. shocked, ya know?” kataku sambil menunduk melihat lantai.
Harry tertawa sedikit, “do you want to have a lunch?” tanyanya. Oh, aku ingat terakhir kali dia mengajakku pergi makan siang si bandara. God, he’s such a jerk back then.
Aku memicingkan mata kearah Harry, “are you asking me to have a REAL lunch with you or are you just going to give me a ride to the nearest restaurant?” tanyaku sambil tersenyum jahil.
Harry mengerutkan dahinya lalu dia membuka mulutnya tapi tidak berkata apapun, dahinya makin mengkerut lalu dia menepok jidatnya sendiri, “shit Candice. I remembered.” Kata Harry sambil menggelengkan kepalanya. “dammit. I was such a douche.” Lanjutnya.
Aku tertawa untuk menunjukan kalo aku sudah melupakan sikap menyebalkan Harry waktu itu. “It’s okay though. Actually, because of your doucheness, I could have a lunch with Luke.” Kataku not aware of what I’m saying.
Harry langsung terlihat terganggu saat aku menyebutkan nama Luke, “who is that?” tanyanya serius. Umm, what’s wrong with Luke?
“He’s my classmate-“
“Your crush?” Harry memotong perkataanku dengan cepat.
Aku mengerutkan dahi, bingung kenapa Harry bertanya seperti itu dan bingung harus menjawab apa. My crush? Apakah aku masih menyukai Luke? Aku bahkan sudah tidak pernah memikirkannya selama 2 hari, apa itu tanda-tanda lain kalau aku sudah tidak suka padanya?
“Your boyfriend?” Harry bertanya lagi karena aku tidak menjawabnya.
“No!” jawabku terlalu cepat dan keras.
“Do you have a boyfriend at all?” tanyanya lagi tanpa jeda. Oh God, this is too much.
“Um, no.” jawabku pelan.
“Good, now let me make up the last time when I should’ve taking you to lunch.” Kata Harry lalu berdiri dan melihatku yang melongo. “do you want to go?” tanya Harry mengangkat alisnya bingung.
Aku tersadar dari lamunanku, “yes, of course. Just let me brush my teeth.” Kataku lalu mengambil dress dan kedua kotak lalu pergi ke kamar.
Woah what was that? Harry membuatku bingung setengah mati dengan pertanyaan simpelnya. Saat Harry tau kalau aku sama sekali tidak memiliki boyfriend, he said GOOD! G O O D. What the hell is that mean? Apakah mungkin Harry bersyukur kalau aku tidak berhubungan dengan siapa-siapa? Hush Candice! He’s Harry Styles! He’s a superstar who slept with many girls! Stop taking little things so seriously!
Setelah menggantung dress dari Harry dan menyikat gigi, aku mengganti bajuku dengan celana jeans pendek dan sweater, however it’s almost winter so the weather is cool and chilly. Aku turun kebawah dan berjalan menuju Harry yang sedang minum di depan kulkas yang terbuka.
“You shouldn’t drink,” kataku sambil duduk di counter.
Harry memutar badannya agar menghadapku, “I can’t drink an orange juice?” tanyanya sambil menunjukan botol jus.
“Oh.. I thought you were drinking vodka or something.” Kataku tersenyum malu.
Harry kembali menaruh botol di dalam kulkas dan menutupnya, “I don’t think I could handle a vodka since we were getting wasted last night.” Katanya sambil angkat bahu dan aku mengangguk setuju. “lets go,” kata Harry mengambil kunci mobilnya dan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Escape
Fiksi Penggemar(Read before start reading: this story using indonesian language but english conversation - Harry Styles fanfiction) ❝ I breathe you in again, just to feel you underneath my skin, holding onto, the sweet escape is always laced with a familiar taste...