Chapter 15

17.4K 1.2K 34
                                    

Saat Shin Zhui dan Liu Xian kembali dalam keheningan, tiba-tiba selir Wen datang.

"Selir agung Wen Ying tiba!" Teriak kasim penjaga pintu.

"Selir ini memberi salam kepada yang mulia kaisar dan permaisuri!" Hormat selir Wen yang diangguki Liu Xian dan Shin Zhui.

Kedatangan selir Wen membuat mood Shin Zhui memburuk. Wajahnya yang semula rileks kini penuh kewaspadaan.

"Apa maksud kedatangannya kemari? Apa dia mencoba menggangguku lagi? Aishh... Kurasa dia kemari untuk membawa kaisar menyebalkan ini pergi, syukurlah akhirnya kaisar ini pergi." Gumam Shin Zhui dalam hati.

"Apa maksud kedatanganmu kemari selir Wen? Bukankah aku sudah menemuimu barusan?" Tanya Liu Xian. "Saya hanya ingin ikut bersantai bersama anda dan permaisuri, yang mulia. Permaisuri apa selir ini boleh bergabung?" Ucap selir Wen. "Ah ya... Boleh, duduklah!" Ucap Shin Zhui. Sebenarnya Shin Zhui agak malas, ahh bukan tapi sangat malas jika harus bertemu dengan wanita ular ini tapi karena menjaga reputasinya ia harus menahan diri.

Mendengar jawaban Shin Zhui, selir Wen tersenyum puas karena ia yakin rencananya kali ini berhasil.

"Kali ini aku yakin kau akan tersingkirkan Shin Zhui!" Batin selir Wen.

"Mingfen! Siapkah secangkir teh untuk selir Wen!" Pinta Shin Zhui. "Baik yang mulia." Sahut Mingfen.

Akhirnya Mingfen datang membawa secangkir teh ditangannya. Setelah teh dihidangkan selir Wen langsung mengambilnya dan menyesapnya sedikit.

Suasana kembali hening sampai tiba-tiba selir Wen mengalami kejang.

"Selir Wen, kau kenapa?"

"Apa yang terjadi? Cepat panggil tabib!"

"Per-permaisuri, a-apa ya-yang ka-kau ma-masukkan pa-da teh i-itu?"

"Apa maksudmu?!"

Setelah itu selir Wen mulai kehilangan kesadarannya.

___________

Kediaman bintang penuh dengan anggota kerajaan. Setelah mendapat kabar tentang kasus keracunan selir Wen di kediaman bulan, banyak yang beranggapan bahwa permaisurilah yang berusaha menghabisi selir Wen.

"Apa benar yang meracuni selir Wen adalah permaisuri?"

"Aku tak tahu pasti tapi selir Wen keracunan di kediaman bulan."

"Apa mungkin rumor itu benar?"

"Mungkin saja."

"Tapi mungkin saja ini adalah rencana seseorang untuk menjatuhkan permaisuri."

"Kau benar, tapi kira-kira siapa?"

"Sudahlah diam! Jika ada yang mendengar kalian bergosip maka hukuman cambuk balasannya, apa kalian mau?!"

"Tidak!"

____________

Shin Zhui tetap duduk santai di gazebo kediamannya seperti tak terjadi apa-apa. Toh memang dia tak bersalah dan tak tahu apa-apa.

"Nona, apa anda tak berkunjung ke kediaman bintang?" Tanya Mingfen. "Untuk apa? Lagipula tak akan ada yang membutuhkanku disana." Jawab Shin Zhui acuh.

"Tapi nona saat ini rumor beredar bahwa anda yang telah meracuni selir Wen. Saya hanya khawatir jika anda  tak datang ke kediaman bintang maka mereka menganggap bahwa rumor itu benar." Ucap Mingfen panjang lebar.

"Benar apa yang dikatakan Mingfen, jila aku tak kesana maka aku akan dikambinghitamkan. Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi!" Gumam Shin Zhui.

"Kau benar Mingfen, baiklah kita kesana sekarang." Ucap Shin Zhui yang diangguki Mingfen.

Shin Zhui pun beranjak menuju kediaman bintang untuk menjenguk selir Wen.

___________

Kedatangan Shin Zhui di kediaman bintang disambut dengan berbagai omongan tentang rumor itu. Shin Zhui hanya menulikan telinga seakan tak mendengar apapun.

Shin Zhui berjalan menuju kaisar dan ibu suri berada, yaitu di depan pintu ruang tidur kediaman bintang.

"Permaisuri ini memberi salam kepada ibu suri dan kaisar!" Hormat Shin Zhui. Tak seperti biasa Liu Xian tak sedikitpun melirik kearah Shin Zhui, sedangkan ibu suri menyambut Shin Zhui seperti biasa.

"Putriku! Kemarilah!" Ucap ibu suri yang diangguki Shin Zhui. "Ibunda, bagaimana keadaan selir Wen?" Tanya Shin Zhui. "Kata tabib selir Wen tak apa, hanya saja belum sadar." Ucap ibu suri yang diangguki Shin Zhui.

Tak lama tabib keluar dan memberitahukan keadaan selir Wen.

"Tabib, bagaimana keadaan selir Wen?" Tanya kaisar cemas. "Keadaan selir Wen membaik, yang mulia." Jawab tabib itu. "Apa aku sudah boleh masuk?" Tanya kaisar. "Silahkan yang mulia." Sahut tabib itu.

Kaisar, ibu suri, dan Shin Zhui memasuki ruang tidur selir Wen. Dengan paniknya Liu Xian langsung menuju peraduan selir Wen seakan ia lupa bahwa ia tengah berusaha mencari bukti atas kejahatan selir Wen, Liu Xian kembali hanyut dalam rayuan cinta selir Wen.

"Selir Wen, kau tak apa?" Tanya Liu Xian. "Saya sudah baik-baik saja yang mulia, terima kasih telah mengkhawatirkan saya." Ucap selir Wen yang terdengar lemah. "Apakah keadaanmu baik-baik saja, selir Wen?" Kini ibu suri yang bertanya, namun dengan tatapan yang tak menunjukkan empati sedikitpun. "Saya baik ibu suri." Sahut selir Wen.

Kini selir Wen menatap kearah Shin Zhui dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Permaisuri, mengapa anda tega memberi racun pada teh saya?" Ucap selir Wen. Tak ada reaksi dari Shin Zhui, ia hanya menatap malas kearah selir Wen.

"Aishh... Rupanya dia akan membuat drama baru." Batin Shin Zhui.

"Aku bahkan tak tahu bahwa di dalam teh mu itu ada racun selir Wen, bahkan aku sudah bertanya pada para pelayanku tapi mereka sama sekali tak tahu. Mungkin ada orang luar yang mencoba menfitnahku." Jelas Shin Zhui dengan santainya.

"Bagaimana mungkin anda tak tahu, permaisuri? Yang menyajikan teh itu adalah pelayan dari kediamanmu mana mungkin ada yang menyelinap dan memberi racun itu." Ucap selir Wen.

"Tapi-"

"Cukup!" Lerai Liu Xian.

"Daripada saling menuduh lebih baik kita tunggu pengawal yang memeriksa kediaman bulan." Ucap ibu suri.

Tak lama pengawal itu datang dengan membawa sesuatu ditangannya. Pengawal itu membungkuk dan memberi hormat.

"Hamba memberi hormat kepada yang mulia kaisar, ibu suri, dan permaisuri!" Hormat pengawal itu yang mendapat anggukan dari ketiganya.

"Bagaimana?" Tanya Liu Xian. "Kami menemukan sebotol racun di kediaman bulan, yang mulia." Laporan pengawal itu membuat orang yang ada diruangan itu terkejut bukan main. Bahkan ibu suri juga hampir pingsan karena terkejut, Liu Xian pun melotot tak percaya. Sedangkan Shin Zhui menampilkan wajah datar tak berdosa.

"Permaisuri!" Teriak Liu Xian yang membuat Shin Zhui terkejut.

"Yak! Suaranya keras sekali!" Batin Shin Zhui.

"Pengawal cepat tangkap permaisuri dan kurung dikediamannya sampai aku memutuskan hukuman yang tepat untuknya!" Titah Liu Xian.

____________

Dalam sebuah kisah cinta pasti akan ada rintangan untuk menguji cinta itu.

Jika sebuah pasangan kuat dan mampu melewati rintangan tersebut maka bisa dikatakan cinta itu adalah cinta sejati.

_____________

.

.

.

.

Jangan lupa vote dan komen ya;)
Maaf kalau masih banyak typo🙏
Tunggu kelanjutannya ya:)👋👋🤗



Empress Lu Shin Zhui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang