Suara lonceng yang dupasang diatas pjntu kafe sederhana itu terdengar nyaring, membuat kepala Mark menoleh hendak menyapa seseorang yang baru saja masuk tetapi mulutnya terkunci rapat.
Mata Mark menatap, mengikuti gerakan dari laki - laki berambut hitam panjanh dengan rambut klimis kebelakang dan pakaian bergaya china dengan kerah terbelah panjang sehingga dada bidangnya terlihat. Laki - laki yang selalu memilih duduk di sofa paling ujung.
Bukan tanpa tujuan.
Bukan...
Meski tak ingin, Mark tetap melangkahkan kaki mendekat pada laki - laki yang ia ketahui bernama Jaehyun itu.
"Mau pesan apa?" tanya Mark dengan nada suara yang terdengar jelas tidak ramah.
"Kopi hangat..." jawab Jaehyun dengan tatap mata mengarah lurus kearah Jaehyun yang sedang mencatat pesanannya, "Tambah croisant keju, sepotong black forest dan puding vanilla."
Mark menatap singkat kearah Jaehyun, ia tidak berkomentar apapun dan melanjutkan mencatat.
"Dan aku ingin kau temani," Jaehyun bangkit berdiri, mengambil buku menu ditangan Mark dan memberikan pada pelayan lain.
"Aku bukan laki - laki penghibur, jangan perlakukan aku seperti ini," ucap Mark.
"Tapi kau akan menurut karena setiap kau menemani aku menghabiskan kopi ,hutangmu akan berkurang 1 juta," Jaehyun kembali duduk, dengan dagunya ia memberikan kode pada Mark untuk duduk.
@@@@@
Setelah meminta izin pada pemilik kafe yang selalu dimaklumi karena memang Jaehyun selalu meminta ditemani oleh Mark, akhirnya Mark duduk dihadapan Jaehyun. Ia menatap canggung pada temannya - Haechan yang sedang meletakkan pesanan diatas meja.
"Sudah semua kan... kalian semua keluar..." ucapan Jaehyun terdengar jelas sebagai perintah.
Haechan berdiri kaku, menatap khawatir pada Mark yang hanya bisa duduk dengan tubuh kaku.
"Apa ucapanku kurang jelas?" Jaehyun menatap tajam kearah Haechan, "Keluar... semuanya."
"Ayo Haechan..." sang pemilik kafe - Kim Heechul, menarik tangan Haechan untuk melangkah keluar.
Mark menatap kearah Haechan, Heechul yang melangkah keluar dari kafe.
Dengan tatap penuh kebencian, Mark menatap kearah Jaehyun yang bangkit berdiri dan berpindah duduk disamping Mark, ia menurunkan tirai hingga keadaan menjadi lebih remang - remang.
Mark tersentak kaget ketika tiba - tiba saja tangan Jaehyun menarik tangannya dan meletakkannya duatas penis milik Jaehyun.
"Lakukan tugasmu..." ucap Jaehyun.
"Aku akan membayar hutangku," ucap Mark dengan suara gemetar.
"Sampai kapan? Hutang keluargamu lebih dari 1 milyar," seringai Jaehyun muncul, tangan kekarnya mencengkeran wajah Mark, "Semua akan lunas jika kau setuju menjadi jalang dirumahku."
Mark menggelengkan kepala, ia menepis tangan Jaehyun dan berusaha untuk kabur dengan berdiri dan menaiki meja, tetapi tangan Jaehyun dengan begitu kasar menarik tubuh Mark hingga terjatuh menghantam menabrak piring, gelas yang ada diatas meja.
Rintihan kesakitan terdengar dari bibir Mark yang gemetar.
Apakah Jaehyun peduli?
Tidak.
Tangan Jaehyun justru dengan kasar merobek pakaian Mark, tidak peduli sama sekali dengan tangis airmata yang mengalir keluar.
@@@@@
Haechan menolehkan kepala ketika mendengar suara jeritan Mark yang diikuti dengan suara benda terjatuh, tubuhnya refleks ingin masuk kembali dan menyelamatkan Mark, tetapi tubuhnya ditahan oleh seorang anak buah Jaehyun.
Sialnya, dsri tempat Haechan berdiri ia bisa melihat tubuh telanjang Mark diatas meja sementara Jaehyun tanpa rasa malu sama sekali menggerakkan pinggulnya, mengeluar masukkan penis miliknya pada lubang anal Mark seolah - olah Mark adalah kekasihnya.
"Biarkan aku masuk!!!" teriak Haechan,tanpa ragu sama sekali memukuli laki - laki berbadan kekar dihadapannya.
Dengan sekali hempasan tangan saja, tubuh Haechan terlempar hingga jatuh diatas restoran.
"Haechan, jangan melawan..." ucap Heechul yang buru - buru menolong Haechan.
"Tapi Mark... didalam... dia..."
Heechul hanya menggelengkan kepala pelan. Haechan mendengus kesal, ia berulang kali memukulkan tangannya pada tanah.
Hingga tanggannya berdarah.
Dan ia tidak peduli.
@@@@@
Airmata Mark sudah tidak mengalir sama sekali. Mungkin tercampur dengan air yang mengalir membasahi tubuhnya. Ia berdiri kaku dibawah guyuran air dingin shower di tengah udara yang begitu dingin, membiarkan air dibgin itu membersihkan semua yang telah mengotori tubuhnya. Membiarkan air dingin membersihkan darah yang mengalir dari lubang analnya yang robek.
Mark merasa kotor tetapi ia sendiri tidak tahu apa pantas dan pernah dalam keadaan bersih.
Mark menggerakkan tubuhnya sedikit, menempelkan kepala pada dinding kamar mandi dan kembali menangis.
Kalian berharap cinta di cerita ini?
Tidak ada...
Tidak ada cinta...
Sama sekali tidak ada cinta...
Air dingin yang mengguyur tubuh Mark tiba - tiba saja membuat kepala Mark terasa pening. Matanya terasa berkunang - kunang dan dengan begitu cepatnya, kesadaran Mark ditelan kegelapan.
@@@@@
Jaehyun tidak masuk kedalam ruang rawat Mark sama sekali, dia menatap kearah Mark yang masih terbaring lemah diatas ranjang.
Kepalanya kemudian menatap kearah dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Berbeda dari adegan drama dimana Jaehyun akan bertanya bagaimana kondisi Mark, ia diam saja. Begitu pula sang dokter yang juga terdiam.
Jaehyun baru melangkahkan kaki masuk setelah semua dokter dan suster keluar dari ruangan.
Kakinya berhenti didepan ranjang tempat Mark berbaring, matanya menatap pada wajah Mark yang pucat bahkan bibirnya memutih, membeku.
"Tuan..."
Jaehyun menolehkan kepala, menatap pada anak buahnya yang sudah datang dengan membawa satu set alat suntik dan botol botol kecil berwarna kuning.
"Lakukan, ambil semua organ dalamnya yang bisa dijual..." perintah Jaehyun.
Jaehyun membalikkan badan, keluar dari ruang rawat Mark.
Kalian berharap cinta di cerita ini?
Tidak ada...
Tidak ada cinta...
Sama sekali tidak ada cinta...
YOU ARE READING
Yaoi Oneshoot Series - Book 2
FanficWARNING!! TOLONG DIBACA LEBIH DULU!! Ini ff Yaoi alias boys love, alias gay story dengan berbagai macam pasangan yang pada umumnya tidak umum ditemukan di ff lain. Aku suka JiMir couple, Jiyoung alias bang GD dan Mir Mblaq. Kalau enggak suka couplen...