Semenjak ucapan Ferdo semalam membuat Luna jadi tidak tenang. Ucapan Ferdo selalu terngiang-ngiang di pikiran Luna. Bahkan sudah dua hari Luna berusaha menghindar dari Ferdo. Dan selama itu juga Ferdo selalu berusaha menghubungi Luna. Bahkan sampai datang jauh-jauh ke rumah Luna tapi yang ada Luna tidak ada.
Ferdo merasa Luna sedang menghindar darinya.
Ferdo termenung dibalkon kamarnya. Memandang langit yang ditaburi ribuan bintang. Matanya langsung terfokus pada satu bintang yang bersinar sangat terang diantara bintang-bintang lainnya. Ferdo membayangkan bintang itu sama seperti Luna. Menerangi hidupnya, membuat hari-harinya menjadi lebih indah dari sebelumnya.
Ferdo pun mengambil hp nya, membuka aplikasi kamera lalu foto bintang itu. Setelah itu dia kirim ke wa Luna.
Me
Send a picture"Untuk lo yang udah jadi bintang di hidup gue"
Di seberang sana, Luna yang baru saja masuk kamar langsung mendengar notifikasi masuk dari hp nya.
Dan ternyata itu dari Ferdo. Luna langsung membuka chat dari dia, dan terdapat foto langit. Dan terdapat satu bintang yang sangat bersinar.
"untuk lo yang udah jadi bintang di hidup gue? Maksudnya apa ya?" bingungnya. Luna ingin membalas, tapi diapus lagi.
"Kalau gue balas, nanti dia malah nagih itu lagi."
Dan Luna pun memilih membacanya.
***
Besok paginya Ferdo datang ke rumah Luna. Kali ini dia harus ketemu dengan Luna. Sekaligus di menagih jawaban atas pertanyaan tiga hari yang lalu.
"Kalau seandainya dia gak terima gue, apa dia jauhin gue?" ucapnya pada diri sendiri.
"Gak. Gue gaboleh mikirin itu. Kalau ditolak gue akan berusaha lagi sampe Luna terima gue." ucapnya lagi.
Ferdo menghela nafas. Jantungnya mulai berdetak cepat. Seperti abis lari padahal tidak.
Dari dalam rumah, Dean merasa seperti ada seseorang di luar. Dean pun berjalan ke arah jendela, mengintip dari dalam. Dan ternyata benar. Di depan pagar ada mobil Ferdo, dan sang pemilik mobil berjalan mendekati rumah.
"Bukannya mereka lagi diam-diaman ya? Ini kenapa Ferdo kesini? Sebenarnya apa yang terjadi?" bingung Dean.
Setelah sampai di depan pintu rumah Luna, Ferdo menetralkan detak jantungnya. Setelah dirasa tenang, Ferdo pun mengetok pintu.
Tok tok tok
Dean langsung membuka pintu. "Eh lo, udah lama ga kemari." sambut Dean. Dena pun menpersilahkan Ferdo masuk kedalam.
"Belakangan ni sibuk banget gue, jadi baru hari ini mampir."
"Pantas. Sibuk urus kuliah ya?" terka Dean.
Ferdo meanggukkan kepala. "Oh ya, Luna nya kemana bang?"
Dean tersenyum, dalam hatinya sudah menduga pasti mencari Luna. "Ada tu. Di atas. Gue panggilin dulu."
Dean pun langsung meninggalkan Ferdo.
***
"Kebiasaan bang, masuk tanpa izin dulu." kesal Luna, melihat Dean masuk begitu saja tanpa ketok pintu.
"Yauda maaf, soalnya penting banget."
Luna mendesah kesal. "Penting atau ga nya itu, biasakan ketok pintu dulu."Dean mengabaikan ucapan Luna. "Dek, sebenarnya kalian ada masalah apa"
"Maksudnya?" tanya Luna bingung.
"Beberapa hari yang lalu dia chat abang. Nanyain kabar mu. Nanyain Luna ada di rumah atau gak. Kalau ada masalah, selesaikan hari ini. Jangan ditunda-tunda." ujar Dean menasihati adiknya. Bukannya Dean ikut campur, hanya saja Dean bingung. Mengapa Ferdo sampai nge chat dia hanya nanya kabar Luna. Padahal mereka bisa saling chat tanpa harus chat Dean.
Dan Dean hanya membiarkan mereka menyelesaikan masalah sendiri.
Toh urusannya aku sama mereka kan tidak ada.
"Sebenarnya gak ada masalah bang. Cuma aku bingung mau bersikap seperti apa, dan jawab apa nanti ke dia, takutnya dia sakit hati dan hubungan kami jadi renggang."
"Maksudnya?"
Luna menjelaskan semua permasalahan dari awal sampai akhir. Dan Dean baru tau apa yang terjadi sebenarnya.
"Jadi mau mu gimana? Bang usir atau bang-"
"Gausah bang. Biar Luna aja."
Dean menghela nafas, lalu menganggukkan kepala. "Yasudah, Ferdo udh nunggu di bawah. Samperin gih."
Setelah itu Dean keluar dari kamar.
"BANGG, KEBIASAAN IHH. GAK TUTUP PINTU." teriak Luna.
"Hadeh, salah lagi. Tutup sendiri lah."
"Awas kalau ke sini lagi." ancam Luna.
"Luna bikin tulisan besar-besar yang namanya Dean gak boleh masuk kamar."
TBC
Garing ya? Sama:) mon maap baru update gaes:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...