Kecemasan adalah rasa takut, kekhawatiran, dan juga gugup. Hal ini biasa terjadi di setiap orangnya. Tapi kecemasan yang berlebih lah yang bisa menganggu keseharian mu, dan kebahagiaan mu.
Jangan, itu ga sehat. Jangan biarkan kecemasan berlebihmu menguasai dirinu yang dengan mudah merenggut kebahagiaan mu.
Flashback
"Dengan keluarga So-Ara?" Soobin bangun dengan menatap lemah, "iya saya sendiri—saya kakanya". Dokter itu sedikit menghela nafas dan membenarkan kecematanya—terlihat gugup. Suasana saat itu sangat tegang. Soobin pun tidak bisa bernafas tenang. Apa yang Ara alami sekarang? Separah itu?
"Pupil matanya sedikit membesar."
'Apa itu? Tanda apa itu? Ara kenapa!?'
"Dia mengalami trauma kepala ringan yang menyebabkan Gegar otak"
Mata Soobin membola. Nafasnya tidak karuan. Ini benar-benar sangat mengejutkan bagi Soobin. Dia sangat shocked. Dia tidak menyangka hal ini bisa terjadi pada kehidupan adik nya. Kaki Soobin menjadi lemas. Dia tidak bisa berdiri tegak. Tangannya gemetar. "G-Gegar otak?"- Ucapnya gemetar.
Dokter itu mengangguk.
"Trauma ini akibat dari benturan yang Ara alami. Gegar otak ringan masih bisa di sembuhkan. Jangan khawatir—kami akan berusaha semaksimal mungkin memulihkan Ara. Gegar otak bisa menyebabkan kehilangan keseimbangan, perubahan emosi, migren, dan yang paling fatal adalah korban mengalami amnesia."
'A-amne-ssia?' - suara hatinya pun ikut bergetar.
"D-dok, tolong sembuhkan adik saya dok— dok dia masih muda d—"
"Tenang nak Soobin. Semua baik-baik saja. Support terus kalau Dia udah sadar ya?". Ucap dokter itu dengan menepuk pundak Soobin.
"T-tapi dok, gimana kalau adik saya itu amnesia? Dok!!"
"Soobin. Ara baik-baik aja, okay? Saya dan rekan akan berusaha semaksimal mungkin menyembuhkan Ara."
Ucapnya begitu yakin.
End flashback.
"Sssa AHH!". Soobin menjambak-jambakan rambutnya.
Kepalanya sangat sakit kali ini. Dia hanya bisa memandang Ara dengan lemah. Memegang tangannya dengan pelan dan hati-hati. Soobin benar-benar takut. Perkataan dokter itu tidak bisa di lupakan begitu saja. Kalimat itu selalu mengganggu pikirannya.
Amnesia. Adalah ketakutan Soobin saat ini. Dia ga bisa membayangkan betawa ancur hidupnya jika Ara benar-benar melupakannya. Melupakan dirinya—melupakan fakta bahwa dia adalah kakanya.
Soobin menangis. Tangisannya begitu sakit. Air matanya membanjiri tangan Ara yang masih ia genggam.
"Hi Ra—gua kaka lu, Soobin. Hmm masih tidur ya? Capek banget bukan lu? Tapi Lu denger gua ngomong kan? Lu pasti bakal tetep inget gua kan? Bangun nanti inget gua. Gua kaka lu, kaka yang nyebelin banget tingkat dewa, kaka yang teledor, kaka yang bucinnya pake banget, dan yang pasti kaka yang ga pantes banget di panggil kaka— ra, inget itu ya? Inget itu kalau lu bangun"
Kepalanya melemah. Dan menaruhnya di atas tangan Ara yang masih ia pegang.
Matanya bengkak,
Hari ini menunjukan pukul 02.40, Soobin baru saja bisa memejamkan matanya dan tertidur dengan posisi yang seperti itu. Teman-teman Ara sudah berada di rumahnya masing-masing. Soobin tidak mengizinkan temennya Ara untuk menunggunya di malam hari. Mereka masih ada sekolah besoknya. Arin juga udah pulang bareng sama adiknya itu, sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look of Ice prince | Sunghoon (REVISI)
FanfictionSifat cuek Ara membuat cowo dingin ini menjadi cowo paling setia yang pernah 𝐝𝐢𝐚 kenal. Dengan lika - liku kehidupan, mereka bertahan di kesetiaannya. ─── ❝ 𝐥𝐨𝐨𝐤 𝐨𝐟 𝐈𝐜𝐞 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 ❞ ─── "suamiku, musuh pertama ku." "Dan dia, akan ja...