Part 8 : Rindu 1

43 7 0
                                    

Karry membukakan pintu mobil untukku dan ia membalikkan badannya sambil menundukkan badannya. Ia memberiku badannya. Yah, aku tau maksudnya. Aku langsung melingkarkan tanganku lagi untuk yang kedua kali.

...

Baru saja Karry menginjakkan kaki di rumahnya itu, Roy dan Jackson sudah menghampirinya, dan menghujaninya dengan berbagai pertanyaan. Ralat, hanya Roy saja yang bertanya.
Jadi gimana? Kakinya kenapa? Tidak ada tulang yang patahkan? Apa kata dokter? Kakinya baik-baik aja kan? Dia tidak sampai diamputasikan?
Yah, pertanyaan itu yang menghujani Karry.

Raut wajah Karry kini berubah, ia menatap Roy tajam.

"Bisa diam ga?" tanyanya dingin.
Roy yang ketakutan melihat tatapan Karry itu pun mengalihkan pembicaraan, ia terkekeh pelan.

"Ah iya, kalian duduk dulu. Aku ambilin minum" ucap Roy dan langsung meninggalkan kami.

Karry berjalan menuju ruang tamu dan mendudukanku disofa. Ia berdiri sambil menggerakkan badannya.

Mungkin aku terlalu berat

Aku menatap punggungnya yang kini telah berlalu dihadapanku. Ia menaiki tangga.

Mungkin ke kamarnya

...

Karry POV
Aku memasuki kamarku dan menutup pintu kamarku. Aku mendudukan diriku diatas kasurku. Aku menghela nafasku berat.

Aku beranjak dari tempat tidurku, berjalan menuju lemari buku. Aku mengambil buku novelku yang berada dibagian atas khusus novel di lemari bukuku. Saat aku mengambilnya, secara bersamaan ada secarik kertas yang terjatuh dilantai. Lebih tepatnya foto. Aku mengambil foto itu dan menatapnya.

Foto dua orang remaja, laki-laki dan perempuan. Laki-laki itu tengah merangkul perempuan itu, sedangkan perempuan itu tengah menggendong boneka panda besar.

Aku mendudukan diriku di tepi kasurku. Aku menatap foto itu lama.

Mataku berkaca-kaca. Satu tetes air mata berhasil membasahi foto yang sedang ku pegang dan ku tatap ini.

Aku mendekap foto itu dengan tangan kananku, karna tangan kiriku masih memegang buku novel yang tadi ku ambil.

Aku memejamkan mataku sambil menghela nafasku pelan. Aku menahan isakan ku sehingga hanya air mataku yang mengalir membasahi pipiku.

Aku kembali membuka mataku, memandang ke arah nakas yang berada disebelah kananku. Aku melepaskan dekapanku sekaligus meletakkan buku novelku yang tadi ku ambil ke atas nakas.

Aku menatap bingkai foto yang berada di atas nakas ini dan kemudian mengambilnya.

Aku meletakkan foto yang tadi ku pegang ke samping kiriku, atas kasur yang ku duduk.

Aku menatap foto yang berada didalam bingkai itu. Foto seorang perempuan memakai seragam sekolah, perempuan itu sama seperti foto yang ku dekap tadi yang kini berada disamping kiriku.

Aku mengelus kaca bingkai foto tersebut sambil bergumam "Kenapa kau tinggalkan aku?"
"Aku rindu" ucapku masih mengelus kaca bingkai foto itu. Aku kemudian menatap ke langit-langit kamarku. Air mataku terus mengalir lewat tepi mataku, membasahi pipiku lagi.

Aku memejamkan mataku erat dan kemudian membukanya. Aku menghela nafasku untuk ke sekian kalinya. Aku menghapus air mata yang membasahi pipiku.

Aku meletakkan bingkai foto itu diatas kasur tempat ku duduk dan beranjak berjalan menuju jendela kamarku.

Jendela kamarku dibuat khusus dengan ada pintu menuju balkon kamarku dan dengan langit kamarku yang ¼ nya dibuat dari kaca, sehingga dari dalam kamar pun aku dapat melihat indahnya senja hari ini.

Aku menatap bangunan-bangunan tinggi dikota ini dan kemudian menatap langit melihat indahnya senja.

~

07-09-20


Aku sangat-sangat berterima kasih jika kalian mau mampir diceritaku, apalagi vote n comment nya, itu poin plus buat aku
Jadi aku bisa semangat untuk update
Aku lihat readers nya lumayan, tapi vomentnya :(

You're Mine {TAMAT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang