Padahal, baru saja bertemu.
Bertatap muka dan bertukar pandang, itu tidak lebih dari lima detik.Tapi, jantungku berhasil kau buat berdetak lebih dari yang seharusnya.
.
.
.
"Kamu itu tidak sedang bikin aku jantungan, 'kan?"
* * * * *
Masih sekitar setengah jam sebelum waktu menutup gerbang sekolah tiba, namun murid-murid baru yang akan mengikuti Masa Orientasi Sekolah sudah hampir memenuhi lapangan basket SMA Inarizaki. Hari ini adalah hari pertama mereka mengikuti MOS. Seluruh murid berbaris dengan rapi, kemudian melipat kedua tangan di balik punggung tanda istirahat di tempat. Menunggu MC membuka suara sebagai tanda bahwa upacara pagi akan dimulai.
SMA Inarizaki.
Sekolah Menegah Atas yang cukup elit di ibukota itu. Kota besar pertama yang memiliki banyak sekali industri dan perkantoran, serta menerima banyak sekali jalur ekspor-impor baik melewati perairan maupun udara. Sekolah yang tidak segan-segan menunjukkan nilai-nilai ujian muridnya di papan besar umum untuk dilihat oleh semua orang, juga tidak akan segan-segan untuk membuat murid-murid di sana menjadi pintar setelah melewati proses belajar-mengajar yang mereka rancang sendiri.
Inovasi itu bagus, jangan lupakan juga evolusi. Setiap murid memiliki cara belajar yang berbeda, begitu pula guru yang memiliki cara mengajar yang berbeda. Tiap manusia tidak bisa disamakan, karena itulah Inarizaki sangat terkenal karena menekankan hal itu.
Siapa sih, yang tidak mau masuk ke sekolah yang membebaskan dirimu belajar seperti nyamanmu dan memberikan segala fasilitas yang kamu perlukan? Tentu orang tua juga ingin memasukkanmu ke sekolah dengan sistem pendidikan yang seperti itu.
Test, test.
Suara seorang menggema dari speaker besar yang ada di dua ujung lapangan. Suara yang pelan, tidak terlalu berat, tapi juga tidak terlalu nyaring. Ketika murid-murid mendongakkan kepala mereka, semua pasang mata tertuju pada sosok yang sedikit mungil di depan lapangan, berdiri di depan mic yang hanya setinggi mulutnya saja. Tidak tahu siapa orang itu, beberapa peserta MOS saling berbisik ke orang yang ada di samping kanan dan kiri mereka, mempertanyakan entah dari sekolah mana mereka berasal, atau daerah rumah, atau juga membicarakan orang yang berdiri kaku di depan mereka semua itu.
Yang dibicarakan diam saja. Tapi tatapannya seakan dapat menusuk 300 peserta MOS yang berada di lapangan ini. Terkesan biasa saja dengan wajah datarnya, tapi memiliki tekanan yang bisa membuat orang-orang menjadi ragu untuk ikut membalas tatapannya, bahkan hanya melihat wajahnya menjadi enggan.
Luar biasa.
Banyak yang berpikir, siapa orang itu? Dia memakai seragam Inarizaki, tentunya kakak kelas. Tapi orang semungil itu, apakah dia yang menggantikan kepala sekolah untuk meminpin upacara pembukaan MOS? Bisa jadi. Namun, kepala sekolah biasanya menyuruh ketua OSIS untuk menggantikannya.
Kalau begitu ... pemuda mungil dengan rambut bergradasi abu dan hitam di ujung ini adalah ketua OSIS?
Ehem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Last || Atsumu x Kita [ On-Going ]
Fanfiction"Tidak bisakah ... aku di sampingmu lebih lama lagi?" Kita Shinsuke sudah menyukai adik kelasnya itu cukup lama-mungkin sejak awal pertama kali mereka bertatap muka. Tapi adik kelasnya sungguh tidak peka sampai ketika Shinsuke sudah mau lulus, peras...