Part 9 : Rindu 2

47 8 2
                                    

Joyce POV
Aku kini berada di kamarku. Tadi Jackson yang mengantarku pulang. Mama? Yah, mamaku tadi terkejut melihat Jackson yang merangkulku, membantuku berjalan dengan kakiku yang diperban.

Yah, tadi Jackson sempat ingin menggendongku, tapi aku menolaknya. Karna aku ingin mencoba berjalan. Masa iya aku harus menyuruh orang menggendongku terus kemanapun aku pergi. Udah cukup Karry yang menggendongku 3 kali hari ini. Aku ga mau lagi. Lagi pula ini cuma terkilir doang.

Ketika aku menjelaskan kepada mamaku yang sebenarnya dan meyakinkan mamaku bahwa ini semua salahku dan tidak ada hubungannya dengan Jackson, mamaku mengangguk percaya. Jackson kemudian mengantarku menuju kamarku dilantai atas.

Mamaku tadi menghampiriku ke kamar dengan membawakan bubur dan segelas air putih. Yah, sampai sekarang aku belum menyentuh bubur itu sedikit pun.

Aku bangkit dari kasurku. Aku berjalan dengan pincang menuju lemari bukuku. Untungnya kaki kiriku yang keseleo.

Aku mengambil sebuah kotak sedang yang terletak dilemari bukuku. Aku kemudian berjalan menuju kasurku lagi dan mendudukan diriku.

Aku membuka kotak itu perlahan. Kotak yang berisikan buku-buku diary, kertas-kertas, dan foto-foto.

Aku membuka buku diary yang terakhir, dengan sampul berwarna merah dan dengan gambar love yang menghiasi sampulnya itu. Buku diary terakhir dari ke-empat buku diary yang berada dikotak ini yang belum sempat ku baca.

Setetes air mata berhasi membasahi buku diary ini. Bendungan air mataku tidak dapat ditahan lagi. Aku terisak membaca buku ini.

Aku kemudian mengambil foto-foto yang berada didalam kotak yang berada di pangkuanku sekarang.

Foto seorang laki-laki bersama seorang perempuan dan lebih banyak foto laki-laki itu sendiri, tidak ada foto perempuan itu sendiri.

Aku mengambil satu foto dan foto lainnya ku letakkan di samping kiriku, atas kasur.

Aku memandang lekat foto itu. Foto seorang laki-laki yang tengah merangkul seorang perempuan dan perempuan itu tengah menggendong sebuah boneka panda besar.

Aku mengelus foto itu lembut. Aku mengalihkan pandanganku ke atas nakasku yang berada di sebelah kananku. Aku terfokus pada bingkai foto.

Aku menggapai foto itu kemudian menatap foto itu lekat-lekat. Foto dua orang perempuan remaja memakai seragam sekolah yang berbeda. Salah seorang perempuan itu mirip dengan perempuan yang berada di foto tadi yang kini ku pegang di tangan kiriku.

Tak hanya itu, di atas nakasku terdapat banyak bingkai foto yang didalamnya terdapat foto 2 orang perempuan. Mulai dari yang kanak-kanak sampai remaja. Aku memandang semua foto-foto itu.

Mataku kembali berkaca-kaca. Hal ini sukses membuat air mataku jatuh lagi membasahi pipiku.

Aku ga tau kenapa saat ini merasakan sedih yang mendalam. Aku merasa hari ini, hari tercengeng dalam hidupku.

Aku terisak-isak melihat foto-foto itu sambil bergumam “Kenapa secepat ini? Sampai hari ini aku tidak menyangka akan kehilanganmu. Aku rindu..”
“Andai aku bisa memutar kembali waktu.., a..aku ingin aku yang terbaring lemah dikasur rumah sakit waktu itu, dari pada harus melihat orang.. yang sangat-sangat aku sayangi ini terbaring lemah” ucapku sambil terisak.

Aku mendekap bingkai foto itu sambil merebahkan badanku ke atas kasur. Aku memejamkan mataku erat-erat agar air mataku tidak terus mengalir, tapi percuma. Air mataku malah terus mengalir melalui cela ditepi mataku.

Aku tertidur karena merasa sangat lelah hari ini, lelah menangis.

~

08-09-20

You're Mine {TAMAT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang