35

1K 106 99
                                    

Chapter Thirty Five

Crimes have been a tumor in each inch of world life, till there is no chance to sorrow every death.

Kejahatan telah menjadi sebuah tumor di setiap inci dari kehidupan dunia, hingga tidak ada kesempatan untuk menangisi setiap kematian.

The Lifetaker
.
.

The small window in my heart is filled with sad longing. Even in my dreams, it colors you. There was no start so there will be no end. Even if I take out the word goodbye in my heart, my heart tells me no. You and I, we became tears to each other. But going back in time, on that dazzling day. When we held each other like a dream, remember us of back then.

P.S Chapter ini akan memuat banyak detail, jadi baca perlahan biar ga bingung yah!

#######

"Tuan Lee.." 

Baekhyun membungkukkan sedikit punggungnya sementara dia masih terduduk di atas ranjang. "..anda kembali lagi hari ini."

Gongyoo mengangguk sebagai balasannya atas penghormatan tersebut lalu mengambil tepat pada kursi besi tunggal di sisi ranjang. 

"Aku tidak boleh melakukannya?"

"Kau tahu itu tidak benar." Baekhyun menampakkan senyum.

Pria dalam seragam polisi tersebut ikut mengeluarkan tawa kecil. 

"Jadi, bagaimana terapi hari ini? Aku mendengar hasilnya semakin baik, hebat sekali."

"Ya, tidak ada orang yang ingin selamanya duduk di sini." Baekhyun mengedik

"Tapi kapan tepatnya aku bisa kembali, tuan?"

Gongyoo mengangkat sebelah alisnya, "Kembali? Kau mengingat tempat tinggalmu?"

"Ah, benar juga.." Si mata hazel mengangguk. "Maksudku, kapan aku bisa keluar dan mulai mencari tahu siapa sebenarnya diriku?"

Sejenak bungkam, Gongyoo lantas merapat ke sisian ranjang Baekhyun dan meraih sebelah lengannya.

"Bisakah kau lupakan itu, Baekhyun?"

"Apa?"

Kepala Polisi tersebut membiarkan seutas senyum terlukis di wajahnya yang lelah.

"Lupakan hal yang menyiksamu, dan mulailah hidup baru sebagai keluargaku."

########

Mengerang atas sebuah tendangan, Baekhyun sedikit terbungkuk namun secepat itu tubuhnya berjalan mundur untuk menyerang punggung seseorang dari belakang dengan senjatanya. 

Ia kembali menendang satu lagi pasukan pelindung bangunan divisi The Lifetaker hingga tak lagi mampu bangkit dari lantai. Baekhyun lantas berputar dengan sebelah kaki yang terangkat naik, sebelum menghantam keras bagian rahang diikuti tendangan berulang ke arah salah seorang target. 

Di tengah sekelompok orang-orang yang beraksi dengan senjata untuk menyingkirkan nyawanya, Baekhyun tertunduk dan menghindari sebuah tembakan. Ia pun spontan menarik seorang pria bersetelan hitam dari sisinya, menjadikannya tameng pelindung sambil melaju tinggalkan kerumunan jasad yang telah terduduk tanpa nyawa karenanya. 

The LifetakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang