Author: anonymous
POV Kit.
Di hari siang yang cerah, aku berlari sangat kencang menghindari kejaran preman-preman pasar itu. Napasku sudah terengah. Rasanya kakiku ingin patah. Seluruh tubuh rasanya basah.
Bagaimana ini? Aku harus kemana?
Preman itu tak akan berhenti sebelum mendapatkanku. Padahal aku hanya lapar dan menginginkan makanan. Kalau kalian berpikir aku mencuri makanan, maka jawabannya tidak.
Aku tidak mencuri makanan mereka. Aku mendapatkan makanan itu hasil usahaku sendiri. Seseorang memberikannya untukku, tapi mereka datang merebutnya. Aku yang tidak terima, berteriak pada mereka. Lalu mereka marah, dan mengejarku.
Krruuukk ....
Ah, sial! Aku lapar sekali. Tenagaku rasanya seperti mau habis. Tapi mereka masih mengejarku. Sampai aku lihat ada gang kecil. Kakiku melangkah berbelok seketika. Aku sembunyi di balik tong sampah yang bau. Kurasakan kakiku yang nyut-nyutan. Napas yang juga bersahutan mengais udara.
Beberapa saat aku tak mendengar apapun. Kepalaku melongok keluar. Pandangan mengedar mencari para preman tersebut. Sepi. Tak ada siapapun. Kurasa ini aman. Aku lega bisa istirahat sejenak sambil atur napas.
Sudah cukup aku merasakan kedamaian. Akhirnya, aku keluar dari persembunyianku yang tidak nyaman. Tong sampah ini membuatku yang lusuh semakin menjadi lusuh dan bau. Memang pantas sih, gelandangan sepertiku porak poranda seperti itu.
Jika yang lainnya berbahagia mendapatkan makanan tanpa bersusah payah dan tidur di kasur yang empuk, maka aku hanya bisa iri. Menghayal jika suatu hari nanti aku memiliki kehidupan lebih baik lagi.
Kruukkk ....
Ah, lagi-lagi perutku berbunyi. Aku lapar. Sekarang, aku harus cari makanan dimana?
Berjalan menelusuri pertokoan, kepalaku menoleh kanan kiri. Sampai langkahku terhenti kala melihat anak kecil bersama kedua orang tuanya sedang menikmati ayam krispi dengan minuman soda. Anak itu tampak gembira. Aku tersenyum melihatnya. Andai aku berada di posisinya, pasti aku tidak akan kelaparan seperti ini.
Ku hela napasku. Mana mungkin aku bisa seperti itu?
Ketika aku kembali menelusuri jalanan, tiba-tiba seseorang memanggilku.
"Kit ... Kaukah itu?"
Suara ini. Suara yang aku rindukan. Suara orang yang sempat mengasihiku. Suara orang dengan pemilik senyum yang aku sukai.
Aku menghentikan langkahku. Menatap binar matanya yang cerah tepat di hadapanku.
"Kit ...," bisiknya lagi. Aku tak dapat bergerak. Tubuhku terpaku.
Singto?
***
Aku sebatang kara yang tidak punya rumah. Tidur hanya di emperan toko yang tutup. Pergi sebelum toko di buka, atau aku akan di usir oleh pemilik toko. Untuk makan, aku harus meminta-minta. Belum lagi orang mencibirku. Sekali mendapatkan makanan terkadang harus berebut dengan gelandangan lainnya. Atau di kejar-kejar preman pasar yang menginginkan makananku.
Berjalan tanpa arah, kehujanan, kepanasan, kelaparan, dan mengemis. Tidak ada satu pun yang ingin hidup seperti itu, termasuk aku. Tetapi, itulah hidup yang kujalani sejak kecil. Tidak tahu siapa orang tuaku, asal-usulku. Yang aku tahu, aku harus mengisi perutku untuk bertahan hidup atau aku akan mati kelaparan.
Tak ada orang yang peduli padaku. Mereka acuh, bahkan memandangku sebelah mata. Cacian yang diiringi perlakuan tidak menyenangkan nyaris tiap hari kutelan bulat-bulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAW [Krist Bday Event]
FanfictionKit menemukan dirinya jatuh pada pria penyelamatnya. Pria yang memberi perlindungan baginya. Pria yang senantiasa merawatnya. Pria yang menyayanginya. Pria yang bernama Singto Prachaya. Enjoy reading!