"Hidup bukan hanya menjadi baik pada diri sendiri namun juga orang lain"
Althafun An-Nisa
🍂🍂
Suasana subuh memang menjadi candu tersendiri bagi Lim, hilir angin yang sedikit demi sedikit menyentuh wajah menebarkan rasa segar hingga membuat mata lelaki itu berbinar cerah. Shalawat nabi yang ia lantunkan dengan nada-nada indah usai shalat menjadikan hati siapa saja yang mendengarnya tenang.
"Pamaan, Assalamualaikum" sapaan salam seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang menghampiri sambil berlari membuat Lim menyudahi shalawatnya.
"Kata Ayah, Paman harus datang sarapan pagi dirumah sebentar" ucap Faiz, anak itu adalah anak dari kepala rumah sakit tempat pertama Lim menjalankan tugas sebagai dokter rotasi.
Lim mengangguk lalu menyuruh Faiz untuk ikut duduk bersamanya di depan teras rumah dinas baru itu. "Sini dek, mumpung masih fajar gimana kalau saya ceritakan sebuah kisah"
"Aduuh, Faiz ngga bisa kak, soalnya ibu minta tolong aku buat bawain roti ke rumah Ifa, maaf ya kak lain kali deh. Assalamualaikum" tolak Anak itu dengan sopan menangkupkan kedua tangannya lalu berbalik arah kembali menusuri jalan setapak yang jaraknya lima meter dari rumah dinas Lim.
"Waalaikumusallam, hati-hati dek." Ingatnya lalu mulai lagi melantunkan shalawat.
"Kak Jangan lupa ya kesini." Pekik Faiz lagi setelah tiba didepan rumahnya. Lim mengacungkan jempol. Beberapa menit kemudian ia menyudahi aktivitas duduk santainya, laki-laki itu kembali masuk kedalam rumah berhubung waktu fajar sudah tiba maka ritual mandi dan siap-siap untuk ke rumah sakit harus dilaksanakan.
"Bertuturlah cinta, merangkai satu nama seindah goresan sabdamu dalam kitabmuu. Cinta yang bertasbih." Notifikasi panggilan masuk dari gawainya terdengar membuat ia langsung tersenyum lebar lalu meraih gawai yang tersimpan di samping nakas televisi.
"Assalamualaikum mah."
"Waalaikumsallam, kakak gimana kabarnya disitu? Kok ngga ngehubungin mama sih pas sampai."
"Allhamdulillah baik mah, cie mamah kangen, maaf mah kemarin pas tiba langsung visit ke rumah sakit dulu jadi sampai ke rumah dinas sudah malam."
"Ooh, Allhamdulillah kalau baik, ngga mama cuma kepo doang."
"Hahaha, mama ah gitu, yakin ngga kangen sama anak sulung mama ini?"
"Udah Lim, siap-siap sana ke Kantor, jangan lupa sarapan terus yang bener ya kerjanya. mama mau buatin sarapan untuk ayahmu, Assalamualaikum"
"Yah, padahal masih kangenn ini mah, mah."
"Udah ih, gini nih kelamaan jomblo jadi ngga ada yang bisa dikangenin lagi selain mamah. Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam Aiih."
Lim mendesis seketika setelah panggilan di putuskan sebab ia masih enggan dan masih ingin ngobrol santai tapi ejekan jomblo ada aja sepagi ini yang bikin lucu namun juga galau pikirnya.
Memang orang tua itu sangat peduli tapi selalu saja akan ada ejekkan diakhir kepeduliannya. Lim menaruh kembali gawainya lalu melangkah kekamar namun wajah anggun Nisa tiba-tiba terbayang membuat dia tersenyum lebar kembali sepertinya chat yang tak berbalas akan terjadi lagi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIK
General FictionBerawal dari iseng punya rasa tau-tau jadi nyata rasanya beneran. Itulah kisah Iqbal Halim Suryawinata. Ia lelaki yang dikenal gigih berusaha menaklukan hati Althafun Nisa yang memiliki seribu satu macam sifat unik. Mampukah ia menaklukan gadis itu...