Si Kentang

43 2 5
                                    

MENGANDUNG BANYAK SEKALI UMPATAN :)
HE, WES TAK KASI WARNING LO YA :v

"Ck, lagi. Sialan emang lu."

Lagi-lagi ia mengumpat padaku, menyalahkan sinyal, dan menekuk muka. Selalu saja begini. Dia kesal karena timnya kalah lagi dalam pertandingan moba 5 VS 5. Timnya berharap ia akan menjadi kartu as dalam memenangkan match. Tapi harapan tak selalu sejalan dengan kenyataan. Tim mereka kalah.

Dia pemilikku. Seorang murid sekolah menengah pertama yang baru saja dijadikan bahan omelan teman-teman timnya pada pertandingan moba. Berbagai celaan diterimanya, meski terkadang dibalasnya dengan umpatan. Meski mulutnya kasar, ia bukan anak yang temperamental.

"Ah sialan lu Mad, tim kita kalah lagi, 'kan gegara lu!"

"Ye apaan, emang hp gua kentang kok."

Mendengar balasan pemilikku, Mamad, teman-temannya sontak menyorakinya bersama.

"Makanya Mad, beli hp baru sana. Hp begituan android 5 tuh, dah ga level. Itu layar hp lu juga dah retak-retak gitu. Benerin sana kek kalo mau lo simpen."

Pemilikku mengusapku pelan, "gua masih sayang ama ni hp, coy. Chat gua sama Ilmi masih disini semua, ga gua hapus."

"Bjir, chat mantan aja disimpen. Gamon nih, ah."

Pemilikku hanya balas tertawa kecil.

x+x

"Bu, Mamad pulang."

Mentari sudah condong ke arah barat ketika pemilikku membuka pintu rumah tempat ia tinggal bersama ibunya. Tak lama kemudian, Ibu dari pemilikku menghampirinya sambil membawa teh hangat dan koyo cabe.

"Gimana hari ini Mad? Habis semua jualannya?"

"Tentu iyalah Bu, 'Kan Mamad yang jualan, haha."

"Mamad, maafin Ibu ya. Kalau saja Ibu punya pekerjaan sebelum ayahmu meninggal..."

Pemilikku tertawa kecil sebelum akhirnya melengkungkan senyum penuh arti.

"Ibu ga usah khawatir, Mamad bakal cari uang sekolah sendiri. Jangan dipikirkan, ayah udah bahagia sama nenek disana."

Lagi-lagi pemilikku mengusapku lembut. Kurasakan usapannya penuh kerinduan.

"Nak, kalau Ibu sudah dapat pekerjaan, Ibu akan belikan kamu hp. Untuk sekarang, boleh Ibu minta kamu bersabar dulu?"

"Aduh Ibu, nggak usah juga nggak apa-apa," pemilikkku menunjukkan diriku pada ibunya, "hp yang ayah tinggalkan untukku menyimpan banyak kenangan."

Mamad, sorot matanya tampak sedih. Sebenarnya, ketika melihatku mungkin tak hanya kerinduan pada sosok ayah yang dirasakannya, namun juga ingatan akan kecelakaan itu. Tragedi yang menewaskan ayahnya di sebuah persimpangan jalan, ketika beliau membantu seorang nenek yang sedang menyeberang jalan. Ketika sebuah truk menabraknya, kemudian kabur begitu saja. Karena diriku adalah saksi dari tragedi tersebut, sepertinya hati pemilikku masih terasa sakit ketika melihatku.

"Ibu, gimana? Ada progres dalam pencarian supir truk itu?"

"Belum nak, tapi polisi berhasil menemukan plat nomornya. Katanya sih plat kota...."

"Semoga polisi bisa cepat menemukannya ya, Bu. "

... 

Mamad, pemilik hp kentang, pemilikku yang hanya hp android 5 butut, semoga Tuhan senantiasa melapangkan hatimu dan memberikanmu kebahagiaan dalam hidup.

ImpactoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang