44. Rinai Hujan Kala Itu

5.8K 1K 30
                                    

"Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"
© Story of "Surga di Balik Jeruji" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa kamu melihat kearah yang sama? Pada rinai hujan yang saat ini membasahi bumi."

***

Alya membuka matanya. Langit biru yang terakhir kali dia lihat tergantikan langit kamar berwarna putih menyilaukan. Tubuhnya tidak merasakan dingin lagi namun rasa sakitlah yang sekarang menyerang sekujur tubuh. Layaknya terhempas dari ketinggian, membuat Alya untuk bangun saja terasa sangat sulit.

Alya menolehkan kepala kesamping dan menemukan seseorang yang dia kenal berbaring menelungkup di sisi tempat tidur. Kerudung khasnya yang selalu berwarna hitam malam membuat Alya meneteskan airmata. Dia merindukannya. Sangat merindukannya sehingga takut tidak bisa bertemu. Takut tidak bisa mengucapkan sebuah kata 'maaf' sebelum berpisah.

"Mamah," panggil Alya lirih. Suaranya serak. Terasa berat dan menyakiti.

Laila mengangkat kepala segera. Wajah wanita paruh baya itu terlihat lelah. Dia segera mendekati Alya dengan kedua mata yang berair. Namun, senyum masih bisa dia berikan saat melihat putri kesayangan yang tertidur selama dua hari akhirnya terbangun dan memanggil dirinya.

"Ma-mah!" Alya ingin bangun dan memeluk Laila.

Namun Laila segera menahannya.

"Jangan bangun sayang. Jangan bangun dulu. Biar Mama membungkuk untuk memeluk kamu, biar Mama yang mendekati Alya," ucap Laila dan memberikan pelukan kepada Alya yang segera menangis hebat. "Maafkan Mamah, maafkan Mamah karena kamu harus mengalami ini."

Tubuh Alya gemetar. Dia mempererat pelukannya di pinggang Laila. Tidak ingin melepaskan. Rasanya menenangkan ketika Laila mencium pipi dan menyeka airmatanya. Ibu adalah pengobat yang paling mujarab yang Allah hadirkan dalam hidupnya. Sungguh, Alya bersyukur memiliki Laila di sampingnya.

"Anisa di mana Mah?" tanya Alya.

Pikirannya kemudian langsung tertuju pada seorang perempuan yang berusaha keras ingin dia lindungi. Alya tidak tahu di mana Anisa sekarang. Apa mereka berhasil membawa Anisa? Apa Anisa tidak bisa ditemukan? Alya tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya selamat tapi Anisa tidak.

"Anisa..." Alya hendak bangun namun ditahan lagi.

"Anisa baik-baik saja sayang. Dia aman sekarang. Kamu jangan khawatir, kamu berhasil menyelamatkannya," beritahu Laila sembari mengelus pipinya dengan lembut. "Alya Sahiraku sudah melakukan yang terbaik untuk membawa Anisa kembali."

Alya menggeleng. Dia memaksa dirinya untuk bangun. "Alya ingin bertemu!"

"Jangan sekarang. Kamu masih lemah." Laila menggelengkan kepala. Kedua matanya kembali berair, menahan haru. "Kamu tidur selama dua hari. Biarkan Mamah melihat kamu bangun lebih lama lagi. Jangan membuat Mamah sedih melihat kamu tertidur lagi," pintanya dengan memohon.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang