BAB 23

13 1 0
                                    

  Dengan kesabaran dan kesetiaan Ayu dalam merawat suaminya, akhirnya setelah 2 bulan suaminya sembuh total. Semua anak buahnya bersorak gembira mendengar pemimpin mereka akhirnya sembuh dan bisa kembali melatih mereka. Memang desa ini belum mendapatkan serangan dari luar, namun semua pria di sini sudah siap sedia berkat Aryo dan Ayu. Setelah sembuh Aryo meminta Penguasa Lokal untuk tidak menambah lebih jumlah pasukannya untuk sementara waktu mengingat kondisinya yang belum stabil. Penguasa Lokal memaklumi kemudian menyetujuinya.

  "Sebuah Kehormatan Tuan dapat melatih kami lagi!!" kata mereka

  "Kami Rindu Tuan, tanpa tuan latihan kami terasa kosong!!" sambung mereka

  Ayu yang mendengar itu hanya bisa menahan kesal sementara Aryo hanya tersenyum kecil. Latihan berjalan seperti biasa, peningkatan terus meningkat dan Aryo dianugerahi untuk mengatur pasukannya sendiri tanpa campur tangan dari Majapahit. Mendengar itu, Aryo senang bukan kepalang. Kini dia bisa mengatur pasukan sesuka hatinya, termasuk memakaikan seragam untuk pasukannya. Istrinya memang sudah menyiapkannya dari jauh-jauh hari. Membuat 1.000 seragam bukanlah perkara yang sulit bagi Ayu. Dia memakai bantuan dari teman-temannya di Kahyangan dan dalam sehari, maklum teman-temannya tetap setia kepadanya.

  "BAIKLAH SEMUANYA!!, KARENA AKU DIBERI KEWENANGAN UNTUK MENGATUR PASUKANKU SENDIRI MAKA MULAI DARI SEKARANG KALIAN AKAN MENGGUNAKAN SERAGAM!!" tegas Aryo

  "Seragam?? Apa itu??" kata mereka

  "INI ADALAH SERAGAM DAN KALIAN AKAN MEMAKAINYA MULAI HARI INI!!" lanjut Aryo sambil menampilkan contoh seragam

  "WAH!!! SANGAT MENAWAN!!!, SANGAT BAGUS!!!" sorak mereka

  Mereka pun antusias mengambil seragam baru mereka yang dibagikan oleh Ayu dan teman-temannya. Setelah semuanya memakai seragam mereka, mereka tetap melanjutkan latihan mereka dengan penuh semangat.

  "Oh IYA, SATU LAGI!!" kata Aryo

  "Apa itu??" kata mereka bertanya-tanya

 "AKU AKAN MEMBAGIKAN MASING-MASING KALIAN SEBUAH PEDANG. PEDANG INI BERASAL DARI PERSIA DAN ARAB. PEDANG INI MAMPU MEMBELAH LAWAN KALIAN DENGAN CEPAT DAN MUDAH. KALIAN BOLEH MEMBAWA KERIS DAN SENJATA PUSAKA KALIAN TETAPI TETAP BAWA PEDANG INI UNTUK JAGA-JAGA!!. AKU MEMBELINYA DI PEDAGANG SENJATA" tegas Aryo

 "BAIK TUAN, DIMENGERTI!!" balas mereka serentak

  Melihat kepatuhan mereka membuat Aryo merasa bersyukur. Ini berkat pelatihannya yang penuh kelembutan, ketegasan, dan displin. Hari ini berjalan lancar dan akhirnya mereka pun pulang ke kediaman masing-masing. Aryo tidak mengetahui kalau istrinya mengikuti dirinya sepanjang hari.

  "Mas..." kata Ayu di balik tembok

  Tiba-tiba saja tangan Aryo ditarik dan segera disandarkan ke dinding. Aryo yang hanya bisa melihat keganasan istrinya hanya tertunduk malu. Dirinya tidak tahu kalau istrinya berani melakukan ini di tengah desa.

  "Mas, hehehe" kata Ayu

  "T-tapi, orang lain melihat kita..." balas Aryo

  "Aku tidak peduli Mas..." balas Ayu

  Segera Ayu menggendong suaminya dan menciumnya. Orang-orang yang melihat mereka kaget melihat mereka berdua, tapi karena Ayu yang tidak peduli hanya menganggap mereka tidak ada. Ayu menghabisi mulut Aryo sambil jalan menuju ke rumah.

  Di rumah, Ayu langsung melempar suaminya ke ranjang. Seperti biasa, Ayu mendominasi 'permainan' sementara Aryo hanya pasrah. Meski mereka tahu kalau Ayu tidak bisa melahirkan anak tapi setidaknya nafsu Ayu tetap bisa dituntaskan. Setelah selesai, mereka bersiap untuk mandi di sungai. Rutinitas tersebut membuat mereka sangat dikenal oleh masyarakat yang lalu lalang. Banyak dari mereka terutama laki-laki memberikan tatapan nakal namun langsung dibalas Death Glare dari Ayu.

  Selesai mandi, mereka masing-masing mengurus benda pribadi mereka. Aryo dengan pedang peninggalan Ayahnya sedangkan Ayu dengan busur dan anak panahnya. Hari-hari biasa seperti kemarin-kemarin membuat Aryo agak jenuh karena hampir semua bukunya sudah dia baca. Dia hanya tertarik dengan buku sejarah dan kamus Jawa Kuno. Berkat kamusnya dia mampu berinteraksi dengan penduduk lokal. Dia sering begadang untuk mengurus data pasukannya dan perlengkapannya. Ayu yang belum tidur pun menghampiri suaminya dan mengelus pundaknya.

  "Kamu belum tidur Mas??" tanya Ayu

  "Belum Kinasih, aku sedang mengurus data ini" jawab Aryo

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang