Mobil mewah tersebut memasuki kawasan parkir apartement. Mew menatap sekitar, berusaha untuk mencari satu spot parkir yang menurutnya nyaman dan tidak terlalu jauh dari pintu masuk. Dia sudah meminta Kaownah untuk turun ke lobby dan menjemputnya.
Pintu otomatis tersebut terbuka lebar. Mew berjalan menelusuri lobby mewah apartement tersebut hingga dia berhasil menangkap siluet sang sahabat yang berdiri dekat lift sambil melipat kedua tangannya. Dia mengenakan hoodie berwarna putih dengan celana training abu abu dan sandal rumah.
"Kau benar benar menyebalkan. Mana ada teman yang membatalkan janji secara tiba tiba dan setelah itu langsung berkunjung?"
"Maaf. Aku hanya memiliki sedikit masalah." Kaownah yang mendapati rasa lelah pada suara Mew menatap sang sahabat singkat. "Terserah, ayo naik."
Lift berjalan naik dan terbuka ppada lantai 18. Sebuah unit apartement pribadi milik sang penyanyi akhirnya tampak dihadapan kedua pemuda tampan tersebut.
"Tempat ini tidak berubah sama sekali."
"Benar. Aku terlalu sibuk untuk merubah apapun."
Kaownah menggiring sahabatnya duduk diatas sofa. Layar tancap dihadapannya tampak menampilkan tayangan iklan pada suatu saluran televisi. Kaowna berjalan menitari sofa menuju bar pribadi yang terletak tak jauh dari ruang tengah tersebut dan mengambil satu kaleng minuman soda dan satu kaleng minuman herbal.
"Jadi apa yang membuatmu merubah pikiran?" Kaownah duduk disebeah Mew. Memberikan kaleng soda yang sudah dia bawa dan langsung direbut oleh sang bangsawan. "Kau tahu? Aku akan menikah."
Hening. Mew melirik sahabatnya yang menatapnya dengan kedua mata membulat. Dia tidak tahu apa yang ada dibenak sang sahabat sekarang, tetapi. Dia tidak memiliki tenaga untuk memikirkan hal itu. Calonnya adalah seorang mantan pelacur dengan masalah kepribadian. Sekarang dia juga memiliki tubuh yang tidak normal. Mew tidak tahu apa yang dia lakukan hingga mendapati hidup seperti ini. Seharusnya sejak awal dia tolak saja keinginan ibunya.
"Aku tidak pernah menyangka kau akan menikah secepat itu."
"Aku juga. Ibuku yang memintaku melakukannya. Kau tahu, kan? Aku tidak dapat menolak keinginannya."
"Tapi menurutku tidak masalah. Setidaknya kau tidak akan kesepian bukan? Apa kau membencinya? Maksudku, calonmu?"
Mew menatap kaleng soda ditangannya. Dia menggeleng perlahan. "Tidak. Aku hanya bingung."
"Bingung? Kenapa?"
"Dia seorang mantan pangeran yang menjadi pelacur. Setelah itu dia memiliki masalah mental dan sekarang dia seorang lelaki yang memiliki rahim."
Sang sahabat memgangguk. "Itu kombinasi yang cukup aneh. Tapi sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, bukankah dia seorang yang luar biasa? Tadi kau bilang dia seorang pangeran yang kemudian menjadi pelacur? Aku yakin dia tidak melakukan itu atas keinginannya sendiri. Selanjutnya, jika seseorang yang hidup dipenuhi berkelimpahan harus kehilangan semuanya, pasti dia merasa terbebani. Dari itu semua, dia memiliki rahim. Kalau saja situasi tidak serumit itu, orang orang akan memanggilnya anak ajaib."
Mew menghela nafas. "Kao, aku benar benar tidak mengerti apa yang kau katakan! Berhenti berbicara seperti seorang yang berusaha menulis lirik lagu!"
Kaownah terkekeh, "Maksudku, jika saja kau tidak dibutakan dengan status pelacur, kau akan melihat seberapa beruntungnya kamu dapat memilikinya."
Apartement mewah tersebut kembali hening. Ini adalah pertama kali Mew mendengar sesuai yang berguna keluar dari bibir Kaownah.
"Jadi menurutmu apa yang harus aku lakukan?"
"Mana aku tahu? Ikuti saja kata hatimu. Kau bilang kau tidak membencinya? Jika kau ingin mendengar saranku, aku akan bilang jaga dia. Hidupnya tampak menyedihkan."
Benar. Mew bahkan pernah mengatakan bahwa dia akan membantu Gulf kembali menjadi dirinya yang dulu. Menjadi seorang pangeran yang dikenal tampan dan berwibawa, seorang yang pintar dengan penuh kepercayaan diri.
"Jadi apa keputusanmu?" Mew menatap sahabatnya sebelum menggeleng. Dia benar benar tidak tahu apa yang harus dia lakulan. Gulf adalah sebuah keajaiban yang dia cicipi dalam hidupnya dan hal itu terlalu membingungkan untuknya.
Kaownah menghela nafas, "Lihat, apa sulitnya mengetahui perasaanmu? Kau menyukainya atau tidak? Kau merasa nyaman saat bersamanya atau tidak?" Mew menggerang, "Itu tidak semudah yang kau katakan."
"Itu semudah yang aku katakan. Kau hanya membingungkan dirimu sendiri."
"Jika kau ada di tempatku kau juga akan bingung."
"Jika aku ada ditempatmu aku akan menerimanya. Lagi pula dia seorang yang manis, berpendidikan, baik pula. He's just a little broken."
Layar tancap dihadapan mereka menunjukkan drama klasikal dengan penuh nyanyian dan puisi. Mew menatap film romantik picisan yang entah mengapa tampak sangat menarik dihadapannya sekarang. Dia merasa menjadi tokoh utama dalam sebuah kisah cinta yang menyedihkan, dan Mew tidak menyukainya.
"Jujur Mew, kau benar benar harus menanggapi masalahmu dengan pemikiran yang dewasa. Aku yakin kau bahkan tidak mengatakan apapun padanya saat kau pergi kesini."
"Aku bingung, ok?! Semua terjadi begitu cepat."
"Kalau begitu kau harus memperbaiki ini. Kau tau kalian tetap akan bersama pada akhirnya. Untuk apa menyulitkan diri dengan berpikir terlalu banyak?"
"Sudahlah, aku mau tidur. Aku akan tidur di kamar tamu." Mew bangkit dan melempar kaleng cola miliknya kedalam tong sampah. Dia berjalan menuju sebuah ruangan di ujung apartemen dan membuka pintu geser tersebut.
Selama membersihkan diri dan bersiap untuk tidur, Mew terus memikirkan perkataan Kaownah. Dia tahu dia memang tampak jahat, tetapi dia sendiri juga kebingungan. Pernikahan adalah suatu hal yang sangat serius dan Mew sedang berusaha untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Untuk kebaikannya dan kebaikan Gulf.
Tbc.
Ciee siapa yang ketipu sama janji author bakal update cepet nih XD
Iya maaf w lupa sama janjitnya hijks TT
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken crown (MewGulf)
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang pangeran tampan nan manis, Gulf kanawut yang selalu menjadi kesayangan rakyat dan kedua orang tuanya. Kehidupannya nyaris menyentuh kata sempurna dengan seluruh kekayaan, kepintaran dan kehormatan yang dia miliki hingg...