Di sebuah bandara Internasional Canada terlihat seorang pemuda yang sedang menanti keberangkatannya, pemuda itu memiliki paras wajah yang tampan dan rahang yang tajam, jika kalian bertanya kemana pemuda itu akan pergi?maka jawabannya adalah korea.
Pesawat menuju soul korea selatan akan segera berangkat, bagi para penumpang yang akan ke sana harap segera memasuki pesawat terimakasih.
Suara seorang pramugari bandara menggema di seluruh bandara itu semua penumpang yang akan menuju korea segera memasuki pesawat termasuk pemuda tadi.
Setelah pemuda itu masuk ke dalam pesawat dia segera mencari tempat duduk miliknya lantas segera duduk dan memasang sabuk pengaman miliknya.
" Sebentar lagi chan-ah sebentar lagi hyung akan menepati janji hyung padamu 14 tahun yang lalu, segera kembali lalu menemukanmu setelah itu hyung janji akan mengikatmu dalam ikatan sebuah hubungan, hyung harap kau masih sanggup menunggu sedikit lagi " gumam pemuda itu cukup pelan sembari melihat keluar jendela pesawat.
Pemuda itu yang tak lain dan tak bukan adalah Lee Minhyung atau kerap di sapa Mark, anak dari Taeyong dan Jaehyun pemilik perusahan Jung Company yang akan di wariskan padanya nanti.
Mark melihat tangannya dan menatap gelang bunga matahari yang dulu dia beli di suatu tempat di korea, dia membelu dua dan satunya sudah dia berikan pada beruang kecilnya yang manis Haechan. Sebentar lagi
11 jam kemudian.
Mark turun dari pesawat dan segera keluar dari bandara, sudah ada seorang pria paruh baya yang menunggunya dengan sebuah mobil mewah milik keluarganya.
Mark memasukan barangnya kedalam mobil setelahnya masuk ke dalam mobil dan mobilpun berlalu dari bandara dengan di kendarai oleh pria paruh baya tadi yang tak lain adalah paman Kim supir pribadi keluarganya di korea.
Satu jam kemudian mereka sampai di sebuah apart mewah di daerah gangnam, Mark turun dari mobil lalu mengeluarkan koper dan tas bawaannya di bantu paman kim, kemudian Mark memasuki apart itu dan berbicara pada bagian resepsionis(?) di loby setelahnya Mark mengambil key card miliknya dan segera menaiki lift menuju lantai 20 lantai paling atas tempatnya tinggal.
" Terimakasih paman kim sudah membantu " ucap Mark pada paman Kim di sertai senyum tipis." Sama sama tuan muda, kalau begitu paman permisi dulu kalau ada apa apa panggil paman saja " ucap paman Kim dan di angguki oleh Mark.
Setelah paman kim pergi Mark segera masuk ke dalam apartemen yang telah dibelinya itu, Mark melihat lihat isi apartemennya kemudian masuk kedalam kamar miliknya untuk memasukan baju baju miliknya kedalam lemari setelahnya dia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, badannya sudah terasa lengket omong omong.
" Kurasa aku akan membeli peralatan masak dan sofa saja untuk makan kurasa ramen dan telur cukup mengingat aku tak bisa masak sama sekali " gumam Mark pada dirinya sendiri.
Setelah mandi dan berpakaian Mark mengambil dompet miliknya dan keluar dari apart miliknya, memasuki lift dan menuju lantai paling bawah setelahnya dia keluar dari bangunan apartemen itu, dia memilih untuk jalan kaki saja lebih sehat katanya.
Tempat pertama yang Mark datangi adalah tempat yang menjual peralatan masak dan juga sofa di daerah gangnam lalu membeli hampir seluruh jenis peralatan masak dan beberapa sofa kemudian dia juga membeli TV.
Setelahnya Mark menuju mini market yang berdekatan dengan sekolah elit di daerah gangnam, Mark memasuki mini market tersebut dan segera mengambil beberapa cup ramen juga telur setelahnya membayar, setelah membayar Mark keluar dan menuju halte dekat sekolah itu tapi beberapa langkah menuju gerbang sekolah langkahnya terhenti.
Disana di depan gerbang tersebut dia melihat seorang pemuda memakai seragam sekolah itu sedang menuju halte yang sama dengannya, pemuda manis dan cukup berisi(?) mengambil perhatiannya.
" Haechan-ah?apa itu kau? " gumam Mark padanya sendiri.
Lalu Mark segera menuju halte tersebut dan menaiki bis melihat pemuda yang ia sebut Haechan tadi duduk di belakang Mark mengikutinya lalu Mark mencari alasan agar bisa duduk disampingnya, Mark melihat bis yang sudah penuh pun mendapatkan ide.
" Eum permisi, tempat duduk yang lain sudah penuh dan hanya tempat di sampingmu yang kosong, jadi apa boleh aku duduk di sampingmu? " ucap Mark pada pemuda itu namun sepertinya pemuda itu terlalu asik melamun hingga tidak sadar jika dirinya sedang berbicara padanya." Ekhem permisi? " maka dari itu Mark pun berdehem agak keras agar pemuda itu sadar dari lamunannya itu.
" E-eh maaf? Apa kau bicara padaku? " ucap pemuda itu terkejut mendengar suara deheman yang cukup keras dari Mark, matanya mengerjap lucu karna masih merasa kaget, Mark berdehem pelan sebelum menjawab pertanyaan pemuda itu padanya." Ya aku bicara padamu " Mark mengangguk pelan membenarkan pertanyaan pemuda itu." Ah maafkan aku tadi kau bicara apa? " tanya pemuda itu merasa tidak enak pada Mark karna tadi dia melamun.
" Itu apa aku boleh duduk di sampingmu?tempat yang lain sudah penuh " jelas Mark sekali lagi, pemuda itu mengedarkan pandangannya dan memang seluruh tempat duduk di bis itu sudah penuh tersisa di sampingnya saja yang kosong, maka dari itu mau tidak mau pemuda itu mengizinkan Mark duduk di sampingnya dan kembali melihat jendela dan mengamati jalanan setelah Mark duduk dan berujar terimakasih tentunya.
Tanpa pemuda itu sadari Mark tersenyum tipis padanya dan berujar dalam hati 'akhirnya aku menemukan mu kembali chan - ah, aku menempati janjiku untuk kembali namun sepertinya kau belum menyadari bahwa ini aku, maka dari itu aku akan mulai secara perlahan mendekatimu kembali dari awal chan - ah ".
Kemudian bis berhenti di halte tempat Mark akan turun tanpa di sangka pemuda itu yang tak lain memanglah Haechan juga ikut turun, lalu Haechan berjalan ke suatu tempat, Mark yang penasaran dan juga cukup khawatir akhirnya memutuskan mengikuti Haechan secara perlahan.
Setelah sampai di tempat yang Haechan tuju ternyata beruang kecil kesayangannya itu menuju taman dekat rumah mereka dulu tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama, Mark mengamati pergerakan Haechan dari bawah pohon tempatnya dulu berbaring bersama Haechan ketika sudah lelah berlari lari, Haechan duduk di sebuah ayunan dan melihat ayunan di sampingnya sembari tersenyum sendu.
Mark melihat itu dan dia menjadi sedikit bersalah karna dia telat menepati janjinya yang akan cepat kembali dari canada, Mark ingin menghampiri Haechan namun dia ragu dan juga takut, takut jika Haechan membencinya karna telat menepati janjinya tersebut.
Matanya menangkap Haechan yang berdiri dan melenggang pergi, Mark kembali mengikuti Haechan sampai ke rumahnya memastikan beruang kecil kesayangannya itu baik baik saja, setelahnya Mark pun kembali ke apart miliknya yang tak jauh dari komplek rumah Haechan tersebut.
" Kau masih sering ke sana chan-ah?apa kau masih menunggu diriku?kalau begitu tunggu sebentar lagi dan aku janji akan segera mendapatkanmu kembali " gumam Mark pelan saat pergi dari halaman depan rumah Haechan.
Sesampainya Mark di dalam apart dia dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang sangat di kenalinya dengan baik.
" Paman.... bagaimana kau bisa disini? " tanya Mark pada seseorang yang dia panggil paman." Tentu saja untuk menanyakan... "
~~~~~~~~~~~~~~~~¤~~~~~~~~~~~~~~~
TBC
~~~~~~~~~~~~~~~~¤~~~~~~~~~~~~~~~Hai hai bagaimana kabar kalian? Ku harap baik baik saja.
Maafkan aku karna baru up cerita ini, aku sedikit bingung untuk melanjutkan alurnya tapi hari ini aku putuskan untuk up saja.
Bagaimana?apa semakin aneh?kurasa iya
Omong omong siapa paman yang di maksud oleh Mark?dan akan menanyakan apa?tunggu di chapt selanjutnya xixi
Jadi? Next or Stop?
Jangan lupa vomentnya yaa see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love
FanfictionSebuah perasaan cinta yang tumbuh pada sahabat sendiri bukan lagi jadi hal yang aneh memang, apalagi sampai terjadi cinta segitiga di antara para sahabat, seperti kisah mereka, ya mereka, Haechan, Mark, dan Jisung. " Mark hyuung aku sangaaaat menyay...