Part 12

12.7K 1.6K 413
                                    

Rafael mengusap wajah kasar, rasanya seperti mimpi, saat ia terbangun dari tidurnya dalam keadaan tanpa busana. Wanita berambut kecokelatan yang berbaring di sisinya jelas bukan Selly. Setelah ingatannya terkumpul, kini ia tahu siapa wanita yang masih terlelap dengan selimut membungkus tubuhnya sebatas dada.

Queen, tergolek lemah setelah berkali-kali Rafael menghujaninya dengan kenikmatan. Gadis polos yang pada akhirnya menyerahkan keperawanannya karena tipu daya Rafael. Saat ini Rafael bahkan tidak bisa memahami perasaannya sendiri. Haruskah ia senang, sedih, atau menyesal?

Rafael menyeringai, seharusnya ia merasa senang karena bisa mengalahkan Joshua. Akan tetapi, ketika mengingat Selly, Rafael merasa bersalah karena telah mengkhianati kekasihnya. Sungguh, kalau saja boleh memilih, Rafael juga tidak ingin menyentuh wanita lain selain Selly. Dia hanya menginginkan Selly, dan dia terpaksa mengambil keperawanan Queen hanya untuk menyakiti Joshua.

Menyingkirkan rasa bersalahnya, Rafael meraih celana panjangnya dan memakainya, masih dengan posisi berbaring. Sekali lagi, ditatapnya wajah lembut Queen. Yakinkah Rafael terpaksa melakukan semua ini?

Jika memang terpaksa, kenapa semalam ia justru menikmati permainannya, bahkan mengulanginya hingga lebih dari dua kali? Dan harus Rafael akui, jika apa yang ia rasakan dengan Queen jauh lebih nikmat daripada ketia ia melakukannya dengan Selly.

Queen yang membungkusnya dengan begitu rapat, mampu membuat Rafael mengerang hingga menyemburkan lahar panasnya jauh di dalam sana. Sebuah pengalaman bercinta yang mungkin tidak akan Rafael lupakan seumur hidupnya. Shit!

Sementara itu, merasakan pergerakan Rafael di sisi ranjang, Queen terbangun. Melihat tubuh berkulit kecokelatan dengan pahatan sempurna di dada dan perutnya, membuat wajah Queen memanas. Terbersit dalam ingatannya kejadian semalam, saat kedua lengan itu mengungkungnya, lantas tubuh kekar itu bergerak di atasnya.

 Terbersit dalam ingatannya kejadian semalam, saat kedua lengan itu mengungkungnya, lantas tubuh kekar itu bergerak di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafael mengacak rambut frustrasi. Ini gila! Hanya melihat wajah cantik itu tersipu saja, sudah membuat pusat tubuhnya memberontak dan menginginkannya lagi, seolah seluruh tubuh Queen sudah menjadi candu, dan Rafael tidak pernah puas mencicipinya. Argh!!! Damn it!

Tidak ingin terpengaruh lagi, Rafael memaksakan diri beranjak dari ranjang. Menarik resleting celana, lantas mengambil kemeja miliknya yang tergeletak di lantai. Permainan sudah selesai. Ia sudah menang, dan ia harus mengakhirinya sekarang.

Queen menarik selimut, menutupi tubuh polosnya hingga ke ujung dagu. Meringkuk di ranjang hotel yang empuk, sembari menahan perih di antara kedua paha. Sudut matanya melirik pria bertubuh tinggi tegap yang tengah mengancingkan kemeja bercorak garis hitam dan putih.

"Tuan ... Rafael ...," lirih Queen, suaranya terdengar gemetar.

Rafael menoleh sebentar. Setelah semua kancing terpasang dengan rapi, ia mengambil sesuatu dari balik saku jasnya. Menuliskan nominal seratus lima puluh juta rupiah, dan membubuhkan tanda tangan di sana.

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang