Bagian 41 || Waktu menipis

15 5 0
                                    

" Kamu bilang kamu menyukai perubahan disini? Aku masih ingat apa perkataanmu pada papamu. " Sahut reza.

Wajahnya tenang tapi matanya panik. Disepertinya semakin kesal padaku. Tapi perhatianku teralihkan oleh novi kembali. Tangan novi mengelus tangan kananku.

" Kamu bercanda kan sal? Kenpaa kami melakukan ini. Aku atau bahka
an mereka semua ( menunjuk erina, trisa dan nuna) masih berusaha untuk membuat kalian bersama ( setelah melirik kearahku novi juga melirik kearah reza ) bersama. "

" Aku--- "

" Salwa pikirkan lagi! Aku mohon " novi memegang tanganku erat, matanya sudah banjir air mata.

" Aku tidak bisa, aku sudah mengurus kepindahanku jauh hari. Semuanya tidak bisa diubah lagi. Maaf. "

Aku melepas genggaman novi, lalu menatap reza.

Reza yang kutatap menatap balik, alisnya mengerut tidak suka ketika aku hendak membuka mulut.

" Aku belum mengatakan apapun, " ujarku sendu.

Apapun gerakan dari reza aku bisa melihat dengan jelas, ingin rasanya aku mengusir novi dari sini dan memeluk reza. Aku tahu ini pemikiran terburukku. Tapi aku juga tidak bisa mengatakan apapun dan memberi harapan lagi pada reza, kali ini aku akan pergi dan aku tidak bisa meninggalakn hatiku disini untuk reza. Dengan pemikiran pelukan dariku tentu saja mungkin aku akan meninggalakan hati dan menyakiti novi lagi.

Aku akan mencoba menahan rasa inginku ini, setidaknya untuk terkahir kalinya aku tidak ingin meninggalkan sakit pada semua orang.

" Aku, eum maksudku salwa minta maaf za, " selama ini aku selalu mengatakan diriku dengan panggilan aku- kamu dengan reza tapi kali ini sebagai seorang teman aku akan menyebut diriku salwa.

" Kamu menghindar dariku, " Kesalnya.

" Tidak aku- "

" Kamu pikir dengan kamu pergi aku akan dengan mudah bersama novi lebih dari teman begitu? " Tanya reza.

" . . . "

" Aku peringatkan, " reza berjalan satu langkah kearahku.

" Novi aku sudah berjanji pada mama ana, aku akan menjagamu sampai kapanpun. Kamu adalah adikku. Kak deva juga mengatakan bahwa kamu juga adiknya. Aku akan terus menjagamu. Tidak dengan hubungan selain itu. " Reza mengatakanya seakan tidak akan ada yang tersakiti.

Aku menoleh kearah novi, langkahku yang hendak menuju kesana ditahan oleh reza.

" Dan untukmu. Kamu bisa pergi dari sini. Tapi sampai kapanpun kamu tetap milikku. "

Aku mendorong tubuhnya cukup keras.

Perhatianku teralihkan saat tangan trisa menarikku untuk mendekat kearah novi yang menunduk dibahu erina.

" No, " lirih trisa, mencoba memperingatkan ku untuk tidak mendekat.

" Nov, ... " gumanku.

Ia menoleh dengan wajah sembabnya, aku yakin dia menangis tadi saat ini aku ingin berada didekatnya entah mau melakukan apa karena saat ini aku tidak bisa merangkai kata yang pas hanya untuk sekedar meminta maaf.

" Salwa aku baik. Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan menjalani hidupku dengan bahagia sesulit apapun itu semua perkataan reza benar aku bahkan ada disamping reza sebagai seorang sahabat jadi rasanya tidak pantas jika aku meminta lebih dari itu."

" Jangan pernah bilang bahwa kamu sedang dalam tekanan. Kamu tahu sendiri pasangan yang tepat adalah sepasang sahabat yang telah lama saling kenal, bahkan musuh bisa menjadi cinta sejati. Ingat nov,... Benci bisa menjadi cinta dan sahabat bisa juga bisa menjadi cinta kamu hanya harus terus berjuang, tinggalkan aku yang hanya sekedar orang sing ini. Kamu punya nuna,punya erina ada trisa juga mereka akan selalu ada untukmu. Aku minta maaf aku akan terus menjauh dari reza. Kamu tenang saja, " jawabku asal.

Honey & Heaven [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang