Kisah yang Sulit Dimengerti Part I

BAB 50

  Kini keluarga mereka sangat lengkap. Retno sering membantu pekerjaan kedua orangtuanya dan menjadi sangat ahli dalam militer. Hari ini ada latihan seperi biasa dan Retno memutuskan untuk ikut. Di lapangan desa dia terus mengamati apa yang dilakukan orang tuanya dan mencatatnya di kertas.

  Namun, karena bosan dia memutuskan untuk jalan-jalan di gerbang depan desa. Tiba-tiba dia digoda oleh seorang pendatang yang kebetulan lewat. Pria itu terus menggodanya meski selalu ditolak oleh Retno. Karena tidak ada pilihan lain Retno segera menghajar Pria itu dan membawanya ke hadapan orang tuanya.

 Melihat kelakukan anak mereka, mereka hanya tertawa sementara Retno mengawasi terus mengawasi Pria itu. Mereka tidak menyangka kalau kelakuan mereka akan ditiru oleh Retno. Setelah mendapat mengampunan dari Aryo, Retno membiarkan Pria itu pergi.

  Latihan berjalan lancar dan mereka memutuskan untuk pulang. Tanpa sepengetahuan Retno, Aryo dan Ayu menemukan sebuah peti yang berisi emas. Berpikir ini adalah saat yang pas untuk menghadiahi anak mereka, mereka pun membawa pulang. Di rumah Aryo segera memanggil putrinya dan alangkah terkejutnya Aryo dan Ayu karena Retno memarahi mereka.

  "AYAH, KENAPA AYAH MEMBERIKAN PETI INI!?" bentak Retno

  "Punya putri tidak ada akhlaknya..." kata mereka dalam benaknya

  Sebenarnya, Retno tidak terlalu menyukai emas. Dirinya menginginkan Ayahnya memberikan pedang yang sama dengannya karena dia ingin sekali menjadi seperti mereka. Menyadari kesalahannya, Retno segera memeluk keduanya dan menangis meminta maaf. Melihat ketulusan anaknya, mereka memaafkannya dan kembali berbahagia. Mereka tahu kalau putri mereka tidak serius memarahi mereka karena tabiatnya yang baik hati da ramah. Setelah itu Aryo menyimpan peti itu di gudang untuk jaga-jaga.

 Keesokan harinya Retno dipanggil seorang diri oleh Penguasa Lokal. Di balai desa dia diberitahu kalau kini dia bisa menjadi pemimpin pasukan wanita menggantikan Ibunya, sementara Ayu menjadi pemimpin tertinggi. Perasaan bangga menguasai dirinya dan segera memberitahu orang tuanya.

  Mendengar berita tersebut sontak mengagetkan Aryo dan Ayu, mereka tidak menyangka kalau putrinya dimasukkan ke militer dan mereka juga khawatir kalau putri mereka kenapa-kenapa. Namun, karena tidak ingin membuat putrinya sedih mereka hanya tersenyum dan memberikan selamat.

 Keluarga mereka sangat dipenuhi oleh canda tawa dan juga beberapa konflik, tetapi tidak membuat keluarga ini retak. Kehadiran Retno membuat depresi Aryo perlahan menghilang dan berganti menjadi kesenangan luar biasa dan kini Retno sudah mendapat seragam barunya dan dihadiahi pedang impiannya oleh Ayahnya.

  Tetapi, keasyikan mereka harus terganggu karena tersiar kabar kalau di Jepara ada seorang Ratu yang memimpin wilAyahnya dengan peraturan yang ketat. Sebenarnya Majapahit sudah berusaha membujuk Ratu ini untuk melonggarkan kebijakannya tetapi tidak diindahkan, dan juga wilayah ini belum tunduk ke Majapahit. Tindakan Sang Ratu membuat Majapahit marah dan memutuskan untuk menaklukannya.

  Keluarga Aryo segera diterjunkan ke medan pertempuran termasuk para pelayan mereka dan pasukannya. Pasukan mereka masuk ke detasmen Pantai Utara dan langsung bergerak ke arah Jepara. Perjalanan memakan waktu yang lama karena semuanya harus menyamai langkah mereka.

  Setelah 3 bulan akhirnya mereka sampai. Di Jepara mereka melihat pasukan Majapahit lainnya sudah banyak yang gugur. Melihat kehororan tersebut Aryo marah besar. Teganya mereka menghabisi pasukan Kerajannya. Pasukan Pantai Utara terus bergerak masuk ke Keraton Jepara, yang di sana berkibar bendera Kalingga.

  Pertempuran demi pertempuran berhasil mereka atasi hingga mereka benar-benar masuk ke dalam Keraton Kalingga. Tetapi, di sini perlawanan tidak terlalu kuat sehingga Aryo dan para pelayannya dapat masuk ke ruangan Ratu. Aryo sempat terkesima dengan kecantikan Sang Ratu karena penampilannya yang elegan dan sedikit berisi. Segera dia tepis dan berjalan ke arahnya.