BAB 53

4 2 0
                                    

  Retno??. tentu Aryo tidak lupa dengan anaknya dan segera memanggil anaknya. Aryo berpesan untuk menjaga pasukan dan rumah selagi mereka pergi. Merasakan kedua orang tuanya butuh honeymoon, Retno hanya cengar-cengir dan menyanggupinya.

  "Kita akan berangkat besokk sayangg" kata Aryo

  "Besok Mas?? kalau begitu aku akan menyiapkannya sekarang" balas Ayu

  Ayu pun bersiap-siap sementara Aryo pergi ke kamar anaknya. Di sini dia memberitahu anaknya kalau mereka akan pergi besok. Ini membuat Retno senang karena akhirnya dia bisa mencoba mempimpin pasukan Desa Luwuh sendirian. Hari sudah malam dan barang-barang sudah siap. Karena merasa sangat letih, Aryo segera tertidur diikuti oleh Ayu.

  Keesokan paginya, Aryo sekali lagi berpesan kepada Retno untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Retno menjawabnya dengan pelukan dan berlari ke lapangan desa. Melihat tingkah anaknya Aryo hanya geleng-geleng kepala. Perjalanan ini menggunakan kapal yang sama ketika mereka pergi ke Pantai Selatan. Penyewa kapal yang sudah akrab mempersilakan mereka naik ke kapal. Seperti biasa, Ayu membuat arus sementara Aryo menyiapkan kapal.

  Perjalanan mereka memakan waktu yang sama ketika pergi ke Trowulan hanya saja lebih cepat. Di perjalanan Ayu tidak berhenti memikirkan sesuatu karena dirinya sangat tau apa yang terjadi di Kerajaan Pasir Batang. Ayu segera membuat arus yang lebih cepat lagi membuat Aryo mabuk dan tidak berhenti muntah. Ayu tidak ingin salah satu dari putri Kerajaan Pasir Batang mengalami kejadian buruk. Akibat kapal yang terlalu kencang, perjalanan mereka hanya memakan waktu sekitar 2 minggu kurang.

  Sesampainya di dermaga kerajaan, kedatangan mereka dilirik oleh banyak mata yang penasaran. Rasa penasaran mereka semakin menjadi-jadi ketika Ayu memanggil suaminya terlebih lagi ketika mereka mendengar Ayu memanggil Aryo sebagai suaminyaa saat digoda oleh seorang pria. Mas?? mereka tau kalau panggilan ini dipakai oleh seorang wanita untuk memanggil laki-laki. Tetapi, karena tidak berani ikut campur mereka langsung mengacuhkan keduanya dan kembali ke aktivitas mereka.

  Aryo dan Ayu kemudian sampai di hadapan Sang Raja yang didampingi oleh kedua putri cantiknya. Kedatangan mereka ditolak oleh yang paling tua sementara yang muda menerima mereka. Setelah Sang Prabu mempersilakan mereka untuk keluar Istana, yang termuda menghampiri mereka. Bahasa yang tidak dimengerti Aryo membuat dia kebingunan sementara Ayu dengan lugas membalasnya.

  "Kalian datang dari Timur yaa??" tanyanya

  "Iyaa, kami dari Timur dan datang ke sini untuk sekedar menikmati Parahyangan" jawab Ayu

  "Kalau begitu, perkenalkan, namaku Putri Purbasari, anak kedua Prabu Tapa Agung dan yang memandang kalian sinis tadi adalah kakakku, Putri Purbararang" kata Purbasari

  "Salam Putri Purbasari, suatu kehormatan berkenalan dengan anda" balas Ayu

  "E-ehh... Salam Putri Purbasari, Suatu kehormatan berkenalan dengan anda" balas Aryo yang mengerti sedikit

  Di sini mereka difasilitasi oleh Sang Prabu berupa tempat menginap yang terletak di dalam Keraton mengingat mereka adalah tamu yang spesial. Sehari-hari keduanya dapat melihat dan mendengar jelas semua urusan-urusan kerajaan. Sebenarnya mereka merasa tidak enak karena mereka adalah pendatang biasa, bukan orang penting. Mereka terus menginap hingga tiba saatnya acara penobatan Putri Purbasari sebagai Ratu baru Kerajaan Pasir Batang.

  Seluruh penduduk antusias termasuk Aryo dan Ayu, kecuali Putri Purbararang dan tunangannya. Purbararang tidak percaya kalau Ayahnya akan memberikan tahta yang seharusnya menjadi miliknya diberikan ke adiknya yang notabene lebih muda darinya. Aryo yang menyadari tatapan mereka berdua hanya melihat mereka dengan tatapan sinis.

Kisah yang Sulit Dimengerti Part ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang