Chapter 14: Please Don't Give Up

392 68 10
                                    

“Menyerah katamu? Kau bodoh ya?”

Suara Itsuka meninggi, ia berkacak pinggang dan memukul kepala (Name).

Ittai yo! Jangan memukul kepalaku! Aku bertambah bodoh!”

“Sejak awal kau memang bodoh,”--Itsuka melipat tangan di depan dada--“jangan ragu lagi untuk melangkah dan berjuang. Selagi mereka belum pacaran, kau masih ada hak mendekatinya.”

“Gadis penuh kekurangan sepertiku tak pantas dicintai siapapun. Aku sama sekali bukan gadis berharga.”

“Tak pantas dicintai siapapun? Lalu kau menganggap orangtuamu dan aku membencimu? Apa kau menganggap kami kentang busuk yang akan membiarkanmu mati?

“Kau itu berharga. Setidaknya untuk dirimu sendiri dan orang-orang yang menyayangimu. Jangan karena satu orang kau menganggap dirimu tak ada harganya.

“Ingatlah, aku di sini membantumu mendapatkan hati Todoroki-san. Aku dan orangtuamu sama sekali tak ingin kehilanganmu.”

Mendengar ungkapan hati Itsuka, (Name) tersentuh. Gadis itu tersenyum lebar dan terisak. “Terima kasih.”

(Name) memeluk Itsuka erat, membuat mereka menjadi pusat perhatian sekelas. “He-hei, jangan memelukku tiba-tiba. Bukannya wajar seorang sahabat membantumu?”

“Terima kasih selalu bersamaku, Itsuka-chan.”

(Name) selalu merasa dirinya tak berharga. Namun, ada orangtuanya dan Itsuka yang menghargai dirinya, menyayanginya, dan menerimanya.

Ia belum boleh berhenti berjuang demi mereka.

***

“Astaga, kau masih merasa malu dan tak pantas? Jika kau seperti ini, Yaoyorozu-san bisa mencuri start duluan!”

(Name) dan Itsuka berdiri di sisi luar pintu kelas A. Kedua gadis itu mengamati Shouto dan Momo yang berbincang di kursi masing-masing. Murid-murid kelas A lain keluar untuk mengisi perut.

Menggenggam erat tas bekalnya, (Name) menunduk. Wajahnya memanas dan jantungnya berdebar kuat.

“Sekali ini saja kubantu. Setelah itu cobalah untuk berani berjuang sendirian.”

“E-eh Itsuka-chan. Matte yo, aku belum siap.”

Itsuka seolah tuli, ia menyeret (Name) masuk ke kelas A. Membuat mereka menjadi perhatian dan bahan bisikan murid-murid yang belum beranjak.

Shouto dan Momo menghentikan obrolan, terkejut didatangi kedua gadis dari kelas sebelah. (Name) di belakang Itsuka menunduk.

Napasnya sesak lagi kala otak mengatakan betapa serasinya Shouto dan Momo. Mereka bisa menjadi pasangan sempurna.

“Maaf menganggu dan mendadak, kita ingin makan siang bersama kalian. Bolehkah? Lagi pula Todoroki-san teman (Name)-chan 'kan? Wajar saja kalian makan bersama,” ujar Itsuka panjang.

Momo tersenyum manis. “Daijoubu dayo. Sayang sekali aku tak bisa ikut, aku ada rapat OSIS,” ucap gadis itu.

Itsuka melepas pegangan tangannya dari (Name) dan menepuk dahi. “Oh iya, aku juga anggota OSIS! Ayo kita berangkat bersama, Yaoyorozu-san! Aku titip (Name)-chan padamu, Todoroki-san!”

Momo kaget tiba-tiba tangannya ditarik Itsuka. Ia mengikuti langkah cepat gadis itu meninggalkan kelas. Shouto memandang (Name) yang menunduk.

“Ayo makan siang bersama,” ajak (Name) mengangkat sedikit kepalanya dan tersenyum.

Shouto mengangguk. “Kita ke kantin dulu.”

(Name) menggeleng. “Tidak usah. Kebetulan bekalku berlebih, kuberi saja untukmu.”

Kemudian sorak-sorakan menggema.

“Kau menang banyak, Todoroki!”

“Seperti biasa Todoroki-chan didatangi gadis-gadis dari kelas lain.”

“Cih, padahal aku lebih tampan dan lebih keren! Mengapa Todoroki terus yang dilirik?”

Wajah (Name) merona, gadis itu berlari cepat keluar dari kelas dan menunduk. Menyembunyikan wajahnya.

Ia malu dilihat siapapun sekarang.

Shouto ingin menolak ajakan makan siang bersama setelah digoda teman-temannya, jika ia tak teringat tawaran (Name) yang memberinya kelebihan bekal gadis itu.

[]

Kalopsia | Todoroki Shouto ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang