me too.

3.3K 452 129
                                    

Jungkook itu suka sekali memakai hairclip sebagai hiasan di surai hitamnya. Agak panjang melewati telinga dengan jepitan-jepitan berwarna soft yang membuat siapa saja mengira bahwa Jungkook adalah seorang perempuan karena stylenya itu. 

Tidak jarang banyak bertanya, kenapa Jungkook begitu suka memakai benda kecil itu? Menyelipkan di helaian rambutnya setiap hari, dan akan selalu berbeda warna. Jungkook tidak memiliki alasan yang jelas, karena ia hanya menyukainya. Ia merasa lucu dan cantik menggunakan benda itu. Rasa percaya dirinya pun bertambah saat dua atau tiga jepitan bersarang di rambutnya. 

Dari kecil, Jungkook sudah memiliki sifat feminim. Lebih banyak berteman dengan perempuan, bermain boneka barbie yang dibelikan Mamanya dan memasak menjadi hobinya dibandingkan bermain bola. 

Orangtuanya tidak ada yang melarang kegemaran Jungkook, mereka tahu itu tidak akan berdampak buruk pada anaknya sendiri. 

Jungkook itu, senang merawat dirinya setiap ada kesempatan. Lulur secara rutin seminggu dua kali, maskeran dengan masker organik seminggu tiga kali dan mengukir kukunya agar terlihat cantik.

Ia suka keindahan, kerapian dan kecantikan. 

"Uh, siapa?" 

Dobrakan keras pada pintu membuat Jungkook berjengit kaget. Ia memandang takut ke arah orang yang sedang berjalan ke arahnya dengan langkah lebar, serta rahangnya yang mengeras tanda sedang menahan emosi. 

"Berapa kali aku bilang, kamu harus sarapan, Jungkook." 

"Udah berapa kali aku bilang, aku nggak suka makan pagi, Taehyungie!" Pekiknya kesal. Jungkook mengerutkan keningnya tanpa sadar, tanda protes. 

Taehyung, lelaki berandalan yang sudah menyukai Jungkook selama satu tahun, namun belum berani untuk mengungkapkan rasanya pada Jungkook. Bukannya ia pengecut, ia hanya sadar diri, tak mungkin anak sebaik Jungkook akan menerimanya yang notabenenya tidak pernah berperilaku benar. 

Tawuran, balapan, merokok sampai dua bungkus dalam sehari. 

Keduanya menjadi dekat karena mereka memang bertetangga, orangtua Jungkook menitipkan anaknya pada Taehyung, karena mereka mempercayai Taehyung bahwa ia bisa dipercaya. Bahkan, Taehyung ragu sendiri. Bisa saja ia merusak masa depan Jungkook, jika ia mau dan berani. Tapi, tentu saja hal itu tidak ia lakukan, mengingat Ayah dari Jungkook adalah seorang tentara, ia sudah mundur duluan untuk itu. Takut kena tembak, katanya. 

Sebenarnya, agak aneh juga. Seorang berandalan diberikan tanggung jawab besar. Namun, ia merasa sedikit beruntung akan hal itu, sebab ia bisa lebih berdekatan dengan Jungkook. 

Taehyung hanya menghela napasnya. Jungkook itu masih mahasiswa baru. Ospek baru dimulai 20 menit, namun Jungkook harus dibawa ke UKS karena pingsan. 

Si Kim yang lebih tua dari Jungkook, dan juga bertugas sebagai panitia (kampus keduanya sama) dengan cepat berlari ke sini setelah mendengar, "Ada anak cowok, dia pake hairclip, terus tadi pingsan pas apel. Nggak pake lama, dibawa Jongho ke UKS. Suka kali ya tu bocah sama maba, haha." 

Dua kekhawatiran yang Taehyung rasakan pada kalimat itu adalah; cowok pake hairclip pingsan dibawa ke UKS dan Jongho membawanya (suka kali ya tu bocah sama maba). Sungguh, rasanya Taehyung tak perlu berpikir dua kali untuk mengetahui siapa orang itu. Jungkook. Mana ada di sini yang memakai hairclip selain Jungkook? 

"Taehyungie marah sama aku?" Jungkook bertanya setelah hening beberapa menit. Ia menatap Taehyung dengan binar kacanya sembari meremas ujung baju yang ia pakai. 

Jungkook adalah kelemahannya. 

"Nggak, aku nggak marah." Taehyung tersenyum sekilas. Ia mengusap surai Jungkook lembut, "tapi, kalau kamu udah masuk kuliah, mau nggak mau kamu harus sarapan, Kookie. Kuliah itu berat dan capek, lebih dari sekolah dulu. Apalagi kamu punya maag, nanti kamu sakit. Kamu mau?" 

hairclip [taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang