[6]

347 35 3
                                    

"Apa ini tidak terlalu keterlaluan hyung?"

"Tidak. Sudah lakukan saja kook"

"T-tapi--"

"Tidak apa-apa"

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya ragu. Dia segera mencari seseorang

"J-jimin hyung.." 

Jimin terkejut dengan suara familiar yang menyapa indra pendengarnya. Sudah lama sekali dia tidak pernah mendengarnya. Membalikan tubuhnya dan disana ada jungkook yang tersenyum canggung kepadanya

"Y-ya kook?"

"Aa-apa sepulang sekolah hyung sibuk? A-aku dan tae hyung ingin b-bertemu hyung.."

"O-oh? Dimana?"  Jawab jimin ragu. Tidak biasanya jungkook mengajaknya bertemu setelah kejadian dua tahun lalu

"D-di taman belakang ss-sekolah.."

"Baiklah, aku akan datang"  ucap jimin sambil tersenyum manis. Dan senyuman itu membuat hati jungkook sakit. Bagaimana ini?

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu meninggalkan jimin yang tersenyum semangat. Entahlah dia bahagia saat jungkook mengajaknya.



























○•○•○

"A-aku sudah mengatakannya tae hyung"

"Bagus kook-ah!" Semangat taehyung

"T-tapi hyung! H-haruskah membawa mereka juga?" 

"Ya! Enak sekali dia bisa bersantai dimanapun sedangkan hoseok hyung waktu itu sedang diambang kematian!"  Ucap taehyung dengan mata yang menahan amarah

Sepertinya taehyung sudah mulai melupakan kehidupan jimin yang sebenarnya.

"H-hanya--" 

Sebelum jungkook selesai dengan kalimatnya, tubuhnya sudah dirangkul terlebih dahulu oleh taehyung dan membawanya pulang. Jungkook hanya diam















------○•○------

Bell sudah berbunyi dan dengan cepat jimin segera pergi ke taman belakang sekolah. Menunggu dengan pasti kedatangan jungkook dan taehyung

Jimin tidak berhenti-henti tersenyum. Terlalu bersemangat bahkan tidak menyadari hari semakin mendung juga sore

'Kenapa lama sekali? Hari semakin gelap. Aku takut dipukuli appa'  batin jimin

"Hai jimin-shii! Kita bertemu lagi bukan?"

Terkejut? Tentu saja. Itu suara sunbaenya yang selalu memukulinya, Ia takut sungguh. Kemana Jungkook dan taehyung?

"F-felix sunbae?" 

Felix tersenyum licik. Melirik teman se-gengnya yang ikut menampilkan senyuman aneh

"Apa kau menunggu seseorang? Ah bagaimana kabar mu saat aku tidak masuk sekolah akhir-akhir ini karna harus pergi keluar kota?"  Tanya felix dengan nada mengejek

Jimin menundukan kepalanya. Dia takut. Dia tidak mau dipukul lagi. Bekas semalam masih terasa sakit. Lalu ini apa lagi?

Felix melirik sean dan sena, Seakan faham akan kode felix. Mereka pun maju, Jimin semakin memundurkan langkahnya dengan takut

••fate🏳°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang