14 let me hold you tight [End]

238 36 5
                                    


Tidak ada penerbangan langsung di malam hari menuju Osaka. Mau tidak mau Jaehyun mengambil penerbangan dengan transit di Tokyo Haneda. Karenanya, penerbangan yang seharusnya tidak sampai dua jam menjadi hampir lima jam.

Jaehyun mendarat di bandara Osaka Kansai pada pukul setengah satu malam.

"Eoh Appaa.. Aku baru saja mendarat, sekarang aku sedang mencari taksi untuk ke Kota Osaka". Jaehyun menjawab telepon dari Ayahnya.

"Kenapa tidak beristirahat dulu di hotel dekat bandara? Ini masih dini hari.. Kamu tidak berpikir untuk langsung mendatangi rumah Sana kan?".

"Tentu tidak, aku akan pergi ke hotel di dekat tempat tinggalnya".

"Baguslah, berhati-hatilah. Appa dan Eomma akan menyusul segera".

"Ehmm.. Appa, aku tutup dulu. Taksinya sudah datang". Jaehyun lalu menutup panggilan tersebut.





Jaehyun melihat ke arah sebuah rumah dari dalam taksi yang Ia tumpangi, Ia memilih untuk tidak turun sebab ada beberapa orang berkumpul di sekitar rumah. Jaehyun yakin itu pasti dari media.

Namun, nampaknya rumah itu terlihat kosong dan gelap. Tidak ada lampu menyala sama sekali.

Ia sejenak berpikir, sepertinya Sana tidak ada di tempat itu.

"St Barnabas Hospital, Tennoji-ku made onegai shimasu..". Jaehyun meminta supir taksi untuk mengantarnya ke St Barnabas Hospital dengan bahasa Jepang yang terbata-bata.

Jaehyun ingat, dirinya pernah dibawa Sana ke rumah tempat tinggal keluarganya di daerah Tennoji dan dekat dengan rumah sakit tersebut. Ada kemungkinan Sana sekarang ada di tempat itu, alih-alih berada di rumah miliknya yang berada di pusat kota Osaka dan banyak diketahui orang.

Setelah hampir dua puluh menit perjalanan, Jaehyun meminta supir taksi berhenti di depan rumah sakit. "Koko de ii desu..".

"Arigatou gozaimasu".

Ia membayar ongkos yang tertera kemudian turun dari taksi. Ia membenarkan sejenak topi dan masker yang dipakai, agar tidak dikenali.

Setelah itu Ia berjalan ke arah seberang dimana banyak jalan kecil dengan deretan rumah-rumah. Ia mengambil salah satu jalan, lalu berbelok ketika bertemu jalan bercabang.

Jaehyun sangat mengingat jalan menuju rumah keluarga Sana. Sebab dirinya pernah berjalan-jalan di sekitar. Meski cukup padat karena di perkotaan, kultur Jepang yang sangat individualis membuat privasi individu menjadi sangat terjaga.

Ia berhenti di salah satu rumah dengan halaman kecil penuh tanaman di depannya.

Dari luar tidak nampak gelap, karena adanya cahaya lampu temaram. Artinya rumah itu ditempati.

Jaehyun memencet ragu bel rumah, berharap penghuninya mengetahui kedatangan dirinya. Meski hari masih gelap bahkan fajar belum nampak.

Ddinggg..ddonggg..

Ddinggg..ddonggg..

Jaehyun memencet untuk kedua kalinya. Lampu dalam rumah menyala terang, kemudian terdengar suara kunci pintu terbuka.

Wanita paruh baya dengan pakaian tidurnya membukakan pintu.

"Eeee.. Jaehyun-chan??". Wanita yang ternyata adalah Ibu Sana itu terkejut melihat Jaehyun berdiri di depan pintu rumahnya.

"Shitsure shimasu..". Jaehyun lantas membungkuk, memohon maaf karena bertindak mengganggu.

Nyonya Minatozaki segera mengajak Jaehyun untuk masuk. "Dou shita no, Jaehyun chan? Ini masih dini hari loh". Beliau tidak menyangka dan bertanya ada apa kepada Jaehyun.

* LET ME HOLD YOU TIGHT *Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang