••••
Seorang gadis sedang memasukan semua bajunya kedalam koper setelah diusir oleh sang pemilik flat, karena sudah menunggak pada tanggal pembayaran selama enam bulan.
Lalisa Belleva, gadis berusia 23 tahun dengan paras cantik bak dewi. Memiliki kaki jenjang yang sangat menawan serta badan yang proposial seperti model. Namun kini, ia hanya hidup sebatang kara, orangtuanya baru saja meninggal dalam kecelakaan.
Lalisa menghembuskan nafas kasar "Huft! harus tinggal dimana aku?" gumamnya.
"Bahkan aku tak memiliki uang untuk naik taksi. Malang sekali kau." tangannya merogoh kantung celananya untuk menghubungi sahabatnya.
"Yeoboseo?" tanya seorang gadis di seberang sana.
"Eonnie, apa kau sedang di apartemenmu?" tanya Lalisa lesu.
"Ya, aku di apartemenku. Jisoo dan Jennie eonnie juga sedang disini. Kau mau kesini? Biar aku jemput. Kau dimana sekarang?" tanya Rose—sahabat Lalisa.
"Ya eonnie, aku ingin kesana. Kau tidak perlu menjemputku, aku akan kesana secepatnya." Lalisa langsung memutuskan telfon itu sepihak.
•••
Tok!
Tok!
"Hei! ada apa dengan wajahmu? Kenapa ditekuk seperti itu? Dan kenapa kau berkeringat?" ucap Rose bertubi-tubi.
"Eonnie tak bisakah kau persilakan aku masuk dulu? Setidaknya beri aku air untuk minum." ucap Lalisa dengan keringat yang menetes.
"Aigo! masuklah, didalam ada Jisoo dan Jennie eonnie" ucap rose memberi jalan untuk Lalisa masuk.
Rose membawa minuman serta cookies untuk ketiga temannya. Lalisa langsung menyambar air yang disuguhkan Rose hingga tandas. Ketiga temannya membeo melihat Lalisa.
"Sebenarnya apa yang terjadi, kau ini kenapa? ayo ceritakan pada kami." setelah melihat betapa ganasnya Lalisa mengahabisi air di gelas itu, akhirnya Jennie buka suara.
"Eonnie, aku menunggak bayar sewa flat selama enam bulan. Dan sekarang aku diusir oleh pemilik flat itu. Aku belum mempunyai pekerjaan lagi, jadi aku tidak punya uang untuk menyewa flat lagi eonnie. Um, b-bisakah aku menumpang untuk sementara?" ucap Lalisa ragu diakhir kalimat, setelahnya Lalisa menunduk takut.
"Ms Belleva! kenapa kau sungkan seperti itu, Kita ini sudah bersahabat dari kau masih menjadi embrio. Aku senang kau mau membagi cerita pada kami. Kami sudah mengganggapmu seperti adik kami sendiri, kau mau tinggal dimana? di rumahku? di apartemen Rose? atau di mansion Jennie? Ayo cepat katakan." ucap Jisoo, dia adalah yang paling dewasa diantara mereka berempat.
"Benar apa yang dikatakan Jisoo eonnie, kita sudah seperti keluarga. Aku tidak keberatan sama sekali kalau kau mau tinggal disini." Rose tersenyum manis melihat Lalisa mendongak, dengan cepat Rose menarik Lalisa ke dalam pelukannya.
Jisoo dan Jennie ikut memeluk Lalisa, karna Lalisa adalah adik kesayangannya mereka. Mereka tak akan membiarkan Lalisa menderita.
"Aigo! lihatlah Uri Lily . Jangan menangis, kau ikutlah denganku, Tersedia beberapa kamar kosong di mansionku. Aku dengan senang hati menerimamu. Pintu Mansionku selalu terbuka untuk sahabat-sahabatku ini." Jennie mengusap pelan air mata yang keluar di mata Lalisa.
"Gomawo eonnie, hiks! maaf selalu merepotkanmu, kalian sangat menyayangiku layaknya adik kalian sendiri. Gomawo eonnie hiks ... aku tinggal bersama Rose Eonnie saja, Bolehkan eonnie?" ucap Lalisa sesegukan.
"Tentu saja boleh, aku senang kau menemaniku disini. Aku jadi merasa tidak kesepian lagi." Rose terkekeh sambil mencubit hidung Lalisa.
•••
Gadis cantik dengan rambut keemasan menggeliat di ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar. Lalu dia tersenyum cerah, bergegas untuk mandi dan bersiap. Dia akan mencari pekerjaan hari ini.
Setelah puas dengan hasil riasan di wajahnya, dia bergegas turun kebawah, Slsampai ditangga dia melihat Rose sedang berbincang dengan laki-laki. Ah! ternyata itu Jimin—Kekasih Rose.
"Selamat pagi Eonnie, Selamat pagi Jimin oppa. Wah sudah lama aku tidak melihatmu" Lalisa tersenyum ramah kearah mereka.
"Morning Lalice! kau mau kemana sepagi ini 'huh? kemari, kita sarapan bersama" ajak Rose, Lalisa menghampiri mereka dan ikut duduk bersama Rose dan Jimin.
"Lalice, aku dengar kau sedang ada masalah. Maaf sebelumnya, Rosie yang bercerita padaku" Rose mendelikkan mata ke arah Jimin, Sontak Jimin langsung mengusap kepala belakangnya.
"Ya begitulah oppa, aku menunggak membayar flat dan aku diusir, Jadi untuk sementara waktu aku akan tinggal bersama Rose Eonnie. Sampai aku mendapat pekerjaan baru, Setelahnya aku akan mencari tempat tinggal" Ucap Lalisa sambil memasukan roti panggangnya kedalam mulut.
"Biarkan aku membantumu, kalau aku tidak salah di perusahaan temanku sedang membuka lowongan pekerjaan, apa kau mau? aku akan bantu bicara padanya."
Lalisa tersenyum lebar "Jinjja?! tentu saja aku mau oppa, gomawo!"
•••
Seorang pemuda tampan, Direktur utama di Jeon's One, jangan lupakan itu Perusahaan miliknya sendiri. Salah satu orang berpengaruh di Korea Selatan. Tapi sayang, di usianya yang sudah matang, dia belum berkeluarga. Dan beberapa orang percaya pada rumor yang beredar, yang mengatakan jika Jeon Jungkook sedikit nakal! Tidak bukan sedikit, Pria itu nakal sekali.
Tok!
Tok!
"Masuk." Jawabnya dingin.
Seorang wanita cantik dengan rambut blonde berkulit putih masuk dengan sopan, Dolly—sekretaris Jeon Jungkook. "Permisi, tuan. Diluar ada tuan Jimin. Beliau ingin bertemu dengan anda, sebelumnya sudah saya sampaikan bahwa hari ini tuan Jeon sedang tidak bisa diganggu."
"Biarkan dia masuk." jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di mejanya. "Baik tuan." setelah membungkukkan tubuhnya ia pergi dari ruangan Jungkook.
•••••
a/n : cerita ini sudah tamat dan akan dipublish secara bertahap.
best regards,
taniakyleee
KAMU SEDANG MEMBACA
bossie jeon // lizkook✔️
Short Story[COMPLETE] Berusaha bertahan untuk tetap tegar ditengah bencana yang terus menimpanya, Lalisa tidak pernah sekalipun putus asa. Ia berusaha bangkit dari keterpurukkan dengan bantuan teman-temannya. Dan kini, masalah baru datang lagi dikala dirinya...