Part 19

1.6K 148 0
                                    

"Foto itu..." Yuki menggantung kalimatnya.

"Namanya Nasya. Dia... " Yuki menatap Stefan tanpa berkedip.

"Teman aku." jawab Stefan.

"Teman?" ucap Yuki pelan.

"Iya. Teman. Eh, coba lihat ini...aku ngambil ini waktu aku di Milan." ujar Stefan mengalihkan pembicaraan lebih lanjut tentang Nasya. Yuki menatap Stefan lama.

"Aku juga pernah ke sana," ujar Yuki kemudian.

"Benarkah? Sendiri?" tanya Stefan antusias. Yuki menggeleng pelan.

"Aku dan Verrel. Kami ke sana berdua." ujar Yuki seraya beranjak dari duduknya lalu mengambil air minum. Stefan mendelik tajam. Lalu berjalan mendekati Yuki.

"Hanya berdua? Ngapain kalian ke sana berduaan?" tanya Stefan dengan suara yang agak meninggi.

"Menurut kamu apa yang dilakukan oleh dua orang, lelaki dan perempuan dewasa di sana?" tanya Yuki.

Stefan menatap Yuki lekat. Yuki menantang tatapan Stefan. Ia tidak berkedip sedikit pun. Stefan mendekat. Jarak di antara mereka hanya beberapa centi saja. Tiba-tiba Yuki merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Kalian berdua..." Stefan menggantung kalimatnya.

"Hanya melihat pemandangan. Lagian kami ngga..." Yuki tercekat. Ia bisa merasakan hembusan napas Stefan di hadapannya.

"Ngga apa?" tanya Stefan pelan. Yuki memejamkan kedua matanya.

"Ngga ngapa-ngapain..." jawab Yuki pelan. Stefan tersenyum geli melihat ekspresi Yuki yang terlihat tegang.

"Kenapa?" tanya Yuki bingung.

"Kamu lucu. Ayo kita keluar cari makan," ujar Stefan seraya berlalu dari hadapan Yuki. Yuki memandang Stefan kesal. Apa yang barusan lelaki itu lakukan? Batin Yuki.

= * =

Sepertinya Stefan ingin menghabiskan waktunya bersama Yuki selama di Jakarta. Buktinya hari ini ia mengajak Yuki untuk pergi jalan-jalan lagi. Kali ini mereka juga mengajak Gio, Max, Nina, dan Chika. Mereka berencana pergi ke taman hiburan. Awalnya Gio dan Max menolak. Pergi ke sana seperti anak kecil saja, begitu kata Max. Namun dengan wajah memelas yang dimiliki Yuki. Keduanya pun mengalah. Mereka akhirnya setuju untuk pergi ke taman hiburan. Mereka mencoba beberapa wahana ekstrem. Itu membuat mereka berteriak-teriak histeris saat menikmati wahananya.

"Kita naik bianglala yuk," ajak Yuki. Semua mendongak ke atas melihat bianglala raksasa. Mereka pun mengangguk setuju. Tapi tiba-tiba ponsel Yuki berdering.

"Halo... Apa? Dimana? Iya, saya akan cari dia," ujar Yuki dengan panik.

"Ada apa, Ki?" tanya Nina yang terlihat khawatir.

"Nino hilang." jawab Yuki pelan.

"Nino?" tanya mereka serempak. Yuki mengangguk pelan. Mereka saling berpandangan satu sama lain.

"Nino itu siapa?" tanya Chika mewakili sahabat-sahabatnya yang akan menanyakan hal yang sama. Siapa Nino? Kenapa Yuki begitu terlihat khawatir dengan keadaannya?

"Adik aku," jawab Yuki. Mereka semua terperangah kaget. Adik? Yuki memiliki seorang adik?

"Aku... Ceritanya panjang. Aku harus pergi sekarang. Mbak Sarti bilang Nino hilang," ujar Yuki seraya pergi dari hadapan sahabat-sahabatnya.

Mereka semua terdiam. Masih syok dengan apa yang dikatakan Yuki barusan. Yuki tidak pernah menceritakan Mamanya melahirkan anak lagi. Stefan tersadar dari keterkagetan tadi. Ia pun segera berlari mengejar Yuki.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang