1. Pertemuan

2.7K 209 3
                                    

"Itu yang lagi di dapur siapa?" Jungkook meneliti seseorang yang tengah berdiri dengan bulatan yang terlihat kenyal di bagian belakang.

"Oh, itu Taehyung, anakku," sahut Namjoon. "Tae sini!"

Taehyung yang dipanggil pun menghampiri ayahnya. "Ada apa yah?"

"Kenalkan ini Om Jungkook, dia sahabat ayah."

Taehyung melirik Jungkook, kemudian mengangguk. "Tae mau ke kamar dulu yah."

Jungkook membasahi bibirnya seraya menatap langkah Taehyung yang menjauh.

"Itu benar anakmu?"

"Iya, memangnya kenapa?"

Jungkook menggeleng. "Tidak ada sih, cukup sexy."

"Jangan macam-macam Kook, dia anakku." Namjoon menatap Jungkook  tajam.

"Memang kenapa sih? Aku bisa memberikan apapun untuknya," sahut Jungkook.

"Taehyung itu masih sekolah, dan aku tidak mau anakku berurusan denganmu. Lagipula harusnya kau sudah menikah dengan Jieun sekarang."

"Aku akan memutuskan Jieun, lagipula anakmu akan terlihat indah jika mengangkang di bawahku, dengan tatapan melas, memohon untuk disentuh."

"JEON JUNGKOOK!"

Napas Namjoon memburu. Dia sangat mengenal Jungkook, tipikal pria yang suka main-main. Namjoon tidak ingin anaknya dijadikan salah satu bonekanya.

"Lebih baik kau pergi!" Usir Namjoon.

"Sure," sahut Jungkook seraya melangkah keluar dari rumah keluarga Kim.

"Tunggu Daddy sayang," lirih Jungkook melirik kamar Taehyung dari luar rumah.

*
Keesokan harinya bel rumah berbunyi. Namjoon membuka pintu.

"Ada apa ya Pak?"

"Saya ingin mengantar pesanan."

Namjoon mengernyit. "Pesanan? Saya tidak pernah memesan apa-apa."

"Disini disebutkan pesanan untuk Kim Taehyung," jawab orang itu.

Namjoon menatap penuh selidik. "Tunggu sebentar saya tanya anak saya dulu apakah benar dia yang memesan makanan ini."

Namjoon berjalan ke kamar Taehyung. Ia membuka pintu dan menemukan Taehyung yang tengah mengemut lolipop sambil main hp.

"Tae, apa kamu memesan makanan?"

Taehyung menoleh. "Pizzanya sudah datang?"

Namjoon mengangguk. "Jadi benar kamu yang memesan?"

"Iya, memangnya kenapa?"

"Tidak apa-apa. Ya sudah sana ambil pesanan kamu."

Taehyung mengangguk dan segera keluar untuk mengambil makanan pesanannya.

"Terima kasih ya Pak."

Taehyung menerima paket yang berisi salah satu makanan kesukaannya itu. Ia tersenyum senang.

"Eum tunggu!"

Taehyung yang ingin masuk ke dalam rumah terhenti dan menoleh pada sang pengantar makanan yang memanggilnya.

"Kenapa?"

"Um itu ... hari ini perusahaan kami sedang berulang tahun, maka dari itu setiap pembelian satu kotak pizza akan mendapat dua cola."

Taehyung tersenyum dengan mata berbinar. "Wah benarkah?!"

"Betul."

Taehyung menyambut dua botol cola itu. Ia beruntung sekali karena memesan pizza hari ini, coba hari biasanya mana ada cola gratis.

"Yah ayo makan sama-sama," ajak Taehyung pada Namjoon yang tengah membaca koran.

"Kau makan saja."

Taehyung mengangguk antusias dan mulai memakan dengan senyum mengembang.

Namjoon melirik Taehyung dan terkekeh melihat cara anaknya makan seperti anak umur lima tahun.

"Oh iya, kamu beli cola juga?"

Taehyung mengangguk. "Ayah mau? Ambil aja, satu buat Tae satu buat Ayah."

Namjoon mengangguk dan meraih cola itu. "Ayah ke kamar dulu ya."

Taehyung mengangguk dengan pipi mengembung karena makanan.

Setelah kepergian Namjoon, Taehyung kembali memakan pizza hingga habis samuanya. "Huah kenyang."

Taehyung meraih sebotol cola dan ia teguk hingga tersisa setengah.

"Sekarang waktunya beres-beres!" Seru Taehyung.

Taehyung mulai memungut bekas makannya dan membuangnya pada bak sampah. Setelah selesai Taehyung bertepuk tangan dengan senang.

"Ugh, pusing," gumam Taehyung.

Taehyung berpegangan pada tembok dan menekan pelipisnya untuk mengurangi kepalanya yang tiba-tiba memberat.

"Hiks Ayah."

Taehyung menidurkan diri di sofa sambil terisak pelan.

Kepalanya sangat sakit membuat Taehyung memejamkan mata, beberapa saat kemudian tidak ada lagi pergerakan dari Taehyung.

Entah Taehyung tidur atau pingsan?

TBC

Daddy (Kookv) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang