PART 1

1.5K 1.1K 597
                                    

Hai! Terimakasih untuk yang berkenan mampir. Selamat membaca. Simpan yang baik, buang yang buruk. Semoga kalian bisa memetik hikmahnya:)

"Mencintai sepihak itu menyakitkan kawan,"


Theme Song edisi cerita kali ini
|Give Love_ AKMU|


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pollow Author yuk
Tap tap bintang gratis kok😛
Mari kita mulai...



"Ketahuilah, senyummu bagaikan bulan sabit yang selalu kunantikan tiap harinya."


Hari ini tepat dimana aku mulai melanjutkan mimpiku. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Namun, hal yang aku tidak sukai adalah MPLS. Ya, yang terbayang difikiranku adalah lari larian kesana kesini mencari tanda tangan anggota OSIS, panas panasan dilapangan, menerima materi hingga ketiduran, dan masih banyak lagi.
       
Mari kukenalkan siapa diriku. Namaku Viola Martina, cewek berkacamata dengan tatanan rambut dikuncir satu. Aku bukan cewek nerd yang nanti ditengah kisah selalu dibully. Bukan juga anggota most wanted dingin yang dipuja puja banyak orang. Aku cewek biasa. Tidak pintar dan juga tidak bodoh. Orang orang sering memanggilku dengan sebutan Vivi.  Keringat di dahi meluncur bebas. Tatanan rambut yang semula rapi menjadi hancur tak karuan. Kulihat gerbang sekolah nyaris saja ditutup, jika aku tidak bisa mengimbangi langkah. Bertuliskan SMP ANTARIKSA didepan gerbang tembok tinggi itu.

"Pak satpammm, buka dong!" perintahku dengan seenak jidat.

Satpam lelaki dengan kumis tipis dan rambut yang terlihat uban disamping kanan menghembuskan nafas lelah melihat keadaanku tak karuan. Perlahan gerbang itu bergeser menampilkan shaf barisan disana. "Ya udah cepet,"

"Fyuhh, untung saja," batinku.

Aku berlari dengan kecepatan kilat. Tas hitam yang kutenteng bergoyang dengan lihai. Sepatu tali,yang semula tertali dengan rapi, sekarang copot dengan sendiri. Menembus puluhan orang yang menurutku juga sama telatnya sepertiku. Akhirnya, aku sampai di pinggir lapangan sekolah. Sejenak menetralkan kembali deru nafas agar kembali normal. Dengan kerlingan mata melihat suasana sekolah baru.
"Tidak buruk,"  Itu kata yang muncul pertama kali dibenakku. Lapangan luas dengan desain lapangan basket. Samping kanan kiri ada ring bola basket juga. Apalagi di tengah tengah lapangan ada panggung dengan atap diatasnya. Pohon pohon besar juga berjajar rapi ditepian lapangan. Ada juga tempat semacam untuk pembina upacara menyampaikan amanat di pinggir lapangan, disertai dengan tiang bendera didepannya. Aku yakin, aku akan betah di sekolah ini.

ArkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang